"Kalau Ada Waktu" buat anak-anak


Isa Alamsyah

Malam ini nampaknya akan jadi salah satu malam tersibuk,

karena saya harus menyelesaikan finishing 4 buku di satu malam di rumah.

Segala rencana sudah disiapkan, jam berapa sampai jam berapa mengerjakan yang mana dan seterusnya

sehingga sebelum tengah malam bisa selesai. Begitu rencananya.

Tiba tiba si bungsu Adam datang dan minta ditemani untuk melatih speed lari menggunakan treadmill.

Karena memang pelatih bola menganjurkan Adam berlatih speed, saya menemani Adam latihan, meninggalkan kerja.

Saya tidak mau menunda, mumpung ia sedang semangat dan untuk jaga momentum.

Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih cukup.

Setelah selesai dan sama-sama kelelahan, saya mulai duduk depan komputer dan siap bekerja mengejar target.

Belum lama berselang, setelah mengganti bajunya yang basah kuyup, Adam datang lagi ke kamar kerja,

kali ini minta diajarkan matematika, pecahan, desimal, persen, dll.

Sekali lagi saya tunda kerja, dan coba menerangkan sebaik mungkin cara mudah agar Adam bisa mengerti.

Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih bisa dikejar.

Belum selesai menemani Adam belajar, kali ini si sulung Salsa datang.

Ia mengajak diskusi tentang proyek presentasinya atau proyek workshop dari sekolah.

Kami berdiskusi cukup lama, apakah sebaiknya menggunakan power point atau movie maker,

bagaimana menentukan tema dan angle menarik dari workshopnya.

Selama diskusi, Adam sesekali menyelak untuk bertanya soal-soal matematika yang tidak dimengertinya.

Tanpa terasa (sebenarnya terasa sih), waktu sudah menjelang tengah malam, dan anak-anak harus tidur,

dan tidak satupun pekerjaan yang harus saya kerjakan sempat terpegang.

Nampaknya semua rencana tidak berjalan.

Dan saya mengantarkan anak-anak tidur.

Maklumlah, ibunya anak-anak sedang di luar kota, jadi malam ini saya urus anak-anak.

Selepas mereka tidur, saya baru bisa mulai bekerja dan tidak tidur sampai subuh.

Ada saat rasanya ingin mengatakan, "Please I'm busy" atau " Saya sedang sibuk, jangan diganggu!" dsb

Tapi saya memilih untuk membiarkan anak-anak mengganggu saya bekerja.

Seringkali orang tua berkata "Saya sibuk" ketika diganggu anak-anaknya.

Bahkan ada yang marah ketika diganggu saat bekerja di rumah.

Daripada menolak keinginan anak yang membutuhkan waktu saya,

saya memilih untuk menunda waktu kerja untuk anak-anak dan mengorbankan waktu tidur sebagai gantinya.

Kenapa? Karena rasanya tidak fair, waktu siang kita bekerja anak-anak sudah tidak bisa bertemu,

dan ketika malam pun pekerjaan mengambil waktu anak-anak kita.

Saya selalu ingat "Why"

Salah satu alasan kenapa saya harus bekerja, harus lembur mengejar target kerja adalah

agar anak-anak lebih sejahtera dan bahagia.

Agar ketika sejahtera, saya punya waktu bebas bersama anak-anak.

Jadi tidak fair rasanya kalau saya harus korbankan anak-anak karena sesuatu yang saya lakukan untuk MEREKA juga.

Karena anak-anak adalah "WHY" atau salah satu alasan saya bekerja,

jadi saya tidak mau membalik mengorbankan mereka karena pekerjaaan.

Tapi ini bukan berarti Anda tidak bekerja profesional.

Saya tetap mengejar target, hanya saja saya korbankan waktu tidur, bukan waktu bersama anak-anak.

Kadang-kadang memang harus demikian.

Salah satu yang paling dibutuhkan anak dari orang tua adalah "WAKTU"

Paling ideal adalah memberikan KWANTITAS dan KUALITAS WAKTU.

Kalaupun belum sanggup minimal KUALITAS WAKTU.

Waktu berkualitas adalah PERHATIAN.

Di antara kebutuhan waktu tersebut ada yang disebut MOMENTUM.

Hadiah waktu terbaik adalah MOMENTUM yang TEPAT.

Dan MOMENTUM yang tepat adalah saat mereka MEMBUTUHKAN.

Kapan saat anak-anak membutuhkan ORANG TUA, ya saat mereka meminta dan datang kepada kita.

Karena itulah saya sering meninggalkan kesibukan jika MOMENTUM kebutuhan anak datang.

Karena HADIAH terbaik adalah hadiah yang diberikan saat dibutuhkan.

Seringkali dalam seminar dan workshop motivasi saya tekankan:

"Segeralah kaya ketika muda. Segeralah sejahtera ketika anak-anak masih kecil"

Kenapa? Karena mereka butuh waktu kita ya saat mereka masih kecil.

Jangan tunggu punya kebebasan waktu ketika pensiun, atau makmur ketika tua.

Karena ketika tua mereka sudah punya teman, sudah punya organisasi dan sudah sibuk dengan dirinya sendiri.

Jangan disaat mereka sudah matang dan sibuk kita malah mengganggu mereka.

Apalagi kalau menunggu tua baru punya waktu, mungkin kesehatan kita juga sudah parah.

Karena itu, BUAT WAKTU untuk anak anak. Jangan KALAU ADA WAKTU.

Kalau kesejahteraan finansial belum cukup maka berikan WAKTU.

Waktu yang Anda miliki, dengan waktu yang dimiliki orang terkaya di dunia jumlahnya sama, 24 jam sehari.

Gunakan kekuatan WAKTU untuk membahagiakan anak.

Jangan katakan KALAU ADA waktu, karena SELALU SAJA ADA KESIBUKAN.

Waktu HARUS DISEDIAKAN, dan DISIAPKAN dan DIJATAHKAN untuk anak-anak kita.

0 Comments

Post a Comment