Temukan sumber masalah sebelum terlambat

Temukan sumber masalah sebelum terlambat
Isa Alamsyah

Kisah nyata di Amerika ini mungkin akan memberi pelajaran buat Anda.
Seorang bayi mungil yang cantik baru saja lahir dan membuat kedua orang tuanya begitu bahagia. Pasangan suami istri itu begitu bersemangat untuk mengisi hari-hari bersama gadis kecil mereka.
Tapi apa daya, sekalipun begitu banyak cinta diberikan, sang bayi tidak banyak menunjukkan sikapnya yang menghormati orang tua.
Di usia satu tahun belum terjalin komunikasi yang baik antara sang bayi dan kedua orang tuanya. Di usia dua tahun bayi tersebut seringkali mengabaikan larangan orang tuanya.
Di usia tiga tahun sang bayi masih tetap mengabaikan nasehat orang tuanya hingga kedua orang tua mencapnya sebagai anak "NAKAL" yang susah dinasehati.
Tapi di tahun ketiga ini pula akhirnya orang tua menyadari kesalahan mereka.
Sebuah KESALAHAN yang FATAL.
Tahukah Anda apa kesalahannya?
Ternyata selama 3 tahun orang tua tersebut tidak tahu bahwa anak mereka tuli.
Ya, di usia 3 tahun baru diketahui bahwa sang bayi tuli.
Jadi selama ini bayi tersebut bukan mengabaikan orang tua, tapi tidak mendengar apa-apa.
Can you imagine that?
Entah bagaimana itu bisa terjadi, tetapi kalau saja orang tua percaya sedikit saja pada anak tersebut bahwa ada sesuatu dibalik ketidaknurutan anak tersebut, mungkin masalah ini lebih cepat terdeteksi.

Kisah lain juga terjadi di Indonesia.
Ada seorang anak yang kerjanya kencing terus.
Kalau berpergian, baru kencing di stasiun bensin ini lalu minta kencing lagi di stasiun bensin lain.
Usianya sudah 7 tahun tapi tidak bisa menahan kencing lebih parah dari anak bayi.
Orang tuanya kadang kesal melihat anaknya yang selalu kencing sehingga membuat mobil sering berhenti mampir hanya untuk ke toilet.
Ini terjadi cukup sering.
Sampai akhirnya segalanya terlambat.
Ternyata sang anak terdiagnosa menderita diabetes, dan karena terlambat diketahui,
sang anak akhirnya meninggal. Innalilah.
Seandainya saja orang tua bisa percaya bahwa apa yang dirasakan anak adalah benar, seandainya saja orang tua percaya ada sesuatu yang tidak beres, bukan pada anaknya, tapi pada kondisi nya, mungkin akan ada bedanya.

Ya, prasangka baik pada anak,
bisa membuat kita memutuskan sesuatu dengan lebih tepat.
Kadang kita melihat anak malas belajar atau malas ke sekolah, lalu kita bilang dia anak malas. Padahal mungkin dia sedang menjadi korban abuse teman-temannya di sekolah hingga kehilangan semangat belajar. Jadi pada kasus ini masalah abuse (diskriminasi di sekolah) yang harus diselesaikan bukan dengan memukul anak kalau tidak belajar.

Jadi setiap kali anak menimbulkan masalah, maka tugas orang tua adalah mendeteksi secara integral apa yang terjadi.
Kadang yang kita lihat sebagai sebab, adalah akibat bukan sebab.
Jadi pastikan kita mengatasi masalah dari sumber masalahanya bukan akibat turunannya.

Ini tidak hanya berlaku dalam parenting tapi dalam kehidupan keseluruhan.
Temukan sumber masalah, baru kita bisa mengatasi masalah.

Orang dulu bilang
"Tidak ada asap kalau tidak ada api"
Jadi sehebat apapun kita buang asap dia akan tetap muncul kecuali apinya dimatikan.





3 comments

  1. keren juga........
    haru selalu membuka mata pada saat keadaan apa pun.

    ReplyDelete
  2. rasa peka dan respek memang harus tetap dipupuk.
    segala sesuatu akan teramati dengan baik kalau kita peka....

    ReplyDelete
  3. mungkin ini terjadi kepada adikku. karena dia malas belajar dan sekolah -_________-

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon