Dedikasi Seorang Kiper

Dedikasi Seorang Kiper
Isa Alamsyah

Ada seorang kiper futsal yang menurut saya mempunyai dedikasi luar biasa.
Namanya Indra.
Seberapa sulit apapun bola yang menuju ke gawangnya selalu dihalaunya, sekuat tenaga, sesulit apapun, sebahaya apapun.
Pernah suatu kali bola ditendang keras penyerang ke arah tengah,
ia menangkis dengan keras dan bola memantul ke arah kiri.
Dalam hitungan detik, pantulan itu ditendang lagi lawan dari arah kiri,
ia meloncat ke gawang kiri ternyata bola kena tiang, bahkan kepalanya pun terbentur tiang,
sialnya bola memantul ke kanan dan tertahan di kaki lawan di sebelah kanan
dan kali ini tendangan langsung dari arah kanan,
buzzz, semua pendukung lawan sudah sorak sorai karena pasti goal,
sebab kiper sedang dalam posisi terjungkal di posisi kiri.
Ternyata entah bagaimana, Indra tiba tiba sudah berbalik ke kanan
dan ujung jarinya sempat menyentil bola, sehingga bola nyasar ke kiri luar gawang.
Semua sorak sorai berhenti. Goal sekali lagi gagal disarangkan.
Baik lawan maupun lawan mengakui dedikasinya menjaga gawang.
Berapa gajinya?
NOL! Tidak digaji alias gratis. Ini pertandingan just for fun.
Lalu kenapa ia begitu bertanggung jawab.
Karena ia sadar ketika ia setuju menjadi kiper, maka ia bertugas menjaga gawang.
Ia sadar ketika setuju menjadi kiper maka ia menjadi benteng terakhir pertahanan timnya.
Bukan masalah gaji, tapi masalah komitmen.
Ia berdedikasi karena ia punya komitmen.

Artikel ini justru saya tulis bukan karena baru saja menyaksikan aksi Indra.
Melainkan karena saya baru menyaksikan aksi Aldi,
seorang anak SMP yang juga jadi kiper untuk tim futsalnya.
Sama seperti Indra ia juga membuat lawan frustasi karena dedikasinya menjaga gawang.
Juga sama seperti Indra ia juga tidak digaji.

Keduanya mengingatkan saya dengan prinsip KOMITMEN dan DEDIKASI.
Dua kata ini yang sebenarnya akan membuat bangsa kita akan maju atau terpuruk.

Seringkali kita mendengar kasus korupsi merebak di tanah air,
baik di swasta maupun pemerintahan.
Banyak yang bilang penyebab korupsi adalah gaji yang kecil.
Padahal kenyataannya, banyak kasus korupsi dilakukan oleh pejabat tinggi dan bergaji besar, dan sebagian besar korupsi dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan untuk memenuhi keserakahan dan hidup mewah.
Jadi bukan gaji kecil yang membuat orang korupsi tapi mental yang kerdil, jiwa dan iman yang kecil.
Berapapun gaji kita berikan, kalau tidak ada KOMITMEN dan DEDIKASI korupsi akan tetap marak.
Sebaliknya kalau punya komitmen dan dedikasi, sekecil apapun gaji akan bekerja sebaik mungkin.

Semoga saja kita termasuk orang yang memegang komitmen dan berdikasi atas komitmen kita.
Kalau kita setuju menerima pekerjaan dengan gaji kecil, artinya kita tahu bahwa kita akan bekerja dengan dedikasi tinggi sekalipun gajinya kecil.
Percayalah kalau kita memegang komitmen dan berdedikasi dalam bekerja, sekalipun gajinya kecil, pasti akan ada pintu rizki halal yang terbuka.

Banyak yang sudah membuktikannya.
Beberapa figur bisa dilihat di buku No Excuse! bahasan "Saya tidak punya Fasilitas".
Mereka bergaji kecil atau fasilitas kurang, tapi tetap berdedikasi,
dan mencapai sukses.

5 comments

  1. Ini adalah untuk yang pertama kalinya saya memberikan komentar dari sekian kali keinginan memberi komentar..
    Jujur, sebenarnya setiap selesai membaca artikel dari "Komunitas Bisa" yang dikirimkan via email saya, saya selalu tergerak untuk memberikan komentar tapi tidak pernah jadi berkomentar karena saya selalu terlambat ketika membuka email..
    Memang saya membuat email lebih karena tuntutan minimal (aktivasi akun) yang harus saya penuhi ketika saya ingin berpartisipasi di forum2 diskusi..
    Kembali ke topik :

    Ya,saya setuju dengan opini di atas. Negeri tercinta ini memang banyak menyimpan masalah, yang sebenarnya sangat urgent untuk segera diurai..
    Walau banyak masalah tapi sebenarnya tidak banyak tuntutan untuk membenahinya.. Tuntutan2 tersebut di antaranya ya adanya KOMITMEN dan DEDIKASI tsb, terutama bagi mereka2 yang memiliki akses untuk membangun (ekskutif, legislatif, yudikatif) or mensupport (birokrasi, profesional,pers, budayawan,dll)kesejahteraan masyarakat, selain mesti dijunjung tingginya amanah yang melekat pada setiap diri pemangku amanah..

    ReplyDelete
  2. semoga saja kita bisa seperti itu terus.aamiin

    ReplyDelete
  3. Makasi Mas Isa :) Sbg kiper futsal utk tim saya, saya jadi geer senyam senyum sendiri baca artikel ini :) Makasi ya Mas, stelah baca artikel ini saya malah br nyadar tanggung jawab saya jd kiper futsal alias pemain terakhir penjaga gawang tuh besar rupanya :)

    ReplyDelete
  4. KOMITMEN dan DEDIKASI.. nampaknya itu masih menjadi dua kata yang tetap menjadi krisis di negeri kita ini, andai dua kata tersebut dapat dilestarikan pada setiap jiwa anak bangsa, tentunya Indonesia BISA menjadi lebih baik.. :)

    ReplyDelete
  5. ada semacem pendaftaran gak gan....

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon