Ketika usia divonis kematian sudah dekat, apa yang Anda lakukan?

Ketika usia divonis kematian sudah dekat, apa yang Anda lakukan?

Isa Alamsyah


Dokter secara terus terang mengatakan padanya bahwa usianya hanya tersisa 3 bulan atau paling lama 6 bulan.

Kali ini dokter begitu yakin kanker pankreas yang dideritanya tidak akan bisa disembuhkan setelah kemo terapi dan berbagai cara yang ada sudah dilakukan.

Dosen yang baru tahun sebelumnya baru tahu ia menderita kanker pankreas tersebut sadar kematiannya sudah dekat.


Ada banyak pilihan yang bisa dilakukannya 63 atau 6 bulan menjelang kematiannya.

Ia bisa menghabiskan waktu sebanyak banyaknya bersama istri dan anak-anaknya yang masih kecil.

Ia juga bisa pergi ke tempat yang diimpikannya sebelum kematiannya.

Ia juga bisa memilih untuk membuka usaha untuk menjamin masa depan anak-anaknya.


Tapi tahukah apa yang dipilihnya?

Ia memilih untuk menulis buku.

Ya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya.

Dosen ini mengajak satu penulis untuk menulis buku bersamanya.


Kenapa ia menulis buku?
Karena ia sadar, buku akan menjadi warisan berharga untuk anak-anaknya.

Ia sdar karena buku bisa menjadi pegangan abadi buat anak-anaknya.

Ia sadar, bahwa buku bisa menjadi inpirasi dunia.


Ia tahu keluarganya sebenarnya membutuhkannya lebih dari kapanpun, karena waktunya tinggal sedikit.

Tapi ia tetap sibuk menghabiskan waktu di tiga bulan terakhir menyelesaikan buku pertama dan terakhirnya.


Apakah keputusannya benar?
Akhirnya waktu yang membuktikan.


Bukunya membuat ia abadi.

Ya, ini adalah kisah nyata Randy Pausch penulis buku "The Last Lecturer".


Sebagian isi bukunya menjadi bahan ceramah terakhirnya di Universitas.

Universitas tempatnya bekerja mempunyai tradisi memberi kesempatan pada dosen (profesor) yang karena suatu hal tahu bahwa mereka menjelang ajal untuk memberikan ceramah terakhir.

Rekaman dari ceramahnya yang diupload di youtube diakses belasan juta orang.


Dari bukunya ia dibayar US $6.7 juta (Rp 60 miliar-an) dari penerbit.

Buku tersebut dicetak perdana 400.000 kopi dan dicetak ulang hingga terjual sebanyak 4,5 juta kopi di Amerika saja.

Bukunya sudah diterjemahkan dalam 46 bahasa.

Selama 85 minggu bertahan di daftar New York Best Seller.


Keputusannya membuat buku justru menghidupkannya lebih lama.

Buku membuat semangatnya menjadi warisan abadi bagi anak-anaknya dan dunia.


Seandainya ia hanya memilih bersama anak-anaknya menghabiskan 6 bulan yang tersisa.

Mungkin ia hanya jadi kenangan indah bagi keluarga.


Tapi buku membuatnya inspirasi keluarga dan dunia.


Belajar dari Randy Pausch, kenapa kita mulai menulis dan menyiapkan buku karya kita.

Satu buku sebelum Mati, Bisa! No Excuse!


Penghargaan untuk Randy Pausch setelah "The Last Lecturer"

  • The Pittsburgh City Council declared November 19, 2007 to be "Dr. Randy Pausch Day".[46]
  • In May 2008, Pausch was listed by Time as one of the World's Top-100 Most Influential People.[1]
  • Randy was named Pittsburgher of the Year 2008.[47]
  • On May 30, 2008, Randy received a letter from then President George W. Bush thanking him for his commitment to the Nation's youth.[48]
  • On February 4, 2009, The Walt Disney Company dedicated a tribute plaque at Walt Disney World near the "Mad Tea Party" attraction with a quote by Randy that reads "Be good at something; It makes you valuable ... Have something to bring to the table, because that will make you more welcome."[49]
  • The Walt Disney Company also created the Disney Memorial Pausch Fellowship at Carnegie Mellon University, which will support two graduate students.[50]
  • Per Jared Cohon's announcement on the day of the Last Lecture, a raised pedestrian bridge at CMU that connects the Gates Computer Science building and the Purnell Center for the Arts is named after Pausch, symbolizing the way he linked the two disciplines.[22]

1 comment


EmoticonEmoticon