Yang penting usaha bukan hasil, bijak tapi menyesatkan.

Yang penting usaha bukan hasil, bijak tapi menyesatkan.

Isa Alamsyah

Beberapa hari lalu saya memasang status:

"Yang penting usaha bukan hasil, kelihatannya bijak tapi menyesatkan.

Itu berlaku dalam penilaian Tuhan, tapi antar manusia ini bisa membuat Anda kehilangan klien,

kerjaan, pelanggan, dsb. Menurut Anda?" Sebelum saya memasang status ini, saya tahu pasti akan ada perdebatan,

tapi toh saya pasang juga karena justru diskusinyalah yang perlu ditumbuhkan.

Seringkali kita dengar kalimat seperti ini:"Jangan hanya lihat hasil, tapi lihatlah proses"

"Proses juga harus dihargai, jangan hasilnya saja"

"Yang penting usaha, hasilnya Tuhan yang menentukan"

Bagaimana kelihatannya? Kelihatan bijak, bukan?

Tapi apakah benar demikian?

Bayangkan, misalnya Anda punya 2 orang pegawai bagian pemasaran komputer server.

Pegawai pertama orangnya rajin. Dia menelepon dan presentasi ke 100 orang setiap bulan, tapi tidak bisa menjual barang satu pun.

Dan setiap bulan Anda tetap harus menggajinya sekalipun ia tidak menghasilkan apa-apa.

Pegawai kedua, kelihatannya santai saja.

Dia hanya menelepon 20 orang setiap bulan tapi bisa menjual 20 unit komputer.

Dia juga mendapat gaji, tapi hasil penjualannya membuat perusahaan mampu menggaji dia,

memberi keuntungan perusahaan serta membuat perusahaan mampu

menggaji yang pegawai yang tidak produktif seperti orang pertama.

Bagaimana dengan ilustrasi di atas?

Apakah Anda memilih punya pegawai seperti orang pertama, rajin, terus berusaha tapi tidak memberi hasil.

Apakah Anda memilih pegawai kedua yang tenang, terkesan lebih sanatai, santai tapi hasilnya signifikan.

Silahkan jawab sendiri.

Manusia butuh hasil.

Karena tanpa hasil kita tidak bisa survive.

Sumber daya manusia terbatas.

Kalau Anda bekerja pada manusia dan hanya menawarkan janji kerja keras,

bersumpah akan berusaha sekuat tenaga, tapi tidak memberikan hasil.

Siap siap saja kehilangan pekerjaan. Itu realitas dan itu logis.

Sedangkan Tuhan, Ia mempunyai kekuatan yang tidak terbatas,

Baru niat baik saja kita sudah dihitung satu kebaikan.

Kalau kita berusaha gagal, usahanya saja sudah dapat pahala.

Kalau gagal terus, tapi berusaha terus dan tetap gagal terus, Tuhan tetap bisa memberi pahala.

Karena sumber daya Tuhan tidak terbatas.

Pemahaman 'yang penting usaha, bukan hasil' bisa menyesatkan karena

membuat kita merasa nyaman sekalipun tidak berhasil,

merasa kita sudah mencapai sesuatu padahal belum kemana-mana.

Mungkin lebih bijak begini

Proses dan sukses sama pentingnya,

Usaha dan hasil sama pentingnya.

Tapi pada prakteknya tetap saja manusia butuh hasil, lebih dari lainnya.

Tapi semua terserah Anda.Kalau Anda tetap percaya 'yang penting proses bukan hasil' juga tak apa.

Toh masing-masing akan menanggung akibat atas apa yang dipercayainya.

Kepada orang lain, terutama kepada anak-anak, saya sendiri sering juga mengatakan:

"Yang penting sudah berusaha, hasil kita lihat nanti"

Tapi itu dalam rangka tetap menyemangati, tetap memberi penghargaan atas kerja,

agar semangat mereka tidak surut.

Tapi terhadap diri sendiri saya selalu mengatakan:

"Saya harus berhasil, kerja keras tanpa hasil berarti masih kurang keras, masih kurang cerdas".

Bagaimana dengan Anda?

0 Comments

Post a Comment