Leadership tanpa kekerasan gaya Jokowi (Walikota Solo)
Leadership tanpa kekerasan dan excuse gaya Jokowi (Walikota Solo)
Tokoh Perubahan 2010 Republika

Baru beberapa saat setelah Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai walikota Solo, kepala Satpol PP datang kepadanya untuk meminta dana untuk membeli 600 pentungan dan 600
tameng. Maklum saat itu pedagang kali lima merupakan salah satu sumber kesemrawutan di kota Solo.

Joko tersentak, dan berkata;" Saya tanya, mau menggebuki atau mengayomi rakyat?"
Sejak saat itu Joko memerintahkan seluruh tameng dan pentungan dikumpulkan dan dimasukkan dalam gudang dan dikunci.
Untuk mempertegas citra pemerintahan tanpa kekerasan, Joko juga mengganti sosok kepala satpol PP yang identik dengan pria besar berwajah garang dengan seorang wanita.

Lalu apakah ia berhasil menertibkan pedagang kaki lima tanpa kekerasan?
Tidak hanya sukses ia kini bahkan menjadi tokoh inspirasi.
Republika baru saja menobatkannya sebagai salah satu tokoh perubahan 2010.
Sebelumnya, pada tahun 2008 ia terpilih sebagai tokoh pilihan 2008 versi majalah Tempo.

Menertibkan kesemrawutan tanpa kekerasan memang bukan perkara mudah.
Konon, untuk memindahkan pedagang kaki lima Banjarsari saja, Jokowi mengajak para pedagang untuk makan siang bersama lebih dari 50 kali. Ia baru mengungkapkan rencana pemindahan PKL tersebut setelah makan siang ke-54.

Pemindahan pedagang kaki lima ke lokasi baru pun dilakukan dengan tanggung jawab.
Ia mengadakan pawai meriah khusus untuk prosesi pemindahan pedagang tersebut.
Pawai ini membuat lokasi baru tersebut diserbu masyarakat.

Jokowi juga memegang prinsip No Excuse! dalam membangun kota Solo.
Kota Solo bisa dikatakan sebagai kota dengan sumberdaya terbatas.
Wilayahnya sempit dan sulit untuk dikembangkan, kalau saja ia mau excuse.
Industri berkembang di sekitar Solo bukan di wilayahnya, perumahan baru dibangun di luar kota Solo, bahkan Airport berada di luar kota Solo.

Tapi Jokowi juga sadar, masih ada potensi yang bisa dikembangkan.
Orang dengan prinsip No Excuse akan fokus pada yang ada bukan apa yang tidak ada.

Ia membangun sumber daya manusia (human resourses), dimulai dari aparat, bahkan dimulai dari dirinya sendiri.
Sebagai pemimpin ia menunjukkan pola hidup sederhana. Mobil dinasnya adalah mobil bekas pejabat sebelumnya; Hyundai Trajet dan Toyota Camry yang berusia lebih dari 10 tahun. Semasa dinas, Camry-nya sudah mogok 4 kali. Supirnya sering jadi bahan cemooh supir dari walikota atau bupati wilayah lain.
Bagi Joko, kesederhanaan membuatnya bisa fokus dalam bekerja untuk rakyat, tidak berpikir memperkaya diri sendiri.

Untuk membangun SDM aparat, ia mengadakan pelatihan rutin untuk pegawainya. Karena pelayan profesional aparat akan mempermudah pengembangan kota. KTP, yang dulu dibutuhkan waktu berminggu untuk membuatnya, kini bisa dibuat hanya dalam waktu 1 jam dengan biaya cuma Rp 5.000.

Untuk membangun SDM rakyat, Joko memberi dukungan penuh pada pengusaha lokal.
Ia juga membuka kran investasi yang siap menggandeng pengusaha lokal atau memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Sejak awal walikota yang berlatar belakang pengusaha furnitur ini, sudah menempatkan pemihakannya kepada rakyat.
Dalam 5 tahun pemerintahannya, ia mendirikan 15 pasar tradisional, padahal sebelumnya tidak ada pasar tradisional baru selama 30 tahun.
Ia memilih untuk membuat satu pasar tradisional milik puluhan warga daripada puluhan hipermart milik satu pengusaha.
"Kami ingin bukan hipermart yang banyak di Solo, tapi pasar tradisional dan pedagang kecil," ujarnya.

Potensi lain yang dilirik adalah tanah-tanah terlantar. Taman Belekambang yang terlantar dijadikan taman, begitu juga tanah terlantar lainnya. Untuk keindahan kota, ia juga merapihkan kabel listrik yang semrawut .

Setelah pembenahan kota berjalan baik, sang walikota masuk ke agenda berikutnya.
Ia mencanangkan kota Solo sebagai kota Meeting, Incentive, Convention dan Exibition.
Menjadikan Solo sebagai daerah kunjungan wisata dan seminar dengan memanfaatkan hotel yang ada dan peninggalan sejarah yang tersisa.
Kunjungan orang dari luar berarti uang masuk ke kantong-kantong orang di kota Solo.

Ia menerapkan pemerintahannya sebagaimana ketika menjalankan bisnis.
Ia memulai dengan menciptakan branding kota Solo. Sang walikota mendaftarkan Solo sebagai anggota organisasi Kota-Kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006.
Pada Oktober 2008 ia berhasil mengadakan konferensi organisasi tersebut di Solo.
Pada tahun 2007 kota Solo menjadi tuan rumah Festival Music Dunia di kompleks benteng Vastenberg yang sebelumnya sempat terancam tergusur untuk dijadikan pusat perbelanjaan dan bisnis. Pada tahun 2008 FMD diadakan lagi di komplek Istana Mangkunegaraan.

Usahanya membawa hasil, Solo berkembang pesat, dan rakyat kembali memilihnya menjadi walikota untuk periode berikutnya sampai 2015.
Semoga Pak Walikota tetap konsisten dengan visinya dan berhasil mencapai impiannya membangun Solo menjadi kota sekelas kota-kota di Eropa.

Jabatan politik di Indonesia mungkin hanya bisa di pegang maksimal 10 tahun, tapi kita bisa abadi dengan karya kita ketika menjabat.
Selamat atas terpilihnya Sang Walikota sebagai Tokoh Perubahan 2010, semoga semakin menginspirasi.



Workshop Menulis Anak

Workshop Menulis Anak


Workshop Menulis Anak (Fiksi)
Event Mendatang: Maret 2010 (tanggal belum ditentukan)

Nama: Asma Nadia Fun Writing Workshop
Instruktur : Asma Nadia dan Isa Alamsyah
Durasi : Jam 09.00 s.d. 17.00
Istirahat dan makan siang: 12.00 s.d. 13.00
Tea break: 15.00 - 15.30
Peserta : Anak usia ideal 7 s.d. 13 tahun
Fasilitas: Modul. sertifikat, starter kit, dan karya yang layak akan diterbitkan.

Apa itu workshop menulis anak?
Workshop menulis anak adalah workshop yang dirancang khusus untuk membekali anak mengerti menulis fiksi dengan standar yang baik.
Dalam workshop ini anak-anak akan dilatih untuk:
1. Mencari dan mengembangkan ide dan memilih tema
2. Menentukan dan mendeskripsikan karakter.
3. Memilih plot atau alur serta memikirkan peristiwa.
4. Memikirkan ending yang menarik.

Karena acara ini dikhususnya untuk anak anak, maka metode pelatihan dibuat fun tanpa meninggalkan target materi kursus.

Pra workshop:
Bagi 20 pendaftar pertama diberi fasilitas untuk mengirimkan karya maksimal 6 halaman yang akan dibaca dan dikoreksi langsung oleh Asma Nadia.

Target bagi peserta:
Dari workshop ini ditargetkan anak sudah mendapat ide, serta sudah bisa memikirkan karakter yang tepat, sudah memilih setting tempat dan waktu yang sesuai, serta sudah menyiapkan peristiwa yang terjadi dan menyimpan ending yang berkesan.

Paska workshop:
Diharapkan setelah workshop anak-anak menyelesaikan cerita yang sudah disiapkan di workshop di rumah masing-masing.
Setelah itu peserta workshop dipersilakan untuk mengirim naskahnya ke matabukurani@gmail.com, dan karya yang layak akan diterbitkan.

Investasi:
Biaya: Rp 400.000 per anak
Early Bird untuk 20 pendaftar pertama Rp 300.000 dan boleh mengirimkan karyanya untuk dibaca dan dikoreksi langsung oleh Asma Nadia
Jika mendaftarkan peserta 2 orang maka masing-masing hanya cukup membayar Rp 250.000 saja.




Workshop Menulis (Dasar)

Workshop Menulis (Dasar)



Workshop Menulis (Dasar)
Event Mendatang: Maret 2010 (tanggal belum ditentukan)

Nama: Asma Nadia Writing Workshop
Instruktur : Asma Nadia dan Isa Alamsyah
Durasi : Jam 09.00 s.d. 17.00
Istirahat dan makan siang: 12.00 s.d. 13.00
Tea break: 15.00 - 15.30
Peserta : Remaja 14 s.d. dewasa
Fasilitas: Modul. sertifikat, starter kit, dan karya yang layak akan diterbitkan.

Sekilas tentang workshop
Workshop menulis pemula adalah workshop yang dirancang khusus untuk membekali peserta untuk mengerti penulisan fiksi dan non dengan standar yang baik.
Dalam workshop ini anak-anak akan dilatih untuk:
1. Mencari dan mengembangkan ide dan memilih tema
2. Menentukan dan mendeskripsikan karakter.
3. Memilih plot atau alur serta memikirkan peristiwa.
4. Memikirkan ending yang menarik.

Sekalipun berlangsung cukup lama (8 jam) workshop ini dirancang untuk singkat padat dan semenarik mungkin sehingga bisa mencapai target yang diharapkan.

Pra workshop:
Bagi 20 pendaftar pertama diberi fasilitas untuk mengirimkan karya maksimal 6 halaman yang akan dibaca dan dikoreksi langsung oleh Asma Nadia.

Target bagi peserta:
Dari workshop ini ditargetkan peserta sudah mendapat ide, serta sudah bisa memikirkan karakter yang tepat, sudah memilih setting tempat dan waktu yang sesuai, serta sudah menyiapkan peristiwa yang terjadi dan menyimpan ending yang berkesan.

Paska workshop:
Diharapkan setelah workshop peserta menyelesaikan cerita yang sudah disiapkan di workshop di rumah masing-masing.
Setelah itu peserta workshop dipersilakan untuk mengirim naskahnya ke matabukurani@gmail.com, dan karya yang layak akan diterbitkan.

Investasi:
Biaya: Rp 400.000 per peserta
Early Bird untuk 20 pendaftar pertama Rp 300.000 dan boleh mengirimkan karyanya untuk dibaca dan dikoreksi langsung oleh Asma Nadia
Jika mendaftarkan peserta 2 orang maka masing-masing hanya cukup membayar Rp 250.000 saja.


Workshop No Excuse! for Profesional and Worker

Workshop No Excuse! for Profesional and Worker




Workshop No Excuse!

Instruktur: Isa Alamsyah & Asma Nadia

Durasi:
Paket 1 hari penuh 09.00 s.d. 17.00
(Workshop dengan simulasi)

Paket 3 jam (tergantung kebutuhan)


Apa itu workshop No Excuse?
Banyak yang belum tahu mahluk apa itu No Excuse!,
tapi begitu mereka mendengar konsep No Excuse! dipaparkan dalam seminar dan workshop
baru mereka terhentak, sadar bahwa selama ini penyakit ini sudah menggerogoti diri mereka.

Ya, excuse adalah penyakit yang banyak tidak di sadari oleh siapapun.
Orang tua, anak, pekerja, karyawan, pemasar bahkan pemimpin perusahaan, publik figur, pemimpin institusi, kini banyak dijangkiti penyakit excuse.
Karena mereka tidak sadar mengidap penyakit excuse, maka kesuksesan mereka digerogoti sedikit demi sedikit.
Serangan apapun, sehebat apapun, kalau kita sadar akan bahayanya,
maka kita akan mengantisipasinya.
Tapi tidak demikian dengan serangan excuse, banyak yang tidak sadar akan bahaya yang satu hal ini sehingga kita tumbang satu-per satu tanpa sadar excuse adalah sebab utamanya.

Penyakit excuse sudah banyak membuat perusahaan hancur.
Sudah banyak membuat individu lebur.
Bahkan banyak membuat negara hancur, serta masih membuat negara terancam bahaya.
Keadaaan ini akan tetap berlangsung sampai kita sadar akan bahaya ini, dan siap mengatasinya.

Workshop ini dirancang khusus untuk menyadarkan kita akan bahaya penyakit excuse.
Anda yang sudah membaca tulisan ini mungkin mengira sudah tahu apa itu excuse, tapi sebenarnya informasi ini belum apa apanya.

Ikuti workshopnya, atau buat workshop ini di lembaga yang Anda pimpin, maka (insya Allah) akan ada pelesatan luar biasa dalam organisasi Anda.

Apa yang akan diberikan dalam workshop ini?
1. Ciri-ciri orang yang sudah terjangkiti penyakit excuse
Mungkin Anda bertanya:
Kenapa ada perusahaan yang melesat naik ke puncak dan ada perusahaan yang diam di tempat, bahkan ada yang merosot ke bawah?
Kenapa ada pekerja yang begitu bersemangat meningkatkan kontribusinya, ada yang biasa- biasa saja, bahkan ada yang menggerogoti perusahaan?
Kenapa ada sales yang begitu tinggi pencapaiannya, ada yang biasa-biasa saja dan ada yang penjualannya menurun terus.
Jika Anda melihat ciri-ciri orang yang terjangkiti excuse, maka akan akan menemukan bahwa salah satu alasan utamanya adalah "penyakit excuse".
Parahnya bahkan banyak orang tidak menyadari adanya penyakit "excuse" ini.

2. Bagaimana mengatasi excuse
Setelah kita melihat apakah kita terjangkiti penyakit excuse atau tidak, setelah kita membuat list seberapa parah penyakit ini menggerogoti kita atau lembaga yang kita pimpin, maka kita masuk ke tahap bagaimana membangun diri atau lembaga yang kita pimpin agar imun terhadap penyakit excuse.

Workshop No Excuse! akan mengungkap tuntas penyebabnya, cara mengatasinya, dan membangun mind set baru sehingga setiap individu, perusahaan atau lembaga akan bergerak terus menuju ke puncak, tanpa membebani diri dengan excuses.








Revolusi Pendidikan: Mengintegrasikan dan mensinkronkan kurikulum pendidikan

Revolusi Pendidikan: Mengintegrasikan dan mensinkronkan kurikulum pendidikan

Isa Alamsyah

Semua yang pernah membandingkan pendidikan di Indonesia dan negara maju, tahu benar bahwa beban pendidikan di Indonesia jauh lebih berat dari negara maju sekelas Amerika, Eropa Barat atau Jepang.

Lucunya, sudah beban pelajar Indonesia lebih berat dari negara maju, kualitas lulusan kita jauh di bawah negara-negara maju.

Tanpa perlu penyelidikan yang mendalam tentu dengan mudah kita bisa simpulkan ada yang salah dengan kurikulum pendidikan kita.

Terlalu banyak yang ingin diajarkan, tapi tidak tahu prioritas, sehingga yang tidak perlu justru dimasukkan dalam kurikulum , yang perlu justru tidak dimasukkan.

Cara yang termudah untuk menyelematkan generasi kita ya kurikulum harus diubah, tapi masalahnya, solusi yang sebenarnya mudah ini justru sulit sekali.

Tidak mudah bagi pembuat kebijakan pendidikan menemukan kata sepakat.

Lalu bagaimana? Apa kita mau pasrah biarkan anak-anak menjadi korban?

Tentu saja, dalam keadaan ini, orang tua tidak mau anak-anaknya gagal di dunia pendidikan, guru juga tidak mau murid-muridnya gagal.

Bahwa kurikulum kita tidak ideal, sudah tidak diragukan.

Kini tantangannya bagaimana agar anak-anak tetap mendapatkan yang terbaik dari kondisi yang tidak ideal tersebut.

Saya sendiri menyarankan untuk guru dan orang tua mulai membuat sistem pengajaran yang integral.

Maksudnya, ketika anak belajar satu mata pelajaran mereka tanpa sadar belajar mata pelajaran lain. Sehingga dalam satu waktu dua pelajaran terlampaui.

Tapi ingat mata pelajaran utama tetap fokus sedangkan info tambahan hanya sekedar percikan informasi pengetahuan.

Jika tersistematisasi secara integral, maka otak tak sadar anak akan menerima pelajaran dengan mudah tanpa stres, dan akrab dengan informasi baru.

Saya akan beri contoh konsep sinkronisasi ini.

Misalnya:

Matematika dan sejarah.

Soal matematika (kelas 2 SD)

Di kebun Ani ada apel sebanyak 1830 buah sedangkan di kebun Arif ada 1825 buah apel. Berapa selisih buah yang dimiliki Ani dan Arif? (jawabannya 5)

Soal matematika yang sama dengan pendekatan sinkronisasi

Perang Diponegoro berlangsung dari tahun 1825 sampai 1830, berapa lama perang Diponegoro berlangsung? (Jawaban 5 tahun - pembulatan)

Baik soal pertama atau kedua, sama-sama soal cerita tentang pengurangan, tapi soal kedua memberi info baru. Mungkin anak-anak bertanya, siapa Diponegoro, dari mana, dsb. Biarkan saja itu menjadi interest anak-anak, toh pelajaran matematika tidak harus menjawab tapi jauh lebih berharga infonya dari sekedar Ani, dll.

Tanpa sadar mereka menjadi berminat dengan sejarah padahal itu pelajaran matematika. Nanti ketika mereka sedang belajar sejarah (kelas 5) di beberapa waktu kemudian, otak tak sadar mereka akan berkat, aku pernah dengan Diponegoro.

Matematika dan science

Soal matematika biasa Adi punya uang Rp 90.000 rupiah sedangkan Dani punya uang 110.00o rupiah, berapa persen lebih banyak yang dimiliki Dani.

Soal matematika yang sama, tapi memberi info pengetahuan dan rasa ingin tahu: Sebuah penelitian menujukkan bahwa orang dengan rambut hitam rata-rata mempunyai 110.000 helai rambut di kepala sedangkan orang dengan rambut merah rata-rata hanya mempunyai 90.000 helai rambut. Fakta ini menujukkan bahwa orang dengan rambut hitam mempunyai rambut lebih banyak berapa persen?

Bahasa Inggris dan Science:

Misalnya penggunaan its (possessive form for it:) pemaiakan ....nya

Kita bisa pilih contoh kalimat biasa tanpa info:

I really like the way that car looks, but its price is more than I can afford.

(Saya suka dengan tampilan mobil ini, tapi harganya di atas kemampuan saya)

Atau kita bisa pilih dengan info:

An oyster can change its gender (Kerang bisa mengganti jenis kelaminnya)

A chicken loses its feathers when it becomes stressed (Ayam bisa rontok bulunya kalau sedang stres)

Intinya, kalau kita bisa mengajar 2-3 hal dalam satu waktu kenapa harus membuang waktu untuk satu saja.

Yang penting fokus tetap terjaga dan pengajar atau orang tua kreatif mengembangkan sinkronisasinya.

Kalau dilakukan dengan tepat, pelajaran yang terlihat banyak jadi terasa enteng.

Ini bisa dikombinasikan dalam semua mata pelajaran dalam setiap angkatan kretivitas kita.
Jika semakin banyak yang melakukan maka kita bisa saling tukar pendekatan, maka akan semakin kaya dan memudahkan anak-anak kita.

Mudah-mudahan ini bisa jadi solusi sementara sebelum kurikulum disederhanakan.

Bahkan bisa tetap dijalankan sekalipun kurikulum sudah sederhana sekalipun, karena memudahkan dan mencerdaskan.

Bagaimana menurut Anda?

Mengkaji ulang kata  "Terima kasih"
Mengkaji ulang kata "Terima kasih"
Isa Alamsyah

"Terima kasih" adalah ekspresi yang kita ucapkan ketika ada orang yang menolong ,
membantu atau memberikan sesuatu yang kita miliki.
Kelihatannya sederhana, tapi sebenarnya banyak kajian yang kita bisa bahas dari ungkapan ini.

Di Jepang, ketika kita mendapat pertolongan atau hadiah dari orang lain,
mereka mengucapkan "Arigato" yang diterjemahkan "Terima kasih"
Secara pemakaian, terjemahan itu benar, tapi sebenarnya maknanya jauh berbeda.
"Arigato" makna harfiahnya kurang lebih adalah "Susah benar".
Artinya buat orang Jepang, ketika ada yang menolong maka mereka berpikir bahwa mereka akan bersusah payah untuk membalas kebaikan tersebut.
Jadi buat orang Jepang, ketika di tolong, mereka sudah berpikir bagaimana suatu saat membalas kebaikan ini.

Bagaimana dengan terima kasih?
Jelas kita bisa lihat dua kata "Terima" dan "kasih"
Artinya buat orang Indonesia kalau ada orang yang memberi "kasih" atau menolong karena "kasihan" ya terima saja.
Intinya kita dengan tangan terbuka kita menerima belas kasih orang lain.
Di frase "Terima Kasih" tidak ada nuansa akan membalas budi, membayar pertolongan, atau berdoa. Hanya menerima saja.
Mungkin ini akhirnya berkembang menjadi mental pasif dan nerima lainnya, misalnya:
Mental gratisan: asal ada yang gratis disambar, sekalipun tidak tahu akan bermanfaat atau tidak. Kadang akhirnya dibuang, padahal ada yang lain yang butuh jadi tidak kebagian.
(Di Jepang anak-anak sudah dididik, sekalipun gratisan mereka hanya boleh ambil satu atau secukupnya, bukan sepuasnya).

Dalam bahasa Inggris, mereka mengucapkan "Thanks"
Ini memang ekspresi khusus yang diucapkan untuk menghargai bantuan atau pemberian orang lain. Saya belum menemukan makna khusus kata ini.
Tapi itu tetap bagus, karena bahasa Inggris dan kebanyakan bahasa lain punya ekspresi untuk menghargai bantuan atau pemberian orang lain.
Karena konon ada bahasa yang bahkan tidak punya ekspresi untuk berterima kasih.

Ada yang bilang bahasa asli Timor Timur tidak punya kata seperti "terima kasih".
Mereka mengatakan Obrigado untuk berterima kasih yang sebenarnya merupakan bahasa Portugal.
Beberapa orang yang sinis, memanfaatkan kondisi ini dengan mengatakan orang Timor Timur tidak tahu berterima kasih karena memang tidak ada budaya ini dalam bahasa aslinya.
Saya sendiri percaya ada bahasa asli daerah Timor Timur untuk ucapan terima kasih, hanya saja mungkin karena ratusan tahun (400-an tahun) terjajah Portugal, secara berangsur kata asli untuk berterima kasih tersebut tidak banyak dipakai atau tergantikan akibat terdominasi kata obrigado.
Semoga teman-teman saya ketika meliput di Timor Timur bisa membantu data tambahannya.

Bahasa Arab punya istilah sukron untuk berterima kasih.
Mungkin berakar sama dengan syukur (terima kasih pada Tuhan).
Agak mirip dengan Indonesia Terima Kasih tapi ada nuansa pemberian tersebut merupakan perpanjangan tangan dari Tuhan.
Tapi setelah Islam datang, Muslim dianjurkan untuk mengganti Syukron dengan kalimat
"Jazakumullah" yang artinya "Semoga Allah (Tuhan) Membalas Kebaikanmu".
Kata Jazakumullah merupakan kalimat yang powerful dan kaya makna.
Makna pertama, ketika orang memberi maka kita mendoakan orang tersebut semoga Allah (Tuhan) yang akan membalasnya.
Ini juga mengandung konsep ikhlas, artinya ketika kita membantu orang lain, maka kita hanya berharap balasan dari Yang Di Atas dan tidak membalas dari yang kita tolong.
Karena itu di Islam kita tidak boleh menuntut balas budi orang lain, karena ketika kita menolong maka kita menolong karena Allah dan Allah yang membalas.

Nah sekarang Anda boleh merenungkan kembali apa yang dipilih untuk ucapkan ketika orang menolong Anda.
Kita boleh menambah kalimat "terima kasih" nya dengan tambahan yang memperkuat pendalaman kita terhadap bantuan atau pemberian orang lain, misalnya:
"Terima kasih, saya sangat menghargai kebaikan Anda.
"Terima kasih, semoga saya bisa membalas kebaikan Anda"
"Terima kasih, saya tidak akan lupa kebaikan Anda"
"Terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan Anda:

Artikel ini hanya untuk mengingat kan kita agar tidak dengan mudah menerima kebaikan orang, tanpa berusaha menyelami makna lebih dari itu.

Semoga bermanfaat.



Belajar dari tukang laksa
Belajar dari tukang laksa
Isa Alamsyah

Beberapa tahun lalu ada tukang laksa keliling lewat depan rumah.
Saya teringat dialog sederhana dengan tukang tukang laksa tersebut.
"Bang, laksanya kok gak pake ayam atau telor?" tanyaku,
"Emang gak pake ayam!" jawabnya.
"Oh, biasanya kalau di Mall saya makan laksa ada ayam atau telor rebus," responku santai sambil memberi informasi, mungkin dia mendapat inspirasi.
Ternyata bukan dapat terima kasih atas info berharga, si tukang laksa malah sesumbar (tidak marah, cuma sesumbur);
"Saya sudah 17 tahun jualan laksa keliling, dari dulu yang begini saja (komposisinya)!"
Wow, dia bangga dengan pengalaman 17 tahun dan dia bangga dengan tidak adanya perubahan dalam 17 tahun tersebut.
Dalam pikiran saya cuma menyimpulkan, ini mungkin sebabnya ia tidak mengalami perubahan selama 17 tahun dalam hidupnya, dan beberapa tahun selanjutnya.
Ia tidak mau menerima perubahan, ia tidak menerima ide baru, ia tidak menerima perbedaan.
PERUBAHAN memang bisa beresiko pada kemerosotan tapi juga mempunyai peluang untuk kemajuan drastis.
Ketika penjual laksa lain sudah buka kios, restoran atau berjualan di mall-mall, dia masih keliling kampung dan semakin sedikit peminatnya (karena selera masyarakat meningkat).
Bahkan sekarang saya hampir tidak pernah bertemu lagi dengannya. Bangkrut? Tidak tahu.
Penjual laksa hanyalah satu contoh, tapi ini bisa terjadi pada siapa saja, bidang apa saja.

JIka kita anti perubahan, maka dipastikan hidup kita begitu-begitu saja.
Lebih parah lagi jika kita tidak berubah sedangkan sekeliling kita berubah, maka kita ketinggalan zaman.
Perubahan adalah kepastian, kita harus selalu terbuka dengan perubahan.

Pastikan Anda selalu terbuka pada ide baru dan perubahan.
Artikel ini seharusnya berjudul 'Belajar untuk tidak seperti Tukang Laksa'
Dedikasi Seorang Kiper
Dedikasi Seorang Kiper
Isa Alamsyah

Ada seorang kiper futsal yang menurut saya mempunyai dedikasi luar biasa.
Namanya Indra.
Seberapa sulit apapun bola yang menuju ke gawangnya selalu dihalaunya, sekuat tenaga, sesulit apapun, sebahaya apapun.
Pernah suatu kali bola ditendang keras penyerang ke arah tengah,
ia menangkis dengan keras dan bola memantul ke arah kiri.
Dalam hitungan detik, pantulan itu ditendang lagi lawan dari arah kiri,
ia meloncat ke gawang kiri ternyata bola kena tiang, bahkan kepalanya pun terbentur tiang,
sialnya bola memantul ke kanan dan tertahan di kaki lawan di sebelah kanan
dan kali ini tendangan langsung dari arah kanan,
buzzz, semua pendukung lawan sudah sorak sorai karena pasti goal,
sebab kiper sedang dalam posisi terjungkal di posisi kiri.
Ternyata entah bagaimana, Indra tiba tiba sudah berbalik ke kanan
dan ujung jarinya sempat menyentil bola, sehingga bola nyasar ke kiri luar gawang.
Semua sorak sorai berhenti. Goal sekali lagi gagal disarangkan.
Baik lawan maupun lawan mengakui dedikasinya menjaga gawang.
Berapa gajinya?
NOL! Tidak digaji alias gratis. Ini pertandingan just for fun.
Lalu kenapa ia begitu bertanggung jawab.
Karena ia sadar ketika ia setuju menjadi kiper, maka ia bertugas menjaga gawang.
Ia sadar ketika setuju menjadi kiper maka ia menjadi benteng terakhir pertahanan timnya.
Bukan masalah gaji, tapi masalah komitmen.
Ia berdedikasi karena ia punya komitmen.

Artikel ini justru saya tulis bukan karena baru saja menyaksikan aksi Indra.
Melainkan karena saya baru menyaksikan aksi Aldi,
seorang anak SMP yang juga jadi kiper untuk tim futsalnya.
Sama seperti Indra ia juga membuat lawan frustasi karena dedikasinya menjaga gawang.
Juga sama seperti Indra ia juga tidak digaji.

Keduanya mengingatkan saya dengan prinsip KOMITMEN dan DEDIKASI.
Dua kata ini yang sebenarnya akan membuat bangsa kita akan maju atau terpuruk.

Seringkali kita mendengar kasus korupsi merebak di tanah air,
baik di swasta maupun pemerintahan.
Banyak yang bilang penyebab korupsi adalah gaji yang kecil.
Padahal kenyataannya, banyak kasus korupsi dilakukan oleh pejabat tinggi dan bergaji besar, dan sebagian besar korupsi dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan untuk memenuhi keserakahan dan hidup mewah.
Jadi bukan gaji kecil yang membuat orang korupsi tapi mental yang kerdil, jiwa dan iman yang kecil.
Berapapun gaji kita berikan, kalau tidak ada KOMITMEN dan DEDIKASI korupsi akan tetap marak.
Sebaliknya kalau punya komitmen dan dedikasi, sekecil apapun gaji akan bekerja sebaik mungkin.

Semoga saja kita termasuk orang yang memegang komitmen dan berdikasi atas komitmen kita.
Kalau kita setuju menerima pekerjaan dengan gaji kecil, artinya kita tahu bahwa kita akan bekerja dengan dedikasi tinggi sekalipun gajinya kecil.
Percayalah kalau kita memegang komitmen dan berdedikasi dalam bekerja, sekalipun gajinya kecil, pasti akan ada pintu rizki halal yang terbuka.

Banyak yang sudah membuktikannya.
Beberapa figur bisa dilihat di buku No Excuse! bahasan "Saya tidak punya Fasilitas".
Mereka bergaji kecil atau fasilitas kurang, tapi tetap berdedikasi,
dan mencapai sukses.
Intinya sasaran tercapai
Intinya sasaran tercapai
Isa Alamsyah

Ada pelajaran yang menarik yang saya dapat ketika baru-baru ini bermain catur melawan Reka, sepupu yang usianya dua puluh tahun lebih muda (Belakangan kita pada main catur karena Adam Putra Firdaus - anak- sedang demam catur dan ingin ikut lomba, jadi kita ketularan).

Sekalipun Reka dianggap jago di kampungnya,
dengan mudah saya bisa melahap satu persatu bidaknya.
Pada langkah ketiga pion saya sudah makan satu pion gratis, tanpa balas.
Lalu dapat 1 pion gratis lagi, lalu dapat kuda gratis, lalu dapat peluncur, bahkan banteng.
Singkatnya dia sangat lengah dan satu persatu bidaknya saya habisi.
Dalam waktu sebentar saya sudah makan 7 bidak dia baru makan 2.
Artinya saya unggul 5 bidak catur, dan langkahnya tidak terlalu membahayakan.

Tapi ternyata ada yang tidak terduga.
Tiba tiba ia mengancam raja saya dan men-skak.
Raja saya pindahkan, lalu ia men-skak lagi.
Raja coba saya lindungi, lalu dia men-skak lagi, dan raja saya mati (Skak Mati)

Saya cukup kaget, karena saya jauh lebih banyak makan bidaknya
tapi akhirnya kalah.
Ternyata saya kalah strategi.
Ketika saya fokus untuk menghabiskan musuh sebagai cara untuk menang
Sepupu saya Reka, fokus untuk mematikan raja lawan, tanpa peduli bidaknya dibantai.
Ketika saya lupa diri makan satu persatu bidak lawan, ia menyusun strategi mencari cara membuat raja lawan mati langkah.
Strategi yang beresiko, tapi "boom" dia menang, saya kalah.

Apakah saya sedang menulis tentang catur?
Tidak ini adalah artikel tentang strategi mencapai kesuksesan.
Ada siswa yang bilang dia sudah belajar siang malam, baca semua buku tapi gagal di ujian.
Sedangkan temannya hanya belajar lebih sedikit, catat sana - sini, kutak-katik soal lama, dan mendapat nilai bagus.
Apakah temannya lebih pintar?
Belum tentu, mungkin karena temannya mempunyai strategi lebih cerdas untuk menguasai materi dan menghadapi ujian.

Ketika kelas 3 SMA saya belajar mati-matian untuk menghadapi Ebtanas (Istilah UAN jaman dulu) saya pelajari semua soal dan akhirnya saya dapat NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi di sekolah.
Tapi ada teman saya yang tidak peduli dengan Ebtanas, dia sibuk dengan kutak kutik soal UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) atau sejenis SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Hasilnya ternyata saya yang salah strategi.
Saya dapat nilai NEM tinggi tapi tidak ada gunanya, karena saya gagal mendapatkan pilihan pertama saya masuk perguruan tinggi negeri, saya hanya dapat pilihan kedua. Ternyata soal UMPTN (SNMPTN) jauh berbeda dengan soal Ebtanas (UAN)
Sedangkan teman-teman saya yang tidak mempedulikan NEM tapi fokus ke UMPN berhasil mendapatkan Universitas Negeri yang mereka pilih.
Padahal dalam kehidupan, mendapat Universitas Pilihan jauh lebih bermanfaat daripada sekledar dapat NEM tinggi. Just a number.
Saya salah strategi dan salah fokus akibatnya gagal mendapatkan pilihan pertama.

Anda mungkin bekerja pagi, siang dan malam tapi menghasilkan sedikit uang.
Sedangkan ada orang lain kerja santai, punya banyak waktu dan keluarga tapi punya banyak uang.
Mungkin Anda salah strategi dan salah fokus dalam mendapatkan uang.
Bukan pekerja keras yang mendapat uang banyak, tapi pekerja cerdas.

Saya teringat ketika Inter Milan di bawah Jose Mourinho bertanding melawan Barca pada Semi final Liga Champion 2010. Barca mengusai permainan. Lebih dari 50% bola dikuasai Barca. Serangan bertubi-tubi dilakukan, tapi Barca hanya berhasil memasukkan 1 goal saja. Sedangkan Inter, saat itu hanya sesekali memegang bola, tapi langsung menyerang dan menusuk. Serangannya jarang tapi efektif dan menghasilkan 3 goal.
Jose Mourinho hanya bilang, boleh saja Barca unggul dalam penguasaan dan teknik permainan, tapi toh akhirnya Inter Milan yang menang.
Strategi yang tepat dan fokus akhirnya membuat Inter Menang 3-1 atas Barca dan masuk ke final dan selanjutnya menjadi juara Liga Champion 2010.

Permainan catur itu kembali mengingatkan saya untuk tetap piawai dalam strategi dan fokus untuk memenangkan kehidupan.
Bagaimana dengan Anda?
Belajar dari Tsunami Jepang 2011
Belajar dari Tsunami Jepang 2011
Isa Alamsyah

Sebelum memulai artikel ini, izinkan saya menyampaikan belasungkawa sebesarbesarnya pada para korban bencana tsunami di Jepang, dan marilah kita memanjatkan doa agar para korban bencana tsunami diberikan kemudahan dan ketabahan menghadapi bencana yang luar biasa ini. Amin.

Beberapa hari ini saya cukup banyak menghabiskan waktu di depan televisi menyaksikan berita berita gempa dan tsunami yang disiarkan di BBC, Al Jazeerah dan CNN, serta TV lokal.

Dari berbagai pemberitaan tersebut, banyak pelajaran yang kita bisa ambil dari peristiwa ini. Semoga bermanfaat.

Belajar dari pengalaman
Bangsa Jepang menunjukkan diri sebagai bangsa yang belajar dari pengalaman.
Setelah peristiwa Gempa Kobe sebesar 6,8 skala ricter dengan waktu sekitar 20 detik pada 17 Januari 1995 yang menewaskan 6.434 jiwa dan menghancurkan 200.000 bangunan, Jepang langsung bebenah diri. Seluruh bangunan baru di buat dengan daya tahan gempa yang lebih kuat di seluruh negeri bukan hanya di Kobe, karena asumsinya kalau di Kobe bisa terjadi seperti itu di manapun bisa.
Terbukti, ketika kemudian datang gempa dengan kekuatan 8,9 skala richter datang (30% lebih kuat) dan berlangsung cukup lama (beberapa menit) sebagian besar gedung bertahan dan gedung bertingkat hanya bergoyang-goyang.
Hanya saja kemudian banyak yang hancur diterjang tsunami dengan ketinggian 10 meter dengan kecepatan mencapai 800km/jam (hampir 3 kali kecepatan kereta tercepat sekalipun).
Belajar dari sini, Indonesia juga harus membuat bangunan berstandar gempa 9 skala ricter karena tren gempa saat ini setinggi itu (kebanyakan gedung dirancang untuk tahan gempa 6 skala richter).

Belajar tertib, tidak egois, dan tidak panik
Sekalipun bagi setiap orang, gempa sebesar ini adalah pengalaman pertama, sebagian besar masyarakat bisa menghadapi keadaan secara proporsional. Mereka takut tapi tidak panik, mereka tetap tahu harus melakukan apa dan bagaimana.
Jumlah gempa di Indonesia lebih banyak dari Jepang, hanya saja bangsa Jepang lebih menyiapkan diri anak bangsanya untuk menghadapi gempa.
Bahkan setelah gempa pun mereka tetap bersikap proporsional.
BBC dan CNN mengangkat bagaimana tertibnya bangsa Jepang setelah gempa.
Di Tokyo. sekalipun setiap 30 menit terjadi gempa susulan, masyarakat masih mengantri di stasiun, tidak berebutan, bahkan mereka masih berhenti di lampu merah.
Mereka sadar kalau mereka panik maka keadaan semakin kacau.
Butuh pendidikan tingkat tinggi dan panjang untuk membentuk mental masyarakat seperti ini. Bahkan terlihat bagi penyiar Amerika maupun Inggris, ini cukup menakjubkan.


Belajar kejujuran
Begitu gempa terjadi, Pemerintah Jepang langsung mengumumkan bahaya radiasi nuklir sehingga mengevakuasi warga.
Buat pemerintah lebih baik mengaku keadaaan agar tidak tambah korban daripada harus menutupi keadaan untuk menjaga citra pemerintah sambil melakukan perbaikan tapi beresiko membawa banyak korban.
Berbeda dengan pemerintah Uni Soviet ketika Pusat Nuklir Chernobil bocor. Pemerintah berusaha menutup nutupi hingga akhirnya informasi bocor 4 hari kemudian. Sehingga memakan lebih banyak korban.
Tetapi kejujuran pemerintah ini juga didukung oleh kesiapan infrastruktur mental orang Jepang yang tidak panik dan tertib.

Peran Sosial Media dan Multi Media
Sosial Media saat ini juga memberi peran penting dalam mengantisipasi korban lebih banyak. Beberapa menit setelah gempa, twitter melesat di Jepang, mencapai 1200 tewwt setiap menit. Google juga menyediakan google finder untuk mencari orang hilang.

Bumi Yang tidak ramah
Ada satu hal yang perlu diwaspadai. Entah bagaimana menjelaskannya, tapi yang jelas ada sesuatu yang sedang berlangsung di bawah bumi dan membuat bumi menjadi tidak ramah buat manusia.
Bayangkan saja, ketika terjadi tsunami terjadi di Aceh (26 Desember 2004), ada yang mengatakan ini siklus 100 tahunan seperti yang terjadi di Portugal (1755). Tapi hanya beberapa tahun saja sudah terjadi tsunami besar di Jepang (Maret 2011).
Ketika terjadi gempa di Acah dengan skala kekuatan 8,9 skala ricter, banyak yang mengatakan, jarang terjadi gempa dengan kekuatan di atas 8 (memang sebelumnya demikian). Tapi setelah Aceh, Nias, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Joga ditimpa gempa besar kemudian kini Jepang.

Berlindung Pada Kekuatan Yang Lebih Besar
Peristiwa-peristiwa ini mengingatkan betapa sebenarnya manusia itu kecil.
Even bangsa yang tercanggih dan terkaya saja tidak mampu mengatasi bencana sekuat ini. Mobil bergelinding seperti mainan, rumah hancur seperti kardus, air meluncur dengan kecepatan pesawat terbang.
Hanya Sang Pencipta yang mampu menahannya.

Semoga kita bisa belajar banyak dari apa yang sedang terjadi.

Baik Buruk Bukan Satu Paket
Baik Buruk Bukan Satu Paket
Isa Alamsyah

Ketika Asma Nadia gencar mempromosikan film "Rumah Tanpa Jendela" di twitter beberapa respon ada yang cukup memprihatinkan, beberapa di antaranya bernada sama yaitu:
"Malas ah, ada YS sih!" (sambil menyebut nama salah satu aktris yang terlibat beberapa detik di film ini)
Setelah ditelusuri, ternyata alasannya para perespon negatif tersebut, adalah karena sang aktris dianggap 'tidak religius' (setidaknya itu bahasa halus yang bisa diungkap di tulisan ini).

Well, saya tidak mau terjebak dengan bahasan seberapa religius atau tidaknya si artis atau orang yang merasa lebih religius dari lainnya, tapi saya lebih tertarik membahas bagaimana kita begitu mudah men-genaralisir sesuatu.

Seringkali kita menganggap kebaikan dan keburukan satu paket.
Kalau orang baik maka dianggap baik selalu.
Dan kalau ada orang tidak baik dianggap tidak baik selamanya.
Padahal satu hal yang diingat, setiap orang punya sisi baik dan sisi buruk,
kebaikan dan keburukan pada setiap manusia bukan satu paket.
Ketika kita benci pada perbuatan buruk seseorang, maka kita harus benci pada perbuatannya, bukan pada orangnya.
Jadi ketika orang itu berbuat baik, kita harus mendukungnya.
Sebaliknya ketika melihat orang yang sering berbuat baik, kita bisa mencontohnya,
kemudian suatu hari kita menemukan sisi buruk orang baik tersebut,
kita juga harus sadar itu manusia.

Ini berlaku pada siapa saja, kapan saja, pada profesi apa saja.
Kita mungkin benci pada sutradara yang membuat film esek esek. Tapi harus pastikan kita hanya benci ketika ia membuat film esek-esek, dan ketika ia membuat film bagus dan berkualitas kita harus dukung, mungkin dukungan itu bisa membuat ia meninggalkan film esek-esek.
Anda boleh benci dengan artis karena satu dan lain hal, tapi ketika ia berperan mendukung film yang baik, maka kita harus tetap mendukung filmnya.
Kadang kita bertemu orang yang merokok tapi menasehati anaknya tidak merokok, berarti ia melakukan hal baik ketika menasehati anaknya dan wajib didukung.

Sama juga dengan politik.
Banyak orang yang bilang politik itu busuk.
Tapi tidak segala hal tentang politik itu busuk,
karena ada banyak hal baik yang bisa dilakukan dengan politik.

Karena itu sekarang banyak ulama, ustadz yang masuk ke kancah politik,
karena mereka sadar ada hal baik yang mereka bisa lakukan dengan berpolitik.
Saya sendiri melihat hal itu sebagai langkah positif.

Kemarin, petinggi partai PKS berbondong-bondong datang ke Bioskop menonton film Rumah Tanpa Jendela. Mulai dari Presiden Partai Luthfi Hasan, Mantan ketua MPR Hidayat Nur Wahid sampai beberapa anggota DPR dari fraksi PKS menyempatkan diri untuk nonton Rumah Tanpa Jendela ditengah kesibukan mereka dengan hiruk pikuknya berita politik yang memanas.

Kenapa mereka mau bersusah payah menyediakan waktu menonton film ini?
Padahal ini bukan karya partai atau perpanjangan tangan partai.
Padahal ini juga bukan film yang kental berlabelkan Islam.

Jawabannya sederhana, karena PKS juga melihat sisi baik film ini untuk masa depan bangsa.
Kita semua mengenal politisi dari partai dakwah ini peduli pada segala hal yang berkaitan dengan maslahat bangsa.

Dalam interview setelah menyaksikan fim ini, presiden PKS Lutfi Hasan berkomentar:
"Fakta-fakta kehidupan di lapangan banyak yang tidak diangkat ke permukaan padahal faktanya ada. Dan jumlahnya jutaan. Kalau film2 horor itu kan sifatnya imajinatif kan, sebaiknya mengangkat yang riil dan faktual. Bukan abad kita, bukan era kita untuk bicara yang imajiner. Kalau fiktif ya fiktif ilmiahnya (bukan hantu-hantuan-red).

Ini termasuk yang ustadz (Lutfi) rekomen tidak?
Oh ya ya. Saya berharap kader-kader PKS untuk nonton film ini dan saya berharap menteri sosial ...beserta seluruh jajarannya, dinas dinas sosial insya Allah bisa nonton. Kalau PKS sih udah fix lah. Kita akan dorong semuanya."

Komentar Hidayat Nur Wahid tentang Rumah Tanpa Jendela
"Di tengah kekhawatiran akan hadirnya produksi film (horor & kotor red), ternyata masih hadir film yang memberikan pencerahan, film yang mendorong masyarakat dan manusia sadar bahwa ternyata kebaikan masih bisa hadir di tengah kita. Saya kita itu yang bisa ambil dari kehadiran film (Rumah Tanpa Jendela) ini. Selamat dan semoga memberikan inspirasi bagi rekan rekan yang ingin membuat film agar bisa menghasilkan film yang lebih bagus lagi, film yang menghadirkan kepedulian bagi kemanusiaan. Dan ini adalah penyelematan bagi kemanusiaan dan dunia film yang mungkin (saat ini kebanyakan) bisa hancur karena nilai-nilai rendah yang mereka jual. Sekali lagi selamat.

Yoyoh Yusroh (Anggota DPR Fraksi PKS)
"Film ini bukan sekedar layak ditonton, tapi harus atau wajib nampaknya, untuk mengasah kepedulian sosial. Sekalipun film satu cerita tapi pesannya begitu banyak. Ada pesan-pesan moral dan pesan-pesan yang saat ini banyak dilupakan. Dalam film ini jelas terlihat anak-anak perlu kepekaan hati, bukan hanya anak-anak tapi juga orang tua, harus ditonton semua umur.

Agenda film bermutu juga didukung banyak pihak.
Di Bandung pada hari yang sama Wagub Dede Yusuf juga menonton film Rumah Tanpa Jendela, dan akan mengusahakan dinas pendidikan untuk merekomendasikan film ini untuk anak-anak Indonesia.

Di Palembang walikota juga sudah menyediakan waktu khusus agar anak-anak di sana bisa menonton tontonan bermutu. Di Padang (Sumatera Barat) Gubernur juga menyediakan waktu dan program khusus agar anak-anak di sana bisa menonton tontonan bermutu.

Alhamdulillah, jika kita bisa saling mendukung segala hal yang baik dan positif di negeri ini.


Melakukan banyak hal dalam satu waktu
Melakukan banyak hal dalam satu waktu
Isa Alamsyah

Ada yang bertanya pada saya atau Asma Nadia bagaimana bisa menulis 50-an buku dalam jangka waktu beberapa tahun, padahal kami juga melakukan hal yang sama dengan kebanyakan orang selain menulis, seperti: tetap melakukan pekerjaan harian (bekerja/ berbisnis), mendidik anak-anak, bermain dengan anak, silaturahmi, dll.
Jawabannya sederhana, efisiensi waktu dan optimalisasi waktu.
Kami selalu merancang untuk bisa melakukan beberapa hal dalam satu waktu.

Buat banyak keluarga mungkin nonton film bersama keluarga adalah hiburan.
Buat kami menonton film bersama adalah hiburan, pendidikan, pelajaran menulis, pengajaran analisa, dll.

Ketika main game dengan anak-anak, selain untuk membahagiakan anak dan diri sendiri, saya gunakan kegiatan game sebagai saat untuk menilai karakter anak sebagai bahan pendidikan. Apakah dia suka curang, apakah ia punya mental pemenang, dsb?

Di kamar mandi saya sering menaruh satu buku tebal (Ingat datanya, setiap manusia dewasa menghabiskan waktu 2 tahun di kamar mandi selama hidupnya), di dekat meja makan juga taruh buku, di mobil juga taruh buku. Tanpa sadar dalam beberapa hari semua buku bisa terbaca, padahal hanya dibaca selingan ketika menunggu.

Dulu Ketika SMA (Terutama kelas III) kalau saya tidak kebagian duduk di bis, maka waktu berdiri di bis saya gunakan untuk menghapal rumus yang dicatat di kertas kecil, kalau dapat duduk di bis saya gunakan untuk membaca pelajaran. Setelah turun dari bis, ketika berjalan dari halte ke sekolah, digunakan lagi untuk menghapal sambil berjalan.
Hasilnya, ketika lulus SMA mendapat NEM tertinggi di sekolah, padahal ketika masuk ke SMA, peringkat saya nyaris terakhir hanya sedikit di atas cadangan (Ranking 243-an).

Hari ini saya mengantar Adam ke Bandung untuk bertanding bola. Selama menunggu saya gunakan kesempatan di Bandung untuk menelusuri pusat grosir kaos, grosir kain dan beberapa hal lain.
Hanya dalam beberapa jam di Bandung saya menemukan bisnis baru yang akan dikembangkan, dan itu dilakukan hanya di sela-sela waktu ketika menunggu Adam bermain bola.

Kalau saya beli es buah, rujak, somay, dll, sambil memesan saya sering bertanya-tanya tentang bahan, tips, porsi terjual dsb. Saya jadi pembeli sekaligus belajar bisnis.
Dari pembicaraan singkat itupun sudah terpikir beberapa bisnis baru.

Contoh menarik lainnya adalah ketika saya dan Asma Nadia, serta crew ANPH (Asma Nadia Publishing House) mengikuti shooting Rumah Tanpa Jendela (Klik jika ingin melihat trailernya).
Saat itu beberapa crew ANPH diundang untuk jadi figuran di adegan kebakaran (Di situ ada Dedi Padiku, Roonie, dan Adam Putra Firdaus sebagai figuran, dan ada juga Asma Nadia loh, lihat gak?).
Shooting dilakukan di daerah kumuh di Menteng Pulo yang merupakan tempat pembuangan sampah, rumah kumuh dan kuburan dalam satu tempat.
Namanya buat film, selalu saja lama untuk menunggu.
Lalu apa yang kami lakukan?
Kami (Asma Nadia Publishing House) membuat film sendiri (dengan handycam) di area pekuburan.
Film yang diberi label Menangkal Thriler ala Asma Nadia Publishing dibuat hanya dalam waktu satu jam-an di sela-sela shoting Rumah Tanpa Jendela dan film ini mempromosikan buku sebagai salah satu penghilang rasa takut, penghilang stres, dll.
Lumayan lucu loh filmnya.
Kalau mau lihat film yang kami buat lihat di youtube film berjudul Menangkal Thriler ala Asma Nadia Publishing (Silakan klik link di atas)


Nah kesimpulannya, jika Anda ingin mempunyai banyak karya dan lebih produktif.
Lakukan banyak hal dalam satu waktu. Bisa!
Percayakah, dalam tidur pun Anda bisa melakukan sesuatu yang produktif misalnya: Download data internet atau copy paste dokumen file besar menjelang tidur, mendelegasikan kerja, dsb.

Hargailah waktu, maka Anda akan dapat manfaat sebanyak-banyaknya dari waktu.

Sudah nonton RTJ?
Segera manfaatkan hari Minggu ini untuk menonton RTJ bersama keluarga.
Yang daerahnya belum masuk, bersabarlah, satu minta ke bisokop untuk segera memutar. Biasanya kalau ada permintaan, pihak bioskop akan cepat mengadakan filmnya.
(Di beberapa bioskop sudah turun, dan hanya kita penonton yang peduli film berkualitas yang bisa membuat film ini bertahan lebih lama).

JAKARTA

Theater
ATRIUM11:4513:4515:45--:----:--
BINTARO12:3014:4016:5019:0021:10
BLOK M SQUARE12:1514:2516:3518:4520:55
BUARAN12:4514:55--:----:----:--
CIJANTUNG12:4514:55--:----:----:--
GADING11:4513:4515:45--:----:--
KALIBATA11:4513:4515:45--:----:--
SLIPI JAYA12:0014:0016:00--:----:--
Last Update: Friday, 04 March 2011
Jadwal tayang dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
(All schedules are subject to change without notice.)
















CILEGON

Theater
CILEGON12:3014:40