Potensi yang terabaikan

Sewaktu kuliah saya mengenal seorang anak SD yang sangat kreatif dan cerdas.
Indikasinya, setiap saya beri tantangan permainan brain game (Permainan tantangan otak),
ia hampir selalu bisa menaklukkannya, sekalipun baru pertama kali bertemu game tersebut.
Padahal tidak sedikit teman saya mahasiswa UI yang gagal menaklukkan brain game tersebut.
Brain game sering digunakan juga untuk mengecek test IQ,
dan saya berani bertaruh, kecerdasan anak itu di atas rata-rata.
Saat itu saya berpikir, anak ini punya potensi luar biasa dan masa depannya akan gemilang.
Bayangkan, mahasiswa UI saja bisa dikalahkannya ketika SD.

Lima belas tahun kemudian saya bertemu lagi dengan anak tersebut.

Ia bukan lagi anak kecil. Usianya sudah menginjak dua puluh tahun lebih.
Dari ceritanya saya tahu ia sudah lulus SMA tapi tidak kuliah dan sudah bekerja.
Tahukah apa pekerjaannya?
Ia bekerja sebagai satpam di perusahaan kecil dengan gaji sangat kecil karena tidak ada tempat lain yang mau menerimanya bejkerja.

Tragis bukan?

Ya, seandainya saja anak ini dibimbing dengan baik,
mungkin masa depannya lebih cerah.
Atau kalau keluarganya kaya mungkin lain cerita.
Atau mungkin, kalau anak tersebut punya impian lebih besar,
mencari pergaulan yang tepat, nasibnya akan lebih baik.
Tapi saya tidak mau berkutat di pertanyaan ini salah siapa.

Saya lebih tertarik untuk melihat ini sebagai refleksi diri.

Sadarkah kisah anak ini sebenarnya mewakili sebagian besar dari kita.
Banyak orang disekitar kita seperti ini, terlihat begitu hebat di masa kecil,
dan tidak jadi siapa-siapa di masa depan.
Bahkan mungkin diri kita juga demikian.

Kenapa bisa orang yang mempunyai begitu besar potensi di masa lalu berakhir manjadi bukan siapa-siapa?

Banyak penyebabnya.
Mungkin kita pasrah pada keadaan yang tidak mendukung.
Mungkin kita cepat menyerah.
Mungkin kita tidak terlalu menganggap diri kita mempunyai potensi.
Dan begitu banyak kemungkinan.
Tapi hanya satu yang bisa menjelaskan kenapa kita nyaman hidup biasa-biasa saja.
Karena kita sudah nyaman dengan excuse yang kita buat untuk hidup biasa-biasa saja.
Excuse sama saja dengan kita sudah melegitimasi kegagalan kita.

Seandainya anak tersebut tidak menjadikan kemiskinannya,

ketidakpedulian orangtuanya sebagai excuse mungkin dia bisa lebih besar.
Seandainya kita tidak terbelenggu excuse, mungkin kita lebih besar dari sekarang.
Karena itu berhenti membuat excuse, No Excuse!
Dengan spirit No Excuse kita bisa mencapai apapun yang kita mau.
Salam.

Pilih hukum atau keadilan?
Hukum dan keadilan terlihat seperti sama, padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda.
Sekalipun idealnya hukum dan keadilan adalah satu paket yang tidak terpisahkan,
akan tetapi sayangnya secara teori maupun praktek, hukum dan keadilan tidak selalu berjalan seiring.

Contoh sederhananya bisa kita lihat pada pertandingan bola antara Inggris dan Jerman
pada piala dunia 2010.
Saat itu tim Inggris berhasil duluan memasukkan bola melewati garis gawang lawan.
Ratusan juta pemirsa di seluruh dunia juga melihat jelas bagaimana kamera menangkap gambar bola melewati garis masuk.
Sayangnya bola memantul ke luar dan wasit hanya melihat bola ketika sudah berada di luar.
Hasilnya sang wasit memutuskan tim Inggris dianggap tidak mencetak gol, dan tentu saja tim The Three Lions tersebut emosi dan akhirnya tidak bisa berkonsentrasi.
Akhirnya Inggris dikalahkan Jerman 4-1.
Inggris menyalahkan keputusan wasit tersebut membuat konsentrasi pemainnya pecah dan menjadi kalah telak.
Beberapa minggu kemudian, setelah diusut, FIFA mengakui bahwa sebenarnya bola yang dianggap tidak masuk oleh wasit tersebut, sebenarnya gol, hanya saja keputusan wasit tidak bisa diganggu gugat.


Secara hukum (atau peraturan), apa yang jadi keputusan wasit adalah yang sah sesuai hukum.
Secara keadilan, tidak adil, karena kamera menangkap jelas faktanya bolanya masuk.
Kejadian ini sedikit memberi gambaran tentang hukum yang tidak selalu seiring dengan keadilan.

Karena itu kita bisa melihat orang tidak bersalah bisa masuk penjara jika diputus hakim bersalah,
sebaliknya orang jahat bebas berkeliaran jika diputus hakim tidak bersalah.
Karena memang hukum tidak selamanya seiring dengan keadilan.

Lalu Anda pilih mana, pilih hukum atau keadilan?
Sayangnya kita tidak punya pilihan.
Kita harus patuh hukum, suka atau tidak suka, adil atau tidak adil.
Sekalipun sebagian besar memilih keadilan, tapi sayangnya yang punya power adalah hukum.


Tapi ada berita baiknya.
Sekalipun hukum masih belum sempurna, aturan hukum selalu berusaha mendekati keadilan.
Kabar baik lainnya, sekalipun hukum belum sempurna, ada logika hukum yang bisa kita pahami.
Kalau kita bisa memahami logika hukum maka kita minimal tidak menjadi korban aturan hukum yang tidak kita pahami.
Semakin kita memahami hukum kita semakin bisa mendekati keadilan dalam penerapannya.

Saya akan beri contoh beberapa kasus.
Misalnya ada orang memukul Anda, jika tidak Anda balas dan laporkan ke polisi maka yang memukul akan kena pasal penganiayaan. Tapi kalau Anda balas, maka masuknya ke perkelahian, dan pada posisi itu Anda tidak bisa menuntut hukum.

Contoh lain:
Kalau ada yang memukul Anda, dan Anda membalas dengan memukul balik dengan menggunakan buku, atau dengan melempar handphone, maka Anda jadi yang melanggar hukum. Karena Anda akan kena pasa perkelahian tidak seimbang.
Anda pakai alat sedangkan yang memukul Anda tidak pakai alat.
Sekalipun pukulan orang lain lebih keras daripada balasan Anda dengan buku misalnya, yang menggunakan alat bisa jadi terlihat lebih bersalah.
Karena itu hati hati, sekalipun kita membela diri, ketika kita pakai alat, malah kita yang bisa dijebloskan ke hukum. Ini koteksnya kalau kita konflik dengan teman, tapi kalau melawan kriminal bebas membela diri.
Guru yang melempar murid dengan gagang penghapus, memukul murid dengan penggaris, bisa dituntut dengan pasal ini. Makanya ketika saya nyambi kerja di Jakarta International School, segala macam body contact sangat dilarang (termasuk menegur siswa bule dengan mencentil, mencolek, semua bisa masuk ke pasal penganiayaan sdengan level tertentu).
Senior yang bully ketika di sekolah, bisa juga dijerat dengan pasal penganiayaan kalau sudah ada body contact.
Tapi kalau bully-nya hanya kata-kata, paling bisa dijerat dengan pasal tindakan yang tidak menyenangkan" dan ini pasal karet yang sangat luas penggunaannya.

Kenapa saya menulis artikel ini?
Saya baru saja bertemu dengan seorang anak yatim piatu yang mungkin akan kehilangan rumahnya.
Orang tuanya ditipu untuk menanda tangani sebuah surat kuasa kepemilikan rumah yang ternyata disalahgunakan oleh orang yang diberi amanah.
Dengan manipulasi tertentu, surat rumah itu tiba-tiba berganti nama.
Setelah orangtuanya meninggal anak tersebut akan diusir dari rumahnya sendiri.
Padahal semua orang dekat tahu benar rumah itu belum dijual dan anak itu yang berhak atas rumah tersebut, tapi di atas kertas anak tersebut bisa kalah secara hukum.
JIka bicara keadilan, anak tersebut berhak atas rumahnya, padahal secara hukum nama pemilik sudah berganti nama melalui manipulasi.
Saya tetap memilih keadilan dan berharap semoga hukum berpihak pada sang yatim piatu.
Amin.

Semoga saja kita tidak menjadi korban penyalahgunaan hukum.





Workshop Parenting

Workshop yang tepat untuk siapa pun yang ingin mendapat amunisi hebat untuk mendekati dan melejitkan potensi anak-anak.

Pemateri adalah Pasangan Kompak Majalah Ayah Bunda (th
2000): Isa Alamsyah dan Asma Nadia.

Tidak perlu “ANAK BERBAKAT” untuk mencetak “ANAK HEBAT”
Kuncinya ada di rumah, ada di orang tua..
Dapatkan jawabannya di workshop "Ramadhan Smart
Parenting" bersama Asma Nadia dan Isa Alamsyah pada 14 Agustus 2010 di JDC
pukul 10.00 s.d. 18.00 (Sekaligus buka bersama).
Asma Nadia dan Isa Alamsyah duanya tercatat sebagai Pasangan
kompak versi majalah Ayah Bunda 2005 dan penulis buku parenting “Rumah Cinta Penuh Warna” dan “Catatan Hati Bunda”.

Delapan jam yang Anda berikan akan berarti dalam mengubah masa depan anak selamanya.
Sadarkah?
Orang harus punya SIM untuk nyetir mobil, tapi tidak ada
surat izin menjadi orang tua.
Orang harus ikut pelatihan, sekolah dan kuliah untuk bekerja,
tapi tidak ada pelatihan atau sekolah untuk jadi orang tua.
Padahal mendidik anak jauh lebih penting dan lebih rumit dari pekerjaan apapun.

Tahukah bahwa 2 tahun pertama adalah masa terpenting?
50% persen otak terbentuk, tapi hanya fisiknya bukan fungsinya.
Bagaimana agar otak berkembang secara maksimal fungsinya.
Bagaimana jika anak sudah lebih dari 2 tahun?
Tetap saja perlu dirangsang otaknya karena masih ada 50%
lagi otak yang bisa dikembangkan.

Tahukah Anda rata-rata kita hanya mengaktifkan 10% otak
kita? Terbayangkah betapa hebatnya anak kita kelak, kalau bisa
memaksimalkan otaknya dari sekarang.

Di workshop ini orang tua atau calon orang tua, pengasuh
anak, akan mendapat tips praktis yang tidak akan didapat dari workshop manapun
serta dilatih untuk menjadi orang tua yang cekatan, optimal dan menyenangkan.

Apa saja materi yang akan didapatkan:
@ Bagaimana membuat anak bisa membaca di usia sebelum TK tanpa
merasa tahu pernah belajar membaca.
@ Bagaimana anak bisa lancar bahasa Inggris tanpa kursus.
@ Bagaimana melatih pembantu, pengasuh, atau baby sitter yang bahkan
hanya lulusan SD bisa menjadi guru yang optimal bagi balita Anda.
@ Bagaimana membuat pembantu atau pengasuh dari desa menjadi tenaga
profesional untuk mendidik anak.
@ Bagaimana tehnik membuat anak bayi yang belum bisa baca, gemar membuka buku setiap hari dan tertarik membaca, tanpa terbebani.

@ Bagaimana membuat potensi anak bisa berkembang luas di berbagai
bidang.

@ Bagaimana membuat anak bisa banyak hapal ayat Quran diusia
dini padahal tidak pernah merasa dilatih mengaji.

@ Bagaimana anak merasa santai saja dan tidak gugup ketika berbicara di depan umum tanpa beban, tanpa malu.

@ Bagaimana membuat anak punya kepercayaan diri yang tinggi
dan lancar berkomunikasi.

@ Bagaimana membuat anak ketika lulus SMA atau bahkan lulus SMP sudah bisa qualified melamar kerja di lebih dari 10 profesi padahal tidak pernah merasa dibebani belajar.

@ Apa saja ancaman atau bahaya serius buat anak-anak yang tidak Anda
sadari bisa terjadi setiap hari di rumah?

@ Kalimat apa yang tidak boleh keluar dari mulut orang tua,
yang kalau keluar akan menghambat kecerdasan anak?

@ Bagaimana melibatkan anak dalam pekerjaan orang tua tanpa
mengurangi optimalitas kerja kita.

@ Bagaimana mengembangkan kinestetik anak dengan kegiatan
sehari-hari?

@ Bagaimana menjadi orang tua yang ekspresif dan kenapa kenapa
ekpresif itu penting?

@ Bagaimana menjadi orang tua menyenangkan?

@ Permainan apa yang bisa Anda buat di mobil, sambil ngantri, di jalan, sehingga
kreativitas anak selalu terpancing? Dan kenapa games penting buat anak-anak?

Isa Alamsyah dan Asma Nadia pemenang Pasangan Kompak Majalah Ayah Bunda (th 2000) selain merupakan pasangan yang memiliki keluarga penulis. Keduanya adalah orang tua dari Putri Salsa (14 th. Penulis 5 buku Best Seller, juara pidato bahasa Inggris, pemenang menulis surat buat presiden, pembicara seminar, juara kelas, dll) dan
ayah dari Adam Putra Firdaus (9 th. Penulis buku Mostly Ghostly, juara pidato (pildacil di sekolah), beberapa kali Best Player di Arsenal Soccer School, gamer jempolan, serta cukup terampil bermain drum, gitar dan piano)

Tertarik?
Biaya investasi hanya 300 rb
Early Bird s.d. 6 Agustus Rp 250.000
Manfaatkan juga paket disc untuk suami-istri, agar pasangan punya visi
yang sama dalam mengarahkan anak-anak. Rp 500.000 (berdua)
Paket ini juga bisa dimanfaatkan untuk metraining baby sitter/khadimat/ mungkin ajak ibu mertua jika sering berbeda kebijakan terhadap anak-anak yang mungkin kadang dititipi
ke mereka (pasangan plus khadimat/baby sitter(bertiga) hanya 700 rb.

Tertarik?
Hub Roonie 081282210742
Tidak punya kartu kredit bukan berarti Anda bebas dari Debt Collector
Tidak punya kartu kredit bukan berarti Anda bebas dari Debt Collector
Isa Alamsyah

Kalau Anda mengira tidak akan bebas dari Debt Collector karena tidak punya kartu kredit, itu salah besar, karena Debt collector akan mengancam siapa saja yang punya hutang di Bank atau lembaga keuangan (Finance).

Ancaman yang lebih berbahaya justru mengancam para pengkredit motor, atau mobil daripada pemegang kartu kredit.
Kenapa?
Kalau kartu kredit tidak ada agunan sedangkan kredit mobil dan motor bisa diambil seenaknya.

Mungkin Anda bilang, saya baik-baik saja dengan kredit motor atau mobil saya.
Tapi tunggu dulu.
Waktu paling berbahaya adalah 3 bulan terakhir atau tahun terakhir.
1 bulan saja telat, bahkan terkadang satu hari, DEBT COLECTOR akan datang untuk merebut mobil Anda.
Kenapa demikian?
Di sini kunci kelicikannya.
Mau tahu, ayo kita bongkar satu per satu.

Fakta 1 Debt Collector dan Lembaga Keuangan Saling Membutuhkan
Lembaga Keuangan sangat butuh Debt Collector untuk bisa menarik uang mereka (Bad debt) yang tercecer. Debt Collector bisa menjadi lembaga yang mengerjakan dirty job (pekerjaan kotor) yang tidak bisa ditangani lembaga keuangan.
Jika Anda sempat menyaksikan dialog Janji Wakil Rakyat di TV One ketika membahas kasus Citibank, terungkap bahwa Citibank membuat perjanjian dengan Debt Collector dalam bahasa Inggris (aneh kan?) dan di salah satu pasal kuang lebih dinyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas perilaku Debt Collector.
Debt Collector juga sangat butuh lembaga keuangan untuk mendapat mangsa. Mereka menggunakan surat dari Bank untuk menekan atau menteror.
Sekalipun artikel ini fokus ke pinjaman mobil dan motor, tapi talkshow TV One di atas cukup relevan.

Fakta 2 Debt Collector tidak digaji
Sebagian besar debt collector adalah out source dan tidak digaji.
Jadi dari mana ia mendapat penghasilan? Dari komisi tagihan. Tapi ada lagi sumber lain, biasanya orang yang ditagih akan kasih uang rokok yang jumlahnya tidak sedikit kalau sudah didatangi. Biasanya korban yang tidak punya uang banyak, mengulur waktu dengan "menyogok Debt Collector" atau memang dipancing untuk menyogok.
Jadi surat dari lembaga keuangan yang mereka pegang benar-benar dimanfaatkan oleh debt collector secara maksimal.
Lembaga keuangan tentu saja tahu penyalahgunaan ini, tapi mereka juga sadar ini cara mereka bisa mempertahankan debt collector yang tidak mereka gaji untuk tetap bekerja dengan mereka menagih uang.

Kunci 3: Pasal lalai
Kekuatan lembaga keuangan adalah pada artikel
"Jika pelanggan lalai bla..bla..bla.. maka mobil/motor bisa diambil...bla bla..bla..."
Dengan artikel ini sekalipun lalai 1 hari pun sekalipun motor atau mobil Anda bisa diambil. Sekalipun anda tinggal membayar 1 bulan lagi. Gila kan?

Kunci 4: Hati-hati bulan atau tahun terakhir
Ini yang paling penting.
Supaya debt collector tetap berpenghasilan, sasaran empuknya adalah pelanggan di bulan atau tahun terakhir.
Kalau Anda lalai di bulan pertama kedua tidak perlu khawatir, tidak akan ada debt collector yang mengancam. Kenapa?
Karena kalau kita terlambat di bulan pertama, maka kita tidak rugi sekalipun mobil atau motor di ambil, apalagi yang programnya DP rendah, anggap saja sewa.
Lembaga keuangan tahu itu dan debt collector juga tahu itu.
Karena itu kalau Anda telat di bulan-bulan awal mereka menelepon saja.
Tapi kalau sudah tinggal satu bulan lagi, terlambat satu hari saja Debt Collector datang dan urusannya jadi runyam.
Pokoknya hati-hati di tahun terakhir atau terutama di tiga bulan terakhir.

Saya pernah mengalaminya, bukan sekali tapi dua kali, karena itu saya percaya ini adalah pola. Kalau ada yang mengalami juga mohon dishare.
Pertama ketika motor supir saya terlambat bayar padahal tinggal 3 bulan lagi lunas.
Padahal biasanya di telepon kalau terlambat tapi ketika tiga bulan lagi lunas yang datang debt collector.
Konyolnya, kalau kita terlambat di bulan-bulan terakhir tiba tiba mentranfer jadi susah.
Selama ini saya yang mentransferkan uangnya, tapi sering tertolak, jadi saya kira ditolak karena sudah bayar ternyata ditutup karena terlambat.
Aneh kan? Bukannya dipermudah ketika terlambat malah dipersulit.
Ternyata itu tujuannya. Memberi makan Debt Collector.
Jadi yang membayar cicilan via transfer lebih beresiko daripada yang bayar langsung.

Kejadian kedua, ketika cicilan mobil tinggal 1 bulan.
Tiba tiba debt colector datang mau ambil mobil karena terlambat 1 hari. Ya, benar benar 1 hari. Jadi debt colector menunggu samapai batas tanggal terakhir.
Padahal kita pakai auto debet.
Ternyata ketika di auto uang kosong, kemudian kita masukkan uang berapa hari berikutnya mereka tidak mendebet lagi.
Jadi memang niatnya bukan nagih hutang tapi mau kasih makan dect colector dengan memanfaatkan kelalaian pelanggan.
Karena keterlambatan 1 hari tersebut saya dipaksa bayar 4 juta.
Tentu saja saya tidak mau, karena itu saya datang ke lembaga keuangan tersebut (XXX finance), saya ajak staf lembaga keuangan (bukan debt colectornya) tersebut berdebat, di depan dia saya pasang rekaman sebagai tanda bukti kalau saya perlu tulis.
"Kamu mau nagih uang atau mau rampok mobil?" tanya saya.
"Tapi peraturannya...jika lalu maka..bla-bla bla!" jawab mereka.
"Ya kalau niat mau nagih hutang di debet gak ada di cek lagi dong, bukannya sengaja gak di debet. Sengaja dipersulit bayar...bla...bla...bla...".
Terakhir saya terpaksa ancam (tapi beneran akan saya lakukan) dan saya catat nama dua orang yang berbincang dengan saya.
"Berapapun kerugian saya , saya jamin lembaga Anda akan rugi ribuan kali lipat, dari apa yang akan saya lakukan! Saya janji."
Saya tahu gak ada gunanya ribut ama debt colector, jadi mending langsung ke staf lembaga keungan bersangkutan.
Akhirnya mereka diskusi dan berhitung resiko juga, dan membatalkan denda, dan Debt colector sangat kecewa karena gak kebagian komisi (Karena urusan saya selesai, dalam tulisan ini tidak saya tulis nama lembaga keuangan tersebut).
Tapi Debt colector sekalipun urusan saya sudah selesai tidak mau menyerah. Mereka merasa masih pegang surat di tangan mereka. Mereka berkordinasi ingin tetap merebut mobil, mungkin juga ingin kerubutin saya, tapi saya sudah hitung resiko itu. Karena itu saya parkir mobil ditempat jauh, selalu di tempat publik, dan mengawasi kalau ada yang mengikuti.
Melihat gelagat tidak baik, saya laporkan lagi perilaku Debt Colector tersebut pada staf penagihan dan saya minta surat mandatnya dicabut. Akhirnya debt colector diamankan dan suratnya dicabut. Itupun saya masih dilobi untuk kasih sekedar uang rokok ganti transport.
Semua peristiwa ini kembali dalam ingatan setelah membaca berita kejadian di Citibank baru-baru ini. Setelah kejadian citibank, saya rekomendasikan untuk selesaikan via telepon saja.
Jadi intinya hati-hati, yang cermat, karena lembaga keuangan dan debt collector menunggu Anda lalai, di bulan-bulan terakhir atau tahun terakhir.
Tidak butuh beberapa bulan menunggak, kalau sudah di tahun terakhir, satu hari saja telat anda telat, bisa kena pasal lalai dan berhadapan dengan debt collector.
Kejamnya dunia!

Sukses selalu, No Excuse!
Must watch  Movie: ? (Baca: Tanda Tanya)

Must watch Movie: ? (Baca: Tanda Tanya)


Must watch Movie: ? (Baca: Tanda Tanya)

Isa Alamsyah

Apa pendapat Anda tentang seorang muslim yang berprofesi sebagai aktor mengambil peran sebagai Yesus Kristus dalam sebuah drama paskah di gereja, yang diadakan dalam rangka meningkatkan iman kristiani?
Ada muslim mungkin akan keberatan atau tidak setuju sama sekali. Bukankah demikian?
Tapi tidak sedikit juga pemeluk agama Katholik atau kristen yang juga keberatan jika peran Yesus dimainkan oleh orang yang tidak mengimani Yesus.

Bagaimana pendapat Anda tentang seorang muslimah berjilbab yang bekerja di restoran Cina di mana hidangan babi dan makanan halal disajikan?
Apakah jika sang koki Cina memisahkan panci, penggorengan dan piring dan sebagainya untuk makanan yang halal dan tidak halal, maka restoran tersebut jadi restoran halal?

Apa pendapat Anda tentang seorang wanita yang pindah agama dari Islam ke Katholik karena kecewa dengan suaminya yang alim kemudian memutuskan untuk poligami.

Sudahkan Anda memikirkan pendapat Anda?
Well, sebaiknya jangan jawab dahulu.
Saran saya saksikan dahulu film film "?" baca tanda tanya karya Hanung Bramantyo.

Saya berani katakan ini adalah karya Hanung yang temanya berani tapi patut dapat acungan jempol. Two thumb up!
Film ini sangat menghibur, komedinya cerdas, banyak dialog yang tajam, gambar apik, simbolis yang berbobot dan penceritaan yang kaya.

Terus terang, sebelumnya ketika saya baca sekilas di Republika tentang isu yang diangkat dalam film ini, dengan detail sebagaimana saya tulis di atas, saya sempat agak skeptis.
Skeptis karena temanya berat, kontroversial, dan bertanya-tanya apakah akan bisa digarap jadi film yang menarik.
Ternyata sekptisme saya, SALAH BESAR.

Hanung BERHASIL membuat tema yang berat tersebut menjadi sangat menyejukkan, berimbang, dan memberi pelajaran yang tinggi akan makna sebuah perbedaan.
Asma Nadia yang dulu mengatakan, film "Sang Pencerah" sebagai masterpiece Hanung, kini mengatakan film "?" lebih bagus dari Sang Pencerah. Lebih kaya, lebih dalam, dan lebih berbobot. Menurut Asma film ini menunjukkan bahwa sang sutradara tetap berkembang dalam karyanya.
Penulis yang baru saja menerima penghargaan sebagai salah satu tokoh perubahan Republika ini ini bahkan mengatakan film ini harus menjadi agenda nasional sebagai bahan perenungan bangsa. Asma juga mengagendakan film ini sebagai tontonan wajib keluarga khususnya Salsa dan Adam sebagai media pembelajaran buat anak dalam melihat perbedaaan.

Saya akui, di film "?" ini, mungkin ada yang kecewa melihat gambaran perilaku muslim yang anarkis. Tapi kita juga disejukkan dengan fakta bahwa ada muslim (Banser NU) yang menerapkan rahmatan lil alamin, dengan menjaga gereja dan berkorban untuk keselamatan manusia, sekalipun mereka adalah jemaat gereja.
Di film ini akan melihat ada pendeta yang bijak, tapi juga ada umat yang antipati pada Islam.
Di film ini kita lihat ada orang Cina yang sangat toleran, tapi ada juga yang antipati pada pribumi.
Semua digambarkan berimbang, apa adanya, tanpa ada penghakiman.

Jangan salahkan Hanung kalau ada fakta yang kurang berkenan, karena sang sutradara hanya menyajikan potret yang benar-benar terjadi.
Karena ini diangkat dari kisah nyata maka fakta yang ditampilkan juga harus nyata.
Hampir setiap scene yang ditampilkan, diilhami kisah nyata.
Saya berani berkata demikian, karena beberapa di antara scene yang ada pernah saya liput sendiri ketika masih aktif sebagai jurnalis lapangan beberapa tahun lalu.
Beberapa saya baca juga beritanya di koran.

Justru sajian film ini kembali mengingatkan pada kita adanya fakta yang terjadi, adanya masalah di lapangan, dan kita dibekali visi untuk menghargai perbedaan.

Kalau saya boleh berbagi apa yang saya dapatkan dari film ini, saya bisa katakan bahwa film ini akhirnya menunjukkan bahwa betapa banyak konflik yang terjadi sebenarnya bersumber pada individu pada oknum.
Terkadang oknum membawa embel-embel kelompok, seragam, organisasi yang akhirnya membuat sebuah masalah kecil menjadi besar.
Film ini juga menyentil kita untuk tidak dengan mudah menghakimi pilihan orang lain, karena pada akhirnya setiap pilihan ada tanggung jawabnya masing-masing.

Seusai saya menonton premier film ini, saya sedikit bertanya pada Hanung, kenapa ia membuat film ini, dan kurang lebih ini jawabannya.
"Saya risih Islam dianggap teroris, jadi saya juga ingin menampilkan Islam yang bersahabat. Saya memang dari kecil hidup dalam keluarga yang multi kultural dan multi religi. Keluarga dari Ibu saya keturunan Cina. Dulu kan agama Kong Hu Chu dilarang sehingga keturunan Cina harus pilih antara agama Islam, Kristen, Katholik (Hindu atau Budha). Ibu saya pilih Islam sedangkan sebagain besar keluarga pilih kristen. Saya betul betul melihat situasi seperti itu. Jadi saya ikut merasakan dua hari raya. Kalau lebaran saya dan ibu dan ayah berlebaran, kalau natal kita berkunjung ke keluarga ibu. Dan hubungan kami baik-baik saja tidak ada pertentangan apa-apa. Tapi sekarang kan orang jadi di kotak-kotakan hanya karena kelompok tertentu. Dikelompok-kelompokan, kalau tidak begini berarti teroris ini itu, main stigma label-labelan.'

Artinya spirit Hanung ketika membuat film ini adalah spirit religius, akan tetapi ia ingin juga mengusung isu ini menjadi milik bersama bukan kelompok Muslim saja. Karena itu patut kita dukung.

Hari Kamis ini, 7 April film akan ditayangkan.
Jadi luangkan waktu untuk menonton di hari-hari pertama.
Sempatkan menonton film ini saat week end, Anda tidak akan menyesal.

Sama seperti dukungan saya pada Rumah Tanpa Jendela, artikel ini adalah satu langkah saya dam Komunitas Bisa! untuk mendukung film Indonesia bermutu.

Sekali lagi saya rekomendasikan buat umat Muslim, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha untuk menonton film ini sebagai hiburan yang mencerahkan.
Benar lo, film ini sangat menghibur. Ternyata disamping ide besarnya, film ini bisa membuat kita terbahak-bahak.
Semoga saja persatuan semakin terbina di antara kita, dengan hadirnya film ini.

Oh ya, film ini memberi sayembara Rp 100 juta bagi yang menemukan judul yang menarik untuk film ini. Kenapa tidak dicoba?

Salam Bisa! No Excuse!



Merangsang alam bawah sadar

Merangsang alam bawah sadar



oleh. Isa Alamsyah

Di sebuah angkot yang penuh sesak, tiba-tiba tercium bau menyengat.
"Siapa nih yang kentut?" tanya kernet reflek.
Tentu saja tidak ada yang menjawab, semua hanya tutup hidung.
Lalu kernet menagih ongkos semua penumpang.
Setelah semua terkumpul dengan nada tinggi kernet teriak,
"Heh, yang kentut belum bayar nih!"
"Enak aja, tadi yang dua ribuan, saya udah bayar!" kata seorang pemuda kurus menyanggah, yang kemudian mukanya merah setelah sadar semua mata memandang padanya.
Ups, ketahuan bo!

Humor dan Hikmah
Apa yang dilakukan tukang angkot sebenarnya tidak lain adalah merangsang alam bawah sadar pemuda kurus yang membuat heboh angkot dengan kentutnya.
Alam sadar sang pemuda sudah mengatur jangan ngaku nanti malu, toh gak bakal ketahuan ini. Pura-pura polos mode on.
Tapi ketika diusik kernet 'yang kentut belum bayar', ia terusik karena ia tahu itu adalah dirinya dan tanpa sadar merespon, lalu terbongkarlah misteri ini.

Alam bawah sadar banyak mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan kita.
Pada contoh di atas merupakan kegagalan pemuda menutupi aibnya, dan kesuksesan kernet merekayasanya..

Jika kita ingin sukses, kita harus banyak mempengaruhi alam bawah sadar kita.
Kita bisa memberi sugesti pada diri kita.
Kadang ketika kita sulit kita bisa bilang kepada diri sendiri "Kamu bisa, bisa, bisa, dst."

Untuk mengembangkan alam bawah sadar menjadi positif, kita harus membuka diri kita terhadap kebaikan, dan perubahan.
Ada kata bijak
"Pikiran itu seperti parasut, ia hanya berfungsi ketika dibuka"

Ketika membaca artikel dari komunitas bisa, sebenarnya yang dituju adalah alam bawah sadar. Jika kita baca artikel setiap hari dengan keinginan belajar dan mencapai hidup lebih baik, maka tanpa sadar keinginan tersebut akan terpatri dalam hidup kita.
Jika tidak ada keinginan mengubah diri, maka artikel apapun yang kita baca tidak akan berpengaruh.

Jangankan artikel, kitab suci saja kalau dibaca tanpa membuka diri untuk menjadikan kita bermain.
Misalnya di Quran di katakan
"Wahai oarang-orang beriman....."
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu ......"
Kenapa ada yang baca kitab suci tapi kelakuanya tidak berubah, jawabnnya karena otak tidak sadarnya tidak menerima atau otak sadarnya memblok informasi.

Misalkan ada tukang rambutan dan tukang bakso jalan berdua.
Lalu kita panggil
"Bang, bakso!"
siapa yang nengok? Ya tukang bakso. Kenapa? Karena alam tak sadarnya sudah menyatu dengan profesi itu.
Jadi kalau ada ayat "wahai orang-orang beriman ...."
kita tidak merasa terpanggil ayat tersebut, berarti alam bawah sadar kita belum menyatu dengan identitas tersebut.

Kini saatnya kita membangkitkan alam bawah sadar yang positif dan membuang jauh alam bawah sadar yang negatif.
Percayalah, jika Anda lakukan usaha menciptakan alam bawah sadar secara positif, hanya masalah waktu, Anda insya Allah pasti sukses.
Raihlah sukses, karena Anda bisa!

========

Dapatkan beragam humor dengan penuh hikmah yang memotivasi di buku Humortivasi.
Saat ini buku Humortivasi tidak lagi dijual di toko buku dan hanya dijual online di
www.facebook.com/groups/tokoasmanadia
atau bisa lewat WA (hub salah satu saja)
Richie +62 838-7468-6083, 
Wiro +62 852-1868-3858, Kamal +62 858-9115-8876

M. Zainul Majdi, paling muda paling menonjol
M. Zainul Majdi, paling muda paling menonjol
Gubernur NTB, Tokoh Perubahan 2010 Republika

Ketika terpilih sebagai Gubernur NTB di usia 36 tahun pada 2008, M. Zainul Majdi tercatat sebagai gubernur termuda dalam 48 tahun terakhir sejarah Indonesia.
Akan tetapi sekalipun paling muda dibanding gubernur lain, lulusan Univ Al Azhar Kairo ini mengukir prestasi gemilang dalam pemerintahannya.

Dalam dua setengah tahun kepemimpinannya, angka kemiskinan berkurang 2,36% atau rata-rata 1,2% pertahun. Penurunan angka kemiskinan ini lebih tinggi dari angka nasional yang masih di bawah 1%.
"Untuk bisa turun 2% pertahun memang masih berat, tapi kita mengarah ke sana," ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi NTB juga meningkat pesat mencapai 11,3% per tahun, hampir dua kali lipat pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 6%.
Selain itu tingkat pengangguran bisa ditekan hingga mencapai 5,6% sedikit lebih rendah dari pengangguran tingkat nasional yang mencapai 6,7%.

Pencapaian ini membuat ia terpilih sebagai tokoh pembaharuan 2010 pilihan Republika.

Sebenarnya apa yang dijalankan oleh gubernur muda ini adalah salah satu bentuk perwujudan No Excuse! dalam pemerintahan.

Sang gubernur tidak menjadikan usia muda sebagai excuse untuk tidak berprestasi. Ia justru menjadikan usia muda sebagai tantangan untuk membuktikan bahwa ia bisa bekerja lebih baik dari yang tua.
(Bahasan excuse "Saya masih terlalu muda" muncul pada buku No excuse 2)

Mubalig muda ini juga tidak menjadikan minimnya pengalaman sebagai excuse untuk gagal.
Sekalipun sebelumnya ia tidak punya pengalaman dalam organisasi politik ketika mulai terjun di Parlemen pada tahun 2004, ia bisa menjalankan amanah dengan baik, bahkan akhirnya berhasil menduduki posisi tertinggi di provinsinya dan menunjukkan prestasi gemilang pada kepemimpinannya.

Pmuda yang sebelumnya menyandang gelar tuan guru bajang ini (guru agama yang muda) juga tidak menjadikan minimnya modal sebagai excuse untuk sukses.
NTB adalah provinsi yang IPM (Indeks Pembangunan Manusia)-nya atau HDI (Human Development Indeks)-nya termasuk papan bawah dibanding provinsi lainnya. NTB termasuk 1 dari 6 provinsi dengan tingkat kemiskinannya mencapai lebih dari 20%. Pada tahun 2008 tingkat kemiskinan mencapai 24% dan berhasil ditekan sampai 21% pada tahun 2010.
Dengan segala kekurangan tersebut sang gubernur tetap berusaha membangun NTB dengan segala potensi yang ada.

Semoga sukses dan menjadi inspirasi bagi penyelenggara pemerintah lainnya.