Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Ramadhan

Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Ramadhan

Agung Pribadi (Historivator)


Di Indonesia, Bulan Ramdhan seringkali diidentikkan dengan bulan tidak produktif.

Bulan Ramadhan identik dengan bulan liburan panjang dan tidur panjang.


Di Indonesia, masih terjadi salah kaprah.

Karena ada sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, maka pada bulan ramadhan justru banyak orang yang ketika siang hari tidur-tiduran atau bermalas-malasan.

Kalau tidak percaya datang saja ke Masjid Istiqlal ketika bulan puasa, ramai sekali orang yang tidur.

Ramai di sini bukan berarti berisik melainkan banyak.


Padahal Nabi Muhammad tidak memberi contoh seperti itu.

Sejarah Islam dan sejarah Indonesia justru menunjukkan Ramadhan adalah bulan produktif, bulan prestasi.


Nabi Muhammad pada bulan Ramadhan justru melakukan perang Badar.

Perang itu menunjukkan kerja yang sangat keras dan berat.

Apalagi jumlah pejuang muslim sepertiga dari tentara kafir.

Belum lagi pejuang muslim sebagian besar hanya penduduk biasa, berlatar pedagang, budak, dll

sedangkan kelompok kafir sebagian besar memang petempur dan dipersenjatai lengkap.

Dalam keadaan berpuasa, tanpa berbuka, muslim memenangkan pertempuran di Badr.

Pada bulan Ramadhan (hari terakhir) justru terjadi pembebasan kota Makkah oleh Nabi Muhammad.

Pada bulan Ramadhan ini pula terjadi perjanjian Hudaibiyah.

Itulah contoh-contoh produktivitas Ramadhan yang diberikan oleh Nabi Muhammad.

Banyak juga contoh yang diberikan oleh para ulama masa yang lebih belakangan

Misalnya, di Mesir. Sukarelawan Ikhwanul Muslimin dan tentara reguler Mesir merebut Jazirah Sinai justru pada bulan Ramadhan 1973. Oleh karena itu operasi ini disebut Operasi Perang Badar Baru. Orang Israel dan Orang Barat menyebutnya Perang Yom Kippur karena terjadinya pada saat hari besar Yahudi yaitu Yom Kippur.

Fatahillah merebut Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527 M atau bertepatan dengan tanggal 22 Ramadhan 933 H. Kemenangan ini dianggap mirip dengan Pembebasan Kota Mekkah (Fathul Mekkah) yang diabadikan dalam Al Qur-an Surat 48 ayat 1 dengan sebutan Fathan Mubiina (kemenangan yang gilang gemilang). Kata-kata ini dalam bahasa Sansekerta disebut Jayakarta. Oleh karena itu sejak saat itu Sunda Kelapa diganti namanya oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau Jakarta.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga terjadi pada bulan Ramadhan. 17 Agustus 1945 itu bertepatan dengan 9 Ramadhan …. Karena ini adalah 10 hari pertama bulan Ramadhan atau disebut juga bulan Rahmat hal ini diabadikan dalam Pembukaan UUD 1945 dalam kalimat “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa….”.


Pada tahun 1945 bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Tahun 2011 ini juga bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Jadi tidak ada salahnya Ramadhan tahun ini juga kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia dan membangkitkan bangsa ini untuk merdeka dari kemiskinan, korupsi dan keterbelakangan.

Jadi pelurusan sejarah kali ini menunjukkan bahwa walaupun tidurnya orang puasa itu ibadah tetapi justru para pendahulu kita member contoh bahwa bulan puasa adalah bulanya kerja keras.

Karena kerja keras dan berjuang nilai ibadahnya lebih tinggi dari ibadahnya tidur.

Wallahu A’lam bish Shawab


_____

Tentang Penulis

Agung Pribadi adalah Sarjana Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah.

Selama menjadi mahasiswa Agung dikenal sebagai aktivis mahasiswa dan sering menulis di media nasional maupun media mahasiswa.

Saat ini Agung Pribadi dikenal sebagai Historivator, penulis dan pembicara motivasi dengan pendekatan sejarah.

Prinsipnya, dari sejarah kita bisa membentuk masa depan.

Jadi teman Agung Pribadi di facebook, add friend di http://www.facebook.com/AgungPribadiPenulis

Mendeteksi, mengantisipasi masalah dalam pernikahan

Mendeteksi, mengantisipasi masalah dalam pernikahan

Penting untuk yang sudah menikah atau niat menikah

Isa Alamsyah


Ketika buku catatan hati seorang Istri pertama kali terbit beberapa tahun lalu, buku ini menjadi buku best seller nasional selama setahun penuh.

Gramedia juga menempatkan buku yang berisi catatan kisah nyata para istri yang menjadi korban kekerasan rumah tangga, selingkuh, poligami ini sebagai
sebagai buku best seller versi Kompas Gramedia.
Buku yang kini berjudul "New Catatan Hati Seorang Istri" ini, juga banyak dapat pengharagaan, karena itu yang belum baca "New Catatan Hati Seorang Istri" segera sempatkan untuk baca.

Selain sangat laku terjual, buku direpublish dengan kisah tambahan, juga memicu kontroversi.

Di satu sisi para istri banyak yang merasa terwakili isi buku ini.
Sejak terbitnya buku ini banyak wanita, terutama para istri, yang menelepon, email, konsultasi kepada Asma Nadia, sang penulis, terutama ingin menyampaikan betapa buku ini membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam rumah tangga.

Ya memang penderitaan kita akan berkurang ketika kita menyadari kita tidak hanya sendiri.

Banyak juga yang bilang bisa belajar dari orang senasib bagaimana mengatasi sebuah krisis rumah tangga.

Sebagian lain yang tidak mengalaminya juga menjadi lebih bersyukur dan belajar lebih banyak agar tidak mengalaminya.


Di sisi lain beberapa suami merasa dipojokkan.
Ada suami yang melarang istrinya baca buku ini, atau setidaknya tidak merekomendasikan buku ini. Misalnya seperti komentar di good read:
Mbak Asma, sengaja maupun tidak, telah menggiring pembacanya untuk menggeneralisasi bahwa laki-laki, meski sholeh sekalipun, bisa saja berkhianat, bahkan berselingkuh. Wah-wah,.. absolutely not reccomended. "

Ada pria yang langsung defensif (membela diri)

"Kali ini, memoar Asma Nadia memuat nuansa gender sangat terasa."
"Feminis. Ada kesan, begitu banyak KDRT yang terjadi karena kesalahan pihak laki-laki semata.

Tapi ada juga suami yang justru merekomendasikan (membelikan) istrinya buku ini dan membaca buku ini.
Bagi sang suami, buku ini membuat ia berkomitmen untuk tidak menjadi suami yang buruk sebagaimana sebagian besar suami yang ada dalam buku ini.

Beberapa pria lajang yang membaca buku ini juga berkata mereka akan menjadi suami yang baik, tidak seperti dalam buku ini.

Dengan berbagai kontroversinya ini, saya justru jadi tertarik untuk merekomendasikan buku ini sebagai alat deteksi dan alat antisipasi sebelum menikah, bahkan sesudah menikah.

Dalam workshop Sakinah Family yang kami adakan.
Salah satu materinya adalah mendeteksi masalah pernikahan sebelum menikah.
Materi ini penting karena ternyata banyak masalah yang muncul dalam pernikahan,
ternyata kalau diurut ke belakang sudah bisa dideteksi jauh sebelum menikah.
Jadi kalau sudah diantisipasi seharusnya tidak jadi masalah, atau setidaknya menjadi lebih ringan.
Di workshop ini kami memberikan pertanyaan-pertanyaan kunci yang membuat kita minimal bisa terhindar dari masalah atau minimal mengantisipasinya.

Contoh sederhananya begini.
Misalnya Anda calon istri, punya calon suami Anda anak sulung, kira kira apa yang terjadi?
Bisa jadi gaji suami tidak semuanya untuk rumah tangga, beberapa mungkin harus untuk membiayai adik suami, apalagi kalau sang suami selain sulung juga sudah tidak punya ayah. Maka ia juga membiayai ibunya.
Jika Anda sadar potensi masalah ini, maka Anda tidak kaget kalau keuangan rumah tangga terganggu oleh uang kuliah adik suami dll.
Tapi kalau kita tidak antisipasi, dan kita terkaget-kaget setelah menikah, jadi sumber keributan, dan bisa jadi masalah.
Karena itu sebelum menikah buat daftar pertanyaan untuk pengenalan.
Kalau orang pacaran butuh waktu bertahun-tahun mengetahui calon pasangan hidup, tapi mereka yang menolak konsep pacaran maka butuh pertanyaan kunci untuk mendeteksi calon pasangan. Bahkan pertanyaan kunci ini lebih powerful dari pengenalan melalui pacaran.

Contoh lain, calon istri mempunyai calon suami yang berasal dari pulau seberang.
Maka kalau sang istri sadar, bisa jadi setiap lebaran ia tidak bisa lagi kumpul dengan keluarganya karena harus ikut suami lebaran di kampung halaman, jika tidak di antisipasi sebelum menikah. Tapi kalau sadar keadaan ini maka bisa diantisipasi misalnya dengan kepakatan sebelum menikah, dua tahun sekali bergantian lebaran di hari pertama. Potensi masalah bisa dieliminasi.

Kembali ke tema buku "New catatan hati seorang istri".
Lalu bagaimana calon istri menggunakan buku ini sebagai alat mendeteksi calon suami.
Sederhana.
Pertama si wanita harus baca buku ini. Membaca buku ini membuat kita terbuka akan tantangan yang mungkin ada (Kalau sudah baca versi lama, di anjurkan baca juga versi new catatan hati, karena banyak informasi tambahan).
Kedua, minta calon suami membaca buku ini juga. (Kalau calon suami keberatan membaca katakan ini penting buat mu sebagai calon istri, kalau masih tidak mau baca alasannya tidak suka membaca, lihat seberapa ia menghargai yang penting bagimu apakah penting juga baginya).
Ketiga, setelah keduanya membaca, tanya kepada calon suami
"Bagaimana komentar tentang buku ini?"
Dari jawabannya kita bisa mendeteksi suami seperti apa kemungkinan ia di masa depan.
(Sekalipun tidak ada yang namanya pasti).

Mungkin sang calon suami bilang;
"Insya Allah, aku gak akan seperti itu"----insya Allah aman. Calon suami menjadikan itu pembelajaran untuk tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.
"Wah, buku ini menyerang laki-laki aja, perempuan juga sama aja lagi!"---berarti dia defensif, siap-siap, ini lampu kuning.
"Ini buku tidak mendukung syar'i tentang poligami!"---berarti Anda boleh tanya lagi, "Apakah
kamu berniat poligami?" ---well selanjutnya silahkan kembangkan.

Intinya buku ini jika dibaca kedua belah pasangan akan menjadi alat deteksi yang bagus untuk tahu apa yang ada dalam pikiran calon suami atau istri.
Juga menjadi pembelajaran yang bagus untuk pasangan yang menikah.

Lihat komentar tentang buku ini di


Jangan lewatkan
Workshop 3 in 1 Sakinah Family
Minggu 24 Juli 2011
Asma Nadia Center, Jalan Merapi Raya No. 42,
Depok Timur 16417

Strong financial Family with Think Dinar (Endy J. Kurnioawan)
Strong Spiritual Family with No Excuse (Isa Alamsyah)
Strong and Happy Family with Sakinah Spirit (Asma Nadia)
Investasi Rp 300.000
Hub Rifa Aulia 085218683858



Buku Think Dinar, bangga tidak akurat
Buku Think Dinar, bangga tidak akurat
Isa Alamsyah

Kalau ada buku yang boleh bangga karena tidak akurat, buku itu adalah Think Dinar karya Endi J. Kurniawan terbitan Asma Nadia Publishing.
Kok bisa?
Ya, karena jika semua asumsi dalam Think Dinar benar,
maka angka-angka yang tertera menjadi tidak akurat.
Ternyata setelah 1 bulan penerbitan prediksi dalam buku Think Dinar terbukti sangat akurat dan akibatnya angka angka asumsi di buku ini jadi tertinggal. Kini setelah 6 bulan asumsi angka semakin jauh.

Dinar adalah mata uang koin emas yang dipakai di zaman Rasulullah dan distandarisasikan oleh Khalifah Umar Bin Khattab dengan ukuran 1 dinar = 4,25 gr emas.
Pada terbitan pertama di bulan januari 2011 kami mengasumsikan 1 dinar (4,25 emas) =
Rp 1,500.000 dan kini dalam hitungan 6 bulan 1 dinar = Rp 1,900.000

Republika 19 Juli memberitakan bahwa Emas saat ini naik menyentuh harga tertinggi sepanjang sejarah.

Buku Think Dinar sudah sejak awal mewanti-wanti muslim untuk investasi dalam bentukl dinar emas, karena harga emas akan terus naik. Karena emas adalah mata uang fitrah anti inflasi.
Dolar naik emas naik. Dolar turun emas naik.

Buat yang sudah baca Think Dinar sejak Januari dan menjalankan sarannya, pasti sudah beruntung.
Bayangkan, salah satu pembaca Think Dinar, setelah membaca buku Think Dinar dan twitter Endy J. Kurniawan, mencairkan depositonya senilai Rp 500 juta dan membeli emas dengan uang tersebut.

Anggap saja dengan uang Rp 500 juta tersebut ia membeli bisa membeli 333 keping Dinar emas dengan asumsi 1 dinar saat itu Rp 1,5 juta.
Kini di bulan Juli 2011, 333 keping dinar tersebut bisa dijual langsung dengan harga Rp 632 juta rupiah atau untung 132 juta atau 26%.
Kalau saja dia tetap pakai deposito, dia harus menunggu 6 bulan lagi dan baru dapat bunga 10%-an.
Nah apalagi kalau kita bicara halal haram bunga bank, dengan Think Dinar kita lebih untung dan lebih halal.

Jika kita berpikir Dinar, kita akan bisa menemukan dinar lebih menguntungkan dari:
Menabung
Program link asuransi
Saham
Deposito, dll.

Mas Endy J. Kurniawan akan berbagi tip bagaimana kita bisa mengoptimalkan finansial kita dalam workshop Think Dinar yang merupakan satu rangkaian dengan workshop Sakinah Family, Minggu 24 Juli 2011.
Mas Endy akan memberi tip membangun keluarga kuat perencanaan finansial.

Isa Alamsyah penulis buku No Excuse, akan membagi tip bagaimana agar kita bisa melipat gandakan penghasilan sehingga memiliki tabungan dinar bukan sekedar khayalan.

Selanjutnya Asma Nadia akan membagi tip agar kekuatan keluarga menjadi sumber kebahagiaan bagi ayah bunda anak-anak dan lingkungan.

Ikuti workshop Sakinah Familiy.
Pembicara Isa Alamsyah, Endy J. Kurniawan dan Asma Nadia.
Minggu 24 Juli 2011.
Di Rumah Baca Asma Nadia Pusat
Jalan Merapi Raya No 42 Depok Timur 16417
Investasi Rp 300.000
Hub Rifa 085218683858


Adam, penulis cilik yang dulu tidak suka buku
Adam, penulis cilik yang dulu tidak suka buku
Isa Alamsyah

Sejak kecil Adam berbeda dengan Salsa.
Jauh sekali perbedaaannya, apalagi jika dihubungkan dengan dunia membaca dan menulis.
Salsa dengan mudah diajar membaca, sedangkan Adam sulit sekali.
Salsa sangat suka membaca, Adam sangat tidak tertarik buku.
Di kelas 2 SD Salsa bisa melahap buku Harry Potter yang tebalnya 300-an halaman hanya dalam hitungan beberapa hari, sedangkan Adam sibuk dengan mobil-mobilan.
Setiap kali kita, orang tua, beli buku Salsa tertarik membacanya, Adam hanya tertarik dengan gambar mobil yang ada di buku.
Ketika Salsa mulai suka baca koran, Adam hanya tertarik dengan gambar mobil yang ada di koran.
Jadi kalau orang bilang anak kecil bisa jadi penulis cilik karena bakat dan minat menulis dan membaca, itu salah. Karena Adam pada awalnya sama sekali tidak terlihat sebagai anak yang punya bakat membaca atau menulis.
Lalu bagaimana akhirnya Adam bisa menyukai membaca?
Begini ceritanya.
Minat anak sebenarnya adalah hasil dari pendidikan.
Minat bisa dibentuk dan dipancing.
Ini yang terjadi pada Adam.
Adam tidak suka membaca tapi ia suka mobil.
Maka bunda Asma Nadia membelikan sebuah buku berbentuk mobil, dan ada rodanya.
Adam kecil senang sekali, dan bermain main dengan buku mobil barunya.
Lama kelamaan Adam jadi ingin tahu apa yang tertulis di buku itu.
Lama kelamaan tanpa sadar Adam jadi senang membaca.
Kini Adam tidak begitu suka mobil-mobilan, tapi masih suka buku.
Itu awalnya Adam suka membaca.

Lalu kapan mulai menulisnya?
Setelah suka membaca, kami mulai mencoba membangkitkan minat Adam menulis.
Di usia 5 tahun Adam mulai dilibatkan untuk menulis.
Ia menulis untuk "Klik Man" dalam buku antologi.
Setelah itu selama 4 tahunan ia tidak pernah menulis lagi.
Adam sibuk main bola, main bulu tangkis, berenang dan berbagai kegiatan olah raga lainnya.
Saat itu kami melihat di situlah minat dan bakat Adam.
Hampir setiap olah raga yang didalaminya, ia menguasai dengan baik.
Karena itu akhirnya kegiatan Adam tidak jauh dari olah raga.
Kami pun tanpa sadar melupakan keterampilan menulis Adam.

Selanjutnya Adam mulai suka musik, ia belajar piano, gitar dan drum. Dan amazingly ia bisa bermain ketiga alat musik itu dengan kemampuan di atas rata-rata.
Begitulah Adam sibuk dengan dunia olah raga dan musik, dan kita hanya mensupportnya saja.
Kami semakin lupa mengasah keterampilan menulisnya.

Di sudut lain di rumah yang sama, kakaknya Putri Salsa, menerbitkan buku demi buku setiap tahun dan mencetak banyak Best Seller. Cool Skool, Best Friend Forever karya Salsa sempat menjadi no-2 terlaris dalam distribusi Mizan setelah Laskar Pelangi.

Ayahnya Adam, Isa Alamsyah dan Bundanya Asma Nadia juga terus menerbitkan buku.
Adam sesekali di ajak ikut kegiatan kepenulisan, tapi kesehariannya tetap sibuk dalam dunia olahraga dan musik.

Suatu hari, di usia 9 tahunan Adam datang ke bunda dan berkata,
"Bunda aku mau dong jadi penulis. Aku satu-satunya di keluarga yang bukan penulis. Ayah bunda penulis, Kak Salsa Penulis. "
Pertanyaan ini justru jadi titik balik Adam jadi penulis. Rupanya kegiatan orang tua dan kakaknya jadi perhatian Adam juga.

Selama ini kami berpikir Adam suka olah raga suka musik jadi kurang menggarap potensinya dibidang kepenulisan.
Rupanya ia juga punya minat di bidang kepenulisan.
Lalu mulailah kami berdiskusi dan Adam mulai menulis.
Beberapa bulan kemudian Adam mempunyai buku pertamaya "Mostly Ghostly" yang kocak dan edukatif. Tentang tiga anak yang tidak mudah percaya isu hantu dan membuktikan isu-isu yang didengarnya.
Setahun kemudian Adam menerbitkan buku keduanya "Mostly Spooky" yang merupakan seri dari Mostly Ghostly.
Buku Adam sangat menghibur dan banyak anak menyukainya.
Nilai pesannya juga kuat.
"Anak Indonesia tidak perlu takut hantu lagi!".

Adam jadi penulis karena memutuskan untuk jadi penulis.
Adam punya buku baru karena dibimbing dan dilatih untuk jadi penulis.
Bukan bakat yang membuat Adam jadi penulis tapi latihan dan pendidikan di rumah.
Bukan juga karena ayah bundanya penulis, karena kalau Adam tidak ditelateni mungkin tidak ada buku yang terbit seperti 4 tahun sebelumnya.
Belajar dari Adam, semua anak bisa jadi penulis.
Sebaliknya, anak penulis pun bisa tidak menulis kalau tidak di kader.
Adam punya niat, di usia 25 tahun punya 100 buku. WOW

Mau dengar lebih banyak kisah Adam dan Salsa menulis, dan bagaimana gaya pengkaderannya di rumah?
Hadiri Temu keluarga penulis. Full Team.
Adam Putra Firdaus, Putri Salsa, Asma Nadia dan Isa Alamsyah,
Jumat 22 Juli 2011 di TM Book Store Detos Depok Townsquare,
Jam 16.00 -18.00
Gratis Berhadiah

Jangan lewatkan workshop Sakinah Family
Workshop 3 in one for Powerful Family.
Minggu, 24 Juli 2011 Jam 09.00 - 17.00
Rumah Baca Asma Nadia Pusat,
Jalan Merapi Raya No. 42 Depok timur

No Excuse for Family by Isa Alamsyah 09-00 - 12.00
Think Dinar for Family by Endi J. Kurniawan 13.00 - 15.00
Sakinah Family by Asma Nadia 15.30 - 17.00





Parenting Plan (Merencanakan Langkah Parenting) yang terlupakan
Parenting Plan (Merencanakan Program Parenting)
Isa Alamsyah

Coba ketik frase 'business plan' di google maka kita akan menemukan banyak artikel tentang rencana bisnis. Lalu ketik 'site plan', 'study plan', 'shopping plan' maka kita akan menemukan berbagai artikel yang berkaitan dengan rencana belajar, rencana belanja atau rencana pembangunan.

Sekarang coba ketik 'parenting plan' di google.
Tebak artikel apa yang muncul. Sudah coba?
Dulu, saya kira ketika melakukan itu yang muncul adalah berbagai konsep rencana dalam membuat program parenting, ternyata tidak.
Jika kita mengetik frase 'parenting plan' pada google, sebagian besar artikel yang keluar adalah tentang rencana pengasuhan anak ketika ayah dan ibu bercerai.
Isinya rata-rata tentang siapa yang mengasuh, rencana biaya pendidikan, rencana pengadilan, dsb. Artikel parenting plan yang muncul bukan tentang bagaimana rencana mendidik anak, metode pendidikan anak, membangun hubungan dengan orang tua, dsb.
Kalaupun ada parenting plan yang tidak terkait perceraian, biasanya terkait pada parenting plan bagi orang tua dari anak dengan kebutuhan khusus.

Artinya apa?
Artinya, saat ini banyak yang menjalankan parenting tanpa plan. Atau parenting tidak identik dengan rencana.
Kalaupun ada, rencana tidak hitam di atas putih, tidak tersistematisasi dan berjalan mengalir saja.
Sampai akhirnya kini istilah 'parenting plan' identik dibuat hanya ketika ada kasus perceraian atau anak dengan kebutuhan khusus.

Apakah benar parenting tidak perlu rencana?
Apakah hanya yang bercerai atau mempunyai anak dengan kebutuhan khusus yang perlu parenting plan?

Saya termasuk yang percaya dengan konsep profesional parenting.
Dans alah satu tugas orang tua adalah membuat rencana parenting.
Menjadi orang tua, kita harus punya rencana untuk masa depan anak.
Dengan program jelas untuk anak-anak, kita bisa menentukan berbagai kebijakan secara tepat.
Rencana mencakup, di anataranya?
Anak seperti apa yang kita harapkan?
Ilmu apa dan keterampilan apa yang harus dikuasai?
Bagaimana mengembangkan bakat dan minat secara maksimal?
Bagaimana mengembangkan sosial skillnya, life skillnya, dll?
Mana yang sudah tercapoai mana yang belum?
Dan berbagai plan lainnya.

Jika orang tua mempunyai rencana jelas untuk anak-anak mereka, maka anak anak tidak menjadi korban try and error dari orang tua.

Maukah Anda menyewa kontaktor rumah yang membangun rumah Anda tanpa rencana?
Mungkin lebih murah, tapi rumah tersebut bisa hancur kapan saja.
Kalaupun rumah tersebut kuat, mungkin Anda tidak suka bentuknya setelah jadi,
karena berbeda dengan yang dibayangkan sebelumnya.
Dengan rencana, kemungkinan buruk bisa diantisipasi.

Sudahkan Anda, para orang tua punya clear plan (rencana yamng jelas) untuk masa depan anak-anak mereka?

Artikel di sini tidak memungkinkan untuk menjabarkan utuh parenting plan yang bisa kita buat, karena itu kami akan berikan contoh parenting plan lengkap pada modul Workshop Smart and Fun Parenting Minggu 10 Juli 2011 ini.
Semoga kita bisa membuat rencana lebih jelas untuk anak-anak kita.
Amin...

*******

Ikuti Fun & Smart Parenting.
Workshop yang tepat untuk siapa pun yang ingin mendapat amunisi hebat untuk mendekati dan melejitkan potensi anak-anak.

Waktu 10 Juli 2011
Pukul 09.00 - 17.00.
di Rumah Baca Asma Nadia Lantai 2
Jalan Merapi raya No. 42 Depok Timur (depan)
Biaya Investasi Rp 300.000/ orang.

Suami - istri Rp 500.000 (berdua)
Manfaatkan juga paket disc untuk suami-istri perorang Rp. 250.000, agar pasangan punya visi yang sama dalam mengarahkan anak-anak.

Khadimat/baby sitter/ pembantu (Rp 200.000 sebagai peserta ke-3)
Paket ini juga bisa dimanfaatkanuntuk metraining baby sitter/khadimat/ mungkin ajak ibu mertua jika sering berbeda kebijakan terhadap anak-anak yang kadang dititipi ke mereka (pasangan plus khadimat/baby sitter(bertiga) orang ketiga hanya 200 ribu.

Tertarik? Hub Rifa Aulia 085218683858

***********
Parentivasi: The Power of Games and Play
Parentivasi: The Power of Games and Play
Isa Alamsyah

Bermain (Play) dan permainan (Games) adalah salah satu alat penting dalam parenting.
Apa sih bedanya bermain dan permainan? Keduanya mirip tapi sebenarnya berbeda.
Bermain menjadi permainan ketika sudah ada peraturan, ada menang ada kalah, ada kompetisi, ada target, dsb.
Misalnya kita main bola sendirian, oper kanan kiri, berlari having fun, itu namanya bermain.
Lalu kemudian teman kita datang, kita main oper-operan. Itu masih bermain.
Tapi ketika kita ajak teman kita adu akurat, adu banyak goal, itu sudah masuk ke games.
Games tidak harus bersama orang lain.
Sendirian pun kita bisa main games misalnya dengan main games komputer, dsb.

Nah artikel ini akan membahas lebih ke arah bagaimana sebuah play atau games sangat penting buat parenting.

Manfaat games untuk parenting.
1. Games dan play adalah proses pembelajaran dan pendidikan
Bagi orang dewasa, permainan terlihat seperti kegiatan tidak produktif.
Tapi bagi anak-anak, terutama anak balita, permainan itulah pelajaran dan produktivitas.
Ketika berlari, duduk, berjalan, merangkak, mereka sedang dalam proses pelatihan fungsi tubuh.
Ketika memegang, melempar, mereka sedang memperkenalkan otak pada dunia baru.
Tapi kalau kita mengira permainan adalah pembelajaran hanya untuk balita, itu juga salah besar,
karena sampai dewasa pun kita bisa belajar banyak dari permainan.

2. Games dan play adalah alat pemicu kebahagiaan dan kesenangan sekaligus alat pelatihan mental
Semua tahu kalau bermain akan memberikan kebahagiaan.
Begitu juga games. Ikut atau main games bisa memberi kebahagiaan.
Kalau tidak bahagia, ngapain juga bermain. Betul tidak?
Kebahagiaan dan kesenanagan jiwa berarti pertumbuhan yang baik bagi anak.
Tapi beda dengan bermain yang sebagian besar full happiness, games tidak demikian.
Karena dalam games ada menang dan kalah, dan tidak selamanya kita menang, maka games jadi pelatihan mental.
Dari games kita bisa belajar bagaimana kita bisa menerima kekalahan.
Bagaimana tetap berbahagia ketika kalah (tidak stres), dsb.
Sering kita melihat orang tua marah pada anak-anak:
"Udah gak usah main, bukannya senang-senang malah ribut (sama kakak, adik, dsb)!"
Ini adalah normal dan proses pembelajaran kehidupan yang penting.
3. Games dan Play adalah alat deteksi perkembangan fisik, psikologis, mental dan kecerdasan sosial anak
Dari permainaan, orang tua dengan mudah bisa mendeteksi perkembangan anak baik secara fisik, mental, psikologis, sosial, dsb.
Misalnya anak kita main lari-larian dengan teman-temannya. Dari situ kita bisa melihat seberapa cekatan anak kita, seberapa kuat fisiknya.
Jika anak kita tidak suka main games dengan anak-anak lain, kita bisa mendeteksi beberapa hal.
Mungkin anak kita tipe penyendiri. Mungkin anti sosial (gak suka kumpul).
Atau mungkin sebenarnya suka kumpul tapi dilecehkan jadi malu (berarti leadershipnya rendah saat itu). Maka dari berbagai indikasi ini kita bisa melakukan langkah antisipasi.
Misalnya anak-anak main bola.
Ada yang kena tangan tapi gak ngaku (dari situ kita bisa mendeteksi bagaimana anak menghargai atau tidak kejujuran dan sportivitas).
Ada anak yang kalah main bola tapi pasrah berarti kurang punya mental pemenang.
Ada yang kalah tapi emosi, berarti punya mental pemenang tapi rentan stres.
Ada yang kalah, marah, tapi dijadikan dendam positif (wah bagus tuh berarti sudah baca buku Dendam positif, he he...).
Ada yang menang lalu melecehkan yang kalah (berarti bisa superior tapi tidak simpatik),
dan ada berbagai perilaku yang muncul sehingga bisa kita jadikan alat deteksi sifat anak sehingga kita bisa melakukan antisipasi.

Beberapa sifat di bawah ini bisa dideteksi melalui games
Mental pemenang atau pecundang atau pasrah
Tipe pemimpin atau tipe pengikut.
Sportif atau tidak sportif
Mau menang sendiri (egois) atau tatat aturan.
Orientasi hasil dengan menghalalkan segala cara atau jujur.
Dari berbagai deteksi ini, kita bisa mengantisipasinya sejak dini.
Karakter lebih mudah dibentuk jika kita mendeteksinya sejak dini.


4. Games dan Play adalah alat untuk membuka pintu ilmu pengetahuan dan keahlian.
Karena games atau play bisa menumbuhkan rasa senang, maka kegiatan ini disukai oleh siapapun.
Itu sebabnya games dan play bisa digunakan sebagai pintu untuk kegiatan yang dianggap tidak fun atau membosankan.
Belajar mungkin bisa membosankan, tapi kalau diberikan dengan pendekatan permainan yang menarik maka akan menyenangkan.
Dan suasana senang akan membuat otak bisa menerima lebih baik ketimbang suasana stres.
Bukan hanya untuk anak-anak tapi konsep ini juga untuk orang dewasa.
Dalam setiap workshop yang kami adakan, baik workshop menulis dewasa atau apalagi anak-anak, workshop parenting, workshop no excuse, workshop sakinah bersamamu, workshop think dinar, dll, kami selalu memasukkan unsur games dalam materi, karena disitu otak lebih terbuka dan terpicu untuk menerima pengetahuan.
Bahkan ada instruktur pelatihan marketing dan manajemen yang minta kami membuatkan games untuk pelatijhan mereka. Kenapa? Karena games membuat suasana belajar jadi lebih menyenangkan.

5. Games dan Play adalah alat untuk mendekatkan orang tua dengan anak, kakak dengan adik, anak dengan teman-teman
Sekalipun ini tidak ditulis di awal, tapi ini merupakan salah satu fungsi yang terpenting.
Games adalah alat untuk mendekatkan orang tua dengan anak.
Untuk yang satu ini biasanya ayah atau para bapak lebih terampil dari bundanya.
Dari sebagian besar orang tua yang saya amati, saya melihat sebagian besar anak, terutama dalam kaitannya game komputer, sebagian besar anak lebih enjoy bermain dengan ayahnya.
Atau mungkin bisa dikatakan, sebagian besar ayah (pria) lebih bisa menikmati permainan anak-anak.
Kenapa?
Ada beberapa teori.
Pertama memang ada istilah 'guys don't grow up' atau 'pria memang tidak pernah dewasa' maksudnya dari kecil sampai dewasa, laki-laki suka bermain.
Kedua, mungkin wanita menganggap bermain bukan kegiatan produktif sehingga bermain bagi para ibu dianggap cuma hiburan dan yang produktif adalah belajar.
Terlepas dari itu semua, saya cuma ingin mengatakan, bagaimanapun bermain dengan anak sangat bermanfaat untuk membangun kedekatan ayah bunda dengan anak.
Anak sangat senang sharing pengalaman bermain dengan ayah bundanya.
Games membuat bahasa ayah dan bunda jadi sama dengan anak-anak.
Anak akan sangat senang berkompetisi dengan ayah bundanya, apalagi kalau bisa mengalahkan ayah-bundanya dalam permainan, mereka akan tumbuh lebih percaya diri.
Games akan menempatkan ayah dan bunda tidak selamanya sebagai superior.
Ada saatnya anak-anak punya momen superior di atas ayah bundanya, tidak selalu inferior, dan games memungkinkan itu secara alamiah.
Jadi sempatkan bermain dengan anak sampai anak dewasa sekalipun.

Sebenarnya masih banyak manfaat lain seperti:
6. Games dan Play adalah alat pemicu kreativitas (baik bagi anak maupun orang tua)
7. Games dan Play adalah alat penghapus kebosanan (Ketika menunggu, bete, dsb)
8. Games adalah alat pelatihan leadership anak kebosanan
9. Games sebagai sumber penghasilan
10. Games sebagai alat pembangun kepercayaan diri.
11. Games sebagai pintu pergaulan internasional, dsb.

Karena halaman notes ini tidak memungkinakan kami membahas semuanya, kami akan bahas lengkap dalam Workshop Smart and Fun Parenting yang kami adakan, atau pada artikel selanjutnya.

Seberapa Anda menghargai waktu 1 menit?

Seberapa Anda menghargai waktu 1 menit?

Berhargakah waktu satu menit?

Seberapa Anda menghargai 1 menit?

Jika Anda membaca notes saudara izuddin effendi (http://www.facebook.com/izuddin.effendi),

mungkin Anda bisa lebih menghargai nilai 1 menit.

Apa yang terjadi selama 1 menit di internet?

by Izuddin Effendi on Saturday, July 2, 2011 at 10:22pm

Apa yang terjadi selama 1 menit di internet sewaktu anda mengaksesnya? Dan inilah beberapa hal yang mungkin terjadi selama 1 menit di dunia maya :

500 lebih postingan di blog

98,000 twit terbaru

12,000 iklan terbaru di craiglist(FJB Terbesar)

20,000 postingan terbaru di Tumblr

600 video terbaru di Youtube

70 Domain Didaftarkan

13,000 Aplikasi iPhone telah diunduh

320 Akun Twitter terbaru

100 Akun Linkedin terbaru

6,600 Foto dipublish di Flickr

125 Plugin WordPress terunduh

50 Core WordPress terunduh

79,364 Wall terkirim di Facebook

695,000 Status Facebook diupdate

510,040 Komentar muncul di Facebook

1,700 Aplikasi Mozilla Firefox terunduh

694,445 kata dicari di Google

168 Juta Email terkirim

60 Blog terbaru dibuat

40 Pertanyaan di Yahoo answer dan 100 jawaban diberikan

1,600 Orang Membaca di Scribd

1 Kata terdefinisi di Urban Dictonaries

370,000 menit telepon di Skype.

13,000 jam musik streaming di Pandora

5,000,000,000 dokumen di seluruh dunia di rayapi (crawl) oleh robot google

Itulah yang terjadi di internet selama semenit, dan anda sekarang lebih mengerti mengapa begitu berharganya 1 menit di dunia maya.

Ketika usia divonis kematian sudah dekat, apa yang Anda lakukan?

Ketika usia divonis kematian sudah dekat, apa yang Anda lakukan?

Isa Alamsyah


Dokter secara terus terang mengatakan padanya bahwa usianya hanya tersisa 3 bulan atau paling lama 6 bulan.

Kali ini dokter begitu yakin kanker pankreas yang dideritanya tidak akan bisa disembuhkan setelah kemo terapi dan berbagai cara yang ada sudah dilakukan.

Dosen yang baru tahun sebelumnya baru tahu ia menderita kanker pankreas tersebut sadar kematiannya sudah dekat.


Ada banyak pilihan yang bisa dilakukannya 63 atau 6 bulan menjelang kematiannya.

Ia bisa menghabiskan waktu sebanyak banyaknya bersama istri dan anak-anaknya yang masih kecil.

Ia juga bisa pergi ke tempat yang diimpikannya sebelum kematiannya.

Ia juga bisa memilih untuk membuka usaha untuk menjamin masa depan anak-anaknya.


Tapi tahukah apa yang dipilihnya?

Ia memilih untuk menulis buku.

Ya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya.

Dosen ini mengajak satu penulis untuk menulis buku bersamanya.


Kenapa ia menulis buku?
Karena ia sadar, buku akan menjadi warisan berharga untuk anak-anaknya.

Ia sdar karena buku bisa menjadi pegangan abadi buat anak-anaknya.

Ia sadar, bahwa buku bisa menjadi inpirasi dunia.


Ia tahu keluarganya sebenarnya membutuhkannya lebih dari kapanpun, karena waktunya tinggal sedikit.

Tapi ia tetap sibuk menghabiskan waktu di tiga bulan terakhir menyelesaikan buku pertama dan terakhirnya.


Apakah keputusannya benar?
Akhirnya waktu yang membuktikan.


Bukunya membuat ia abadi.

Ya, ini adalah kisah nyata Randy Pausch penulis buku "The Last Lecturer".


Sebagian isi bukunya menjadi bahan ceramah terakhirnya di Universitas.

Universitas tempatnya bekerja mempunyai tradisi memberi kesempatan pada dosen (profesor) yang karena suatu hal tahu bahwa mereka menjelang ajal untuk memberikan ceramah terakhir.

Rekaman dari ceramahnya yang diupload di youtube diakses belasan juta orang.


Dari bukunya ia dibayar US $6.7 juta (Rp 60 miliar-an) dari penerbit.

Buku tersebut dicetak perdana 400.000 kopi dan dicetak ulang hingga terjual sebanyak 4,5 juta kopi di Amerika saja.

Bukunya sudah diterjemahkan dalam 46 bahasa.

Selama 85 minggu bertahan di daftar New York Best Seller.


Keputusannya membuat buku justru menghidupkannya lebih lama.

Buku membuat semangatnya menjadi warisan abadi bagi anak-anaknya dan dunia.


Seandainya ia hanya memilih bersama anak-anaknya menghabiskan 6 bulan yang tersisa.

Mungkin ia hanya jadi kenangan indah bagi keluarga.


Tapi buku membuatnya inspirasi keluarga dan dunia.


Belajar dari Randy Pausch, kenapa kita mulai menulis dan menyiapkan buku karya kita.

Satu buku sebelum Mati, Bisa! No Excuse!


Penghargaan untuk Randy Pausch setelah "The Last Lecturer"

  • The Pittsburgh City Council declared November 19, 2007 to be "Dr. Randy Pausch Day".[46]
  • In May 2008, Pausch was listed by Time as one of the World's Top-100 Most Influential People.[1]
  • Randy was named Pittsburgher of the Year 2008.[47]
  • On May 30, 2008, Randy received a letter from then President George W. Bush thanking him for his commitment to the Nation's youth.[48]
  • On February 4, 2009, The Walt Disney Company dedicated a tribute plaque at Walt Disney World near the "Mad Tea Party" attraction with a quote by Randy that reads "Be good at something; It makes you valuable ... Have something to bring to the table, because that will make you more welcome."[49]
  • The Walt Disney Company also created the Disney Memorial Pausch Fellowship at Carnegie Mellon University, which will support two graduate students.[50]
  • Per Jared Cohon's announcement on the day of the Last Lecture, a raised pedestrian bridge at CMU that connects the Gates Computer Science building and the Purnell Center for the Arts is named after Pausch, symbolizing the way he linked the two disciplines.[22]