Paling kaya paling sibuk, refleksi adab di jalan raya

Kalau Anda mau lihat perilaku orang paling kaya dan paling sibuk,
coba lihat di Jakarta dan sekitarnya.
Saya tidak tahu apakah di kota besar lain seperti Surabaya, Medan, Makasar, Bandung dan lainnya, berperilaku sekaya dan sesibuk orang di Jabodetabek.

Saya sangat takjub ketika melihat ada mobil berhenti di jalan,
karena sang pengendara berpapasan dengan mobil lain dari arah berlawanan yang kebetulan dikendarai orang yang dikenalnya.
Sekalipun belakang ada mobil lain, kedua mobil tersebut berhenti sejenak dan kedua pengendara saling ngobrol sebentar.
Ya, itu salah satu perilaku orang yang sangat kaya, karena jalan raya ternyata milik mereka, sehingga mereka bisa berhenti seenaknya dan ngobrol dengan teman lama.

Kalau angkot (angkutan kota) jangan ditanya.
Mereka bisa berhenti di pingggir jalan, tengah jalan, di tikungan, atau di mana saja.
Mereka bebas menunggu penumpang semaunya tanpa peduli kemacetan yang diakibatkannya.
Karena mereka punya mental, jalan ini milik saya.

Ternyata yang punya jalan bukan cuma pengendara mobil.
Saya juga sering melihat anak remaja yang memiliki jalan raya.
Kalau mereka berjalan bertiga, berempat bahkan berlima, mereka berjalan berjajar rata ke samping. Padahal mereka berada di jalan pas untuk dua mobil, tanpa trotoar.
Setengah jalan dipakai mereka berjalan berdampingan sambil ngobrol atau makan es,
atau bersenda gurau.
Mobil terpaksa bergantian masuk jalur kosong, menghindar dari mereka.

Itu sedikit profil orang-orang kaya pemilik jalan raya yang saya sering jumpai.

Ada lagi orang super sibuk di jalan raya, rasanya waktu sedetik saja sangat bermakna.
Mereka sebagian besar diwakili pengendara motor.
Kalau lampu merah menyala, selama masih ada celah kecil, walaupun selisih beberapa detik tetap dimasuki.
Kalau ada macet, mereka masuk sampai tempat yang tidak bisa bergerak, sehingga macet sudah diatasi.
Kalau semua jalan penuh, mereka naik ke trotoar dan membuat pejalan kaki menyingkir.
Kelihatan sangat mengejar waktu.
Pasti mereka orang sibuk! Setidaknya begitulah perilakunya di jalan raya.
Saya tidak tahu pasti sesibuk itukah mereka di tempat kerja?
Tidak ada waktu menunggu, terus bekerja dan mengambil semua peluang yang ada?

Ada lagi penguasa jalan yang ahli hukum.
Kalau sudah mengusai jalur tidak mau mengalah. Sekalipun ada mobil lain yang kesulitan mau berbelok, sang penguasa jalan tidak mau berhenti tetap maju menutupi jalan mobil lain yang mau belok.
Memang yang lurus lebih berhak dari yang mau belok, itu kalau bicara kelaziman.
Tapi tidak selamanya harus diterapkan demikian bukan?
Tapi toh mereka merasa lebih berhak secara hukum.
Huh.

Apakah Anda pernah melihat orang terkaya dan tersibuk di dunia seperti contoh di atas?
Mereka yang mempunyai jalan raya dan mengusai jalan raya.
Atau apakah kita salah satunya?

8 comments

  1. jangankan kota besar, kota kecil tempat tinggal saya juga begitu pak Isa

    ReplyDelete
  2. satu lagi pak Isa, hanya satu orang yg mau lewat banyak sekali org yg terlibat di dalamnya, setiap persimpangan, tikungan dijaga 2 sampai 4 org, siapakah yg mau lewat ? apakah si empunya jalan ?

    ReplyDelete
  3. he..he..he.. kadang sy jg spt itu pa, jd malu nih.. krn kesiangan jd suka seenaknya d jln..trims ya pa sdh d ingatkn..

    ReplyDelete
  4. kejadian seperti yang dituturkan bang Isa sering terjadi di Mataram sy sangat heran dengan perilaku berkendaraan di kota ini. sebelumnya sy tinggal di Bandung dan hampir tidak pernah melihat hal-hal seperti itu. Sy kadang geram, emosi dengan pengendara2 sepeda motor atau mobil. Udah jelas-jelas ada aturan roda 4 (mobil) sebelah kanan dan roda 2 (motor) sebelah kiri tp tetap aja ga pernah dihiraukan, belum lagi lampu merah yang sering diserobot malah kalau sy berhenti pas lampu merah dan keadaan jalanan sepi sy malah dimaki-maki diklaksonin untuk suruh jalan. Berkendara disini harus banyak sabar rupanya, kita jalan di jalur yg benar pun kita diklaksonin tanpa sebab, dan itu sanagt2 mengganggu pendengaran. Sering akhirnya sy ngomel2 sampai tiba di rumah saking keselnya.

    Rien
    Mataram-NTB

    ReplyDelete
  5. duh udah sering kali aku mengalami hal seperti ini
    bahkan pernah aku mengalami saty kisah yang menurut ku cukup menggelikan... saat itu jalan yang ku lalui dalam keadaan macet bahkan motor aja ga bisa lewat. trus mobil d belakang kami klakson2 terus langsung aja aku bilang kalau mau duluan n buru2 duluan aja sana kalo bisa

    ReplyDelete
  6. ya..kadang2 saya jg mengalaminy..waktu menyeberang jalan bareng anak2 sepulang sekolah..tetap saja motor/mobil ga mw ngalah,,padahal tangan dah d posisi stop..
    sama ibu2 yg bawa gendong dan tuntun anak pun,,msh ga mw ngalah..

    ReplyDelete
  7. Arga Sanjaya SttsMay 11, 2011 at 2:30 PM

    Banyak hal hal kecil yang tidak bisa saya ambil pelajaran di dalamnya..
    Tapi tidak di mata anda bang...
    Semua hal bisa dijadikan tema diskusi yang menarik...
    selalu eksis ya bang...
    Sudah lama saya tidak melihat tulisan anda sesering dulu...
    Atau anda sudah menjadi salah satu orang yang sibuk walau belum sampai ke level "paling"...
    Hehehe...

    ReplyDelete
  8. Makasih sangat bermanfaat.... www.masyonow.com

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon