Judul Buku:
Jangan Malu! Jangan Gengsi!
(Di toko buku di search dengan judul "Dendam Positif!")
Jenis:
Motivasi ringan (Cukup 5 s.d. 15 menit untuk membangkitkan semangat)
Penulis:
Isa Alamsyah dan Asam Nadia
Motto:
Jika saja kita bisa mengabaikan malu dan gengsi,
kita sudah melangkah maju menuju sukses.
Pemesanan: Buku ini tersedia di toko buku Gunung Agung dan Gramedia.
(Di toko buku di search dengan judul "Dendam Positif!")
Jika ingin memesan langsung silahkan hubungi
Leon : 087885273530 (XL),
Roonie: 081282210742 (Simpati)
Dedi: 085711946854 (IM3) - Hub salah satu nomor saja
Paket Penjualan:
Buku ini dijual dalam 1 paket dengan judul paket "Dendam Positif"
Dalam satu paket ada 5 buku, yaitu (silakan diklik untuk tahu detail bukunya):
Rekomendasi:
Jika Anda ingin memberi hadiah ulang tahun atau hadiah apa saja, nampaknya buku ini adalah pilihan yang cocok.
Buku ini ringan tapi powerful.
Setiap buku mungkin hanya butuh waktu 15 menit untuk membacanya (Kecuali Jangan Takut Gagal yang agak tebal) .
Bahasanya ringan mudah dicerna. Anak SMP, SMA, ibu rumah tangga, bahkan direkomendasikan untuk membacanya.
Sekalipun ringan buku ini juga bisa dibaca eksekutif dan pemimpin, karena selain ringan juga powerful.
Orang sibuk cukup meluangkan 15 menit sehari untuk mencharge semangatnya.
Sekilas tentang buku:
Jangan Malu! Jangan Gengsi!
Malu atau gengsi, dua kata yang mirip dan kelihatannya sederhana, tapi ternyata dua kata ini bisa mengubah dunia.
Masa sih? Apa benar?
Dunia ini menjadi sejahtera, menjadi seperti sekarang karena banyak orang di masa lalu yang mengabaikan rasa malu dan gengsi. Dan karena mereka mengabaikan malu dan gengsi mereka bisa mengubah dunia. Dengan kata lain seandainya mereka memelihara malu dan mengutamakan gengsi, dunia tidak akan sebaik sekarang.
Mau contoh nyatanya?
Ya, justru itu yang dibahas di buku ini.
Kita akan melihat betapa penemuan besar, sejarah besar, perusahaan besar, terwujud karena di masa lalu orang tidak malu dan tidak gengsi.
Dulu penyakit cacar sangat mematikan. Semua orang takut sekali dengan penyakit ini. Tidak hanya mematikan tapi juga mewabah. Para ilmuwan melakukan penelitian dan penelitian untuk membasmi penyakit ini, tapi tidak ada yang bisa menemukan solusinya.
Lalu ada seorang ilmuwan yang melakukan riset tentang penyakit ini. Ia tidak juga menemukan jawabannya. Suatu saat ia mendengar omongan di antara peternak yang mengatakan bahwa orang yang terkena cacar sapi akan kebal penyakit cacar mematikan ini.
Kalau saja ilmuwan ini mengutamakan gengsi, tentu saja ia tidak mau mendengar ocehan peternak, tapi ia memilih untuk rendah hati. Ia tidak malu melakukan riset berdasarkan omongan petani.
Hasilnya, ia menemukan serum penyembuh penyakit ini. Dan berkat temuannya, penyakit cacar bisa disembuhkan. Kini wabah penyakit ini nyaris hilang. Bahkan saat ini hampir tidak ditemukan lagi penderita penyakit ini di dunia (kecuali cacar air).
Siapakah ilmuwan ini? Nanti akan kita lihat di bahasan berikutnya.
Fakta di atas sudah cukup menujukkan betapa mengabaikan rasa malu, melupakan gengsi, bisa membuat kita lebih mampu untuk mengembangkan potensi diri dan mungkin bisa mengubah dunia.
Contoh lain misalnya.
Kenapa di Indonesia banyak korupsi?
Alasan sederhananya karena para koruptor tidak malu untuk melakukan korupsi.
Seandainya koruptor punya rasa malu tentu saja korupsi akan berkurang pesat.
Bayangkan saja, di Indonesia kita bisa menemukan orang yang bergaji standar dan hanya bekerja di satu instansi pemerintahan tanpa bisnis dan tanpa orang tua kaya, tiba-tiba bisa mempunyai rumah yang hanya mungkin dibeli jika ia menabung gajinya selama 100 tahun tanpa dipakai sama sekali.
Di Indonesia kita bisa melihat, orang yang bergaji 3 juta sebulan dan pasti habis untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi dia bisa melenggang bangga dengan jam tangan mewah senilai 20 juta di tangan, yang wajarnya hanya pantas dipakai mereka yang berpenghasilan ratusan juta per bulan.
Para koruptor lebih mengutamakan gengsi untuk hidup mewah tanpa malu, padahal semua orang tahu itu tidak mungkin dari gaji murni mereka.
Dengan kata lain seandainya para koruptor punya rasa malu dan tidak gengsi hidup sederhana tapi jujur, Indonesia akan jauh menjadi bangsa yang makmur dan besar.
Ok, jangan terlalu bicara jauh.
Mari kita fokus pada diri kita.
Contoh besar di atas hanya ingin menunjukkan betapa rasa malu dan gengsi bisa menghambat masa depan atau karir .
Karena itu jangan malu atau gengsi untuk memulai sesuatu, jangan gengsi atau malu untuk memulai dari bawah.
Jika berhasil mengabaikan malu atau gengsi, bisa dipastikan kita sudahsiap mengubah diri menjadi lebih baik
Lebih dari itu, mungkin suatu saat kita bisa mengubah dunia.
Tentu saja konteksnya jangan malu untuk melakukan hal baik, sebaliknya malulah untuk melakukan keburukan.
Jangan gengsi untuk melakukan kebaikan dan gengsilah untuk melakukan keburukan. Jangan terbalik.
Isa Alamsyah & Asma Nadia
Jgn malu,jgn gengsi... Buku yg luar biasa....
ReplyDeleteThanks, Toso Jamers
ReplyDeletemotivasi yang sangat hebat, senang saya membaca nya ...
ReplyDeletemotivasi yang sangat hebat, senang saya membaca nya ...
ReplyDelete