Isa Alamsyah
Seekor tikus panik melihat petani menyiapkan beberapa jebakan tikus di sawah.
Ia begitu ketakutan dan segera berbegas mencari bantuan. Saat bertemu ayam ia bercerita.
"Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada Ayam.
"Wah itu bukan urusanku, mana aku tahu. Uruslah urusan masing-masing" jawab Ayam acuh.
Tikus masih ketakutan ia datang menemui kambing.
"Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada kambing.
"Bukankah benda itu dinamakan 'jebakan tikus.' Jadi apa urusannya denganku. Kalau itu jebakan kambing baru aku boleh khawatir," jawab kambing seenaknya.
Tikus tetap ketakutan, tapi masih ada harapan, ia pergi menemui sapi.
"Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada sapi.
"Hah jebakan tikus. Itu benda yang kecil sekali, Tidak ada pengaruhnya buat aku. Kenapa aku harus pikirkan." jawab Sapi sinis.
Tikus benar-benar sedih, nampaknya benar-benar tidak ada yang mempedulikannya.
Apalagi memang ayam, kambing dan sapi adalah peliharaan pak tani, sedangkan dia adalah buruannya pak tani.
Malam itu tikus tidur semalaman, ia tidak berani mencari makan karena takut terkena jebakan tikus.
Subuh dini hari ketika hari masih gelap, Pak tani dan istrinya sepeti biasa pergi ke sawah.
Mereka juga melihat apa jebakan tikus yang dipasang sudah berhasil menangkap tikus.
Karena subuh masih sangat gelap, tanpa sengaja istri Pak tani memegang jebakan tikus yang ternyata menjepit ular berbisa. Ular tersebut sempat mematok istri Pak tani hingga terkena racun berbisa.
Istri Pak tani langsung di bawa ke dokter.
Karena tak sanggup membayar dokter, pak tani menyembelih ayamnya dan menjual dagingnya untuk membayar biaya dokter.
Ternyata perawatan dokter saja tidak cukup untuk mengatasi bisa yang berbahaya ini. Maka terpaksa pak tani membawa istrinya masuk ke rumah sakit.
Uang muka masuk rumah sakit cukup mahal. Pak tani terpaksa menyembelih kambingnya dan menjual dagingya ke pasar untuk menutupi uang muka ke rumah sakit.
Ternyata biaya perawatannya sangat mahal. Perlu perawatan khusus untuk mengatasinya.
Pak tani akhirnya terpaksa menyembeli sapinya dan menjual dagingnya untuk membayar biaya perawatan.
Begitulah akhir kisah jebakan tikus.
Sapi, kambing dan ayam tidak pernah menduga jebakan tikus yang diacuhkannya justru membuat mereka disembelih lebih cepat.
Apa hikmahnya?
Seringkali kita menganggap masalah orang lain bukan masalah kita.
Masalah lingkungan bukan masalah kita.
Padahal jika kita telusuri bisa jadi masalah tersebut akan mempengaruhi hidup kita juga, atau mungkin keluarga kita.
Ada teman atau kerabat kita terlibat narkoba kita biarkan karena itu urusan dia sendiri.
Tapi ternyata kita jadi korban karena barang-barang kita dicuri untuk membeli narkoba.
Lebih buruk lagi anak kita ikut menjadi candu narkoba akibat perbuatannya.
Kita membuang sampah sembarangan, akibatnya terjadi banjir yang salah satunya akibat sampah yang kita buang.
Kalaupun kita tidak jadi korban banjirnya, kita jadi korban macetnya.
Karena itu jangan terlalu mudah mengabaikan masalah, karena mungkin kita jadi korbannya.
0 Comments
Post a Comment