Sakinah: Mendeteksi masalah sebelum pernikahan

Kali ini saya akan membocorkan sedikit materi Sakinah Family yang akan disampaikan oleh Asma Nadia dalam workshop Sakinah 26 Februari 2011.
Sekalipun workshop ini bernama Sakinah Family tetapi sebenarnya juga dianjurkan untuk diikuti mereka yang belum menikah tapi merencanakan untuk berumah tangga karena akan menjadi pembekalan yang lengkap.

Artikel ini salah satu pembekalan untuk mereka yang belum menikah dan juga bagi yang sudah menikah.

Sakinah: Mendeteksi masalah rumah suami istri sebelum pernikahan
Isa Alamsyah

Banyak pasangan yang baru menikah terkaget-kaget dengan permasalahan rumah tangga yang mereka hadapi.
Padahal jika kita tahu akan menikah dengan siapa, sebenarnya kita sudah bisa mendeteksi masalah apa yang akan muncul di masa depan setelah menikah.
Kalau kita sudah mendeteksinya, maka ketika masalah tersebut muncul kita tidak kaget, dan bahkan kita sudah siap dengan solusi.

Ketika menikah, maka masalah pasangan kita menjadi masalah kita dan sebaliknya.
Nah apa saja masalah yang akan muncul dan bagaimana mengatasinya?

Ini hanya sedikit contoh masalah yang muncul akibat latar belakang:

Latar Belakang Keluarga
Jika menikah dengan anak sulung maka jangan kaget bahwa kita akan banyak terlibat dengan masalah adik-adik sang pasangan.
Kadang anggaran rumah tangga yang mepet juga harus dipotong untuk kebutuhan adik sang pasangan (apalagi jika kedua orang tua sudah meninggal).
Kalau sadar potensi masalah ini, maka kita bisa membicarakannya sejak dini sebelum menikah, dan sudah siap menyisihkan anggaran untuk adik-adik sang pasangan.
Jika tidak, maka pasangan akan sembunyi-sembunyi memberi uang pada keluarga sendiri.
Kemungkinan paling fair, jangan sampai pasangan kita jadi tulang punggung adik-adiknya kalau mereka sudah dewasa.

Menikah dengan anak bungsu juga bukan tidak ada masalah.
Kalau pasangan anak kita bungsu mungkin ia tidak menjadi sandaran kakak-kakaknya.
Tapi kalau salah seorang kakak terbiasa mendominasi adik termasuk si bungsu pasangan kita, bisa jadi kita ikut di dominasi, diikutcampuri.
Belum lagi kalau pasangan kita anak bungsu, kadang kita hanya mengikuti jadwal kakak-kakaknya dan jadwal kita mungkin tidak dianggap.
Kalau misalnya ayah pasangan kita yang anak bungsu tersebut meninggal, biasanya ia diminta untuk tinggal dengan ibunya sekalipun sudah menikah. Maka kita akan tinggal satu atap dengan mertua.
Jika sadar semua kemungkinan tersebut, maka ketika masalah ini datang kita sudah siap karena sudah pernah dibicarakan.

Latar belakang budaya:
Jika menikah dengan orang dari daerah lain, maka salah satu masalah yang akan muncul adalah masalah mudik lebaran, kadang kita harus ikut pergi jauh ke daerah asal pasangan dan tidak lebaran bersama keluarga sendiri.
Kalau sadar potensi masalah ini, maka kita bisa membicarakannya sejak dini sebelum menikah.
Kemungkinan paling fair, lebaran bergilir tahun ini di kampung suami tahun depan di kampung istri.

Lalu jangan kaget juga kalau rumah kita jadi tempat menginap saudara2 pasangan kita yang datang dari daerah. Karena pasangan kita tumpuan harapan mereka kalau berkunjung ke kota.

Nanti akan banyak lagi hal yang perlu Anda cermati:
Misalnya:
Latar belakang pendidikan.
Bagaimana jika pasangan kita pendidiaknnya lebih tinggi dari kita atau sebaliknya?

Latar belakang ekonomi
Bagaimana jika pasangan kita dari keluarga yang lebih mapan dari kita atau sebaliknya?

Latar belakang pekerjaaan.
Bagaimana jika suami tidak punya penghasilan yang cukup?
Bagaimana jika istri mau mengejar puncak karir?

Nah Anda bisa membuat sendiri prediksi masalah yang akan muncul.
Sebenarnya ini juga yang akan menjadi salah satu role play peserta workshop.
Anda bisa melakukan sendiri bedanya di workshop ada sharing dari peserta lain dan coaching dari instruktur untuk problem solving.


Salah satu motto paling populer dalam buku "Sakinah Bersamamu" karya Asma Nadia adalah:
"Cinta bukan mencari pasangan yang sempurna,
tapi menerima pasangan dengan sempurna"

Intinya, tidak ada manusia yang sempurna, jadi pilihannya adalah kita bisa secara sempurna menerima pasangan kita.

Ketidaksempurnaan ini tentu saja akan menimbulkan riak-riak masalah.
Jika kita sudah bisa mempredikdisinya sejak dini, maka masalah yang muncul menjadi lebih mudah teratasi karena kita siap mental dan siap solusi.

Semoga kita semua bisa membangun Sakinah Family #No Excuse!

*****
Jangan lewatkan!
Seminar Workshop Spektakuler 3 ini 1
Sesi 1: "No Excuse! for Family",
Membangun keluarga kuat mental dan spiritual dengan spirit No Excuse!
Instruktur: Isa Alamsyah
Sesi 2: "Think Dinar for Strong Family"
Membangun keluarga kuat finansial dengan konsep Think Dinar!
Instruktur: Endy J. Kurniawan
Sesi 3: "The power of Sakinah Family"
Membangun keluarga harmonis dengan spirit "Sakinah Bersamamu"
Instruktur: Asma Nadia
Paket terlengkap dan termurah
http://on.fb.me/Workshop_Sakinah_NoExcuse_Dinar

Acara : 26 Februari 2011
Pukul : 09.00 - 17.00
Tempat: Jakarta Design Center Slipi Jakbar
Rp 250.000 untuk pendaftaran sebelum 15 Feb,
Harga Normal Rp 300.000 setelah tanggal 15 feb
(Untuk suami istri berdua Rp 400.000 berlaku sekalipun bukan 20 orang pertama)
Tempat terbatas. Info Roonie: 081282210742

******
Jadikan diri Anda sebagai salah satu pintu ilmu dan inspirasi bagi rekan-rekan Anda.
Ajak rekan-rekan bergabung di Komunitas Bisa! (group 8)
CARAnya:
1. Masuk ke group http://on.fb.me/Bisa8
2. Klik "Kirim Undangan - invite" lalu klik foto teman-teman
3. Klik "Bagikan+ (Share)" agar Grup ini muncul di Dinding Anda
4. Dengan mengajak semua orang yang anda kenal dan mengenal anda maka anda telah menjadi pintu ilmu dan inspirasi

*****

Paket Pebruari buku "Rumah Tanpa Jendela" serba diskon 25% lihat
www.facebook.com/asmanadia.penulis
PESAN BUKU ONLINE

1 comment

  1. bagaimana mendeteksi jika pasangan adalah korban KDRT yang ternyata berpotensi melakukan KDRT tanpa dia sadari. dan itu tidak tampak pada relasi biasa / pertemanan?
    karena ada keluarga yang tampak utuh di luar ternyata di dalam ada KDRT

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon