Intinya sasaran tercapai

Intinya sasaran tercapai
Isa Alamsyah

Ada pelajaran yang menarik yang saya dapat ketika baru-baru ini bermain catur melawan Reka, sepupu yang usianya dua puluh tahun lebih muda (Belakangan kita pada main catur karena Adam Putra Firdaus - anak- sedang demam catur dan ingin ikut lomba, jadi kita ketularan).

Sekalipun Reka dianggap jago di kampungnya,
dengan mudah saya bisa melahap satu persatu bidaknya.
Pada langkah ketiga pion saya sudah makan satu pion gratis, tanpa balas.
Lalu dapat 1 pion gratis lagi, lalu dapat kuda gratis, lalu dapat peluncur, bahkan banteng.
Singkatnya dia sangat lengah dan satu persatu bidaknya saya habisi.
Dalam waktu sebentar saya sudah makan 7 bidak dia baru makan 2.
Artinya saya unggul 5 bidak catur, dan langkahnya tidak terlalu membahayakan.

Tapi ternyata ada yang tidak terduga.
Tiba tiba ia mengancam raja saya dan men-skak.
Raja saya pindahkan, lalu ia men-skak lagi.
Raja coba saya lindungi, lalu dia men-skak lagi, dan raja saya mati (Skak Mati)

Saya cukup kaget, karena saya jauh lebih banyak makan bidaknya
tapi akhirnya kalah.
Ternyata saya kalah strategi.
Ketika saya fokus untuk menghabiskan musuh sebagai cara untuk menang
Sepupu saya Reka, fokus untuk mematikan raja lawan, tanpa peduli bidaknya dibantai.
Ketika saya lupa diri makan satu persatu bidak lawan, ia menyusun strategi mencari cara membuat raja lawan mati langkah.
Strategi yang beresiko, tapi "boom" dia menang, saya kalah.

Apakah saya sedang menulis tentang catur?
Tidak ini adalah artikel tentang strategi mencapai kesuksesan.
Ada siswa yang bilang dia sudah belajar siang malam, baca semua buku tapi gagal di ujian.
Sedangkan temannya hanya belajar lebih sedikit, catat sana - sini, kutak-katik soal lama, dan mendapat nilai bagus.
Apakah temannya lebih pintar?
Belum tentu, mungkin karena temannya mempunyai strategi lebih cerdas untuk menguasai materi dan menghadapi ujian.

Ketika kelas 3 SMA saya belajar mati-matian untuk menghadapi Ebtanas (Istilah UAN jaman dulu) saya pelajari semua soal dan akhirnya saya dapat NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi di sekolah.
Tapi ada teman saya yang tidak peduli dengan Ebtanas, dia sibuk dengan kutak kutik soal UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) atau sejenis SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Hasilnya ternyata saya yang salah strategi.
Saya dapat nilai NEM tinggi tapi tidak ada gunanya, karena saya gagal mendapatkan pilihan pertama saya masuk perguruan tinggi negeri, saya hanya dapat pilihan kedua. Ternyata soal UMPTN (SNMPTN) jauh berbeda dengan soal Ebtanas (UAN)
Sedangkan teman-teman saya yang tidak mempedulikan NEM tapi fokus ke UMPN berhasil mendapatkan Universitas Negeri yang mereka pilih.
Padahal dalam kehidupan, mendapat Universitas Pilihan jauh lebih bermanfaat daripada sekledar dapat NEM tinggi. Just a number.
Saya salah strategi dan salah fokus akibatnya gagal mendapatkan pilihan pertama.

Anda mungkin bekerja pagi, siang dan malam tapi menghasilkan sedikit uang.
Sedangkan ada orang lain kerja santai, punya banyak waktu dan keluarga tapi punya banyak uang.
Mungkin Anda salah strategi dan salah fokus dalam mendapatkan uang.
Bukan pekerja keras yang mendapat uang banyak, tapi pekerja cerdas.

Saya teringat ketika Inter Milan di bawah Jose Mourinho bertanding melawan Barca pada Semi final Liga Champion 2010. Barca mengusai permainan. Lebih dari 50% bola dikuasai Barca. Serangan bertubi-tubi dilakukan, tapi Barca hanya berhasil memasukkan 1 goal saja. Sedangkan Inter, saat itu hanya sesekali memegang bola, tapi langsung menyerang dan menusuk. Serangannya jarang tapi efektif dan menghasilkan 3 goal.
Jose Mourinho hanya bilang, boleh saja Barca unggul dalam penguasaan dan teknik permainan, tapi toh akhirnya Inter Milan yang menang.
Strategi yang tepat dan fokus akhirnya membuat Inter Menang 3-1 atas Barca dan masuk ke final dan selanjutnya menjadi juara Liga Champion 2010.

Permainan catur itu kembali mengingatkan saya untuk tetap piawai dalam strategi dan fokus untuk memenangkan kehidupan.
Bagaimana dengan Anda?

7 comments

  1. great, mngingatknku pd novel andre hirata, CINTA DALAM GELAS. strategi memang sgt pnting u/ mmenangkn prtandingn, apalg dlm khidupn

    ReplyDelete
  2. " sgt menginspirasi !!'' tq bgt.

    ReplyDelete
  3. jika kita mempunyai kesempatan untuk menjadi luarbiasa, lalu mengapa memilih menjadi biasa2 saja. pesan yang ingin terus saya sampaikan pada mahasiswa saya.

    ReplyDelete
  4. Benar banget pak
    dan ini menguatkan tulisan sebelum sebelumnya
    tentang proses dan hasil
    yang mempedulikan proses hanya Tuhan
    sedangkan manusia cenderung berorientasi pada hasil
    masuk akal

    trims pak

    ReplyDelete
  5. wah,,pa isa megingatkan saya dengan film kesukaan the last castle,,, "tetap tenang walau banyak korban, strategi tetap d pegang,,agar tujuan tercapai"

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon