Potensi yang terabaikan

Sewaktu kuliah saya mengenal seorang anak SD yang sangat kreatif dan cerdas.
Indikasinya, setiap saya beri tantangan permainan brain game (Permainan tantangan otak),
ia hampir selalu bisa menaklukkannya, sekalipun baru pertama kali bertemu game tersebut.
Padahal tidak sedikit teman saya mahasiswa UI yang gagal menaklukkan brain game tersebut.
Brain game sering digunakan juga untuk mengecek test IQ,
dan saya berani bertaruh, kecerdasan anak itu di atas rata-rata.
Saat itu saya berpikir, anak ini punya potensi luar biasa dan masa depannya akan gemilang.
Bayangkan, mahasiswa UI saja bisa dikalahkannya ketika SD.

Lima belas tahun kemudian saya bertemu lagi dengan anak tersebut.

Ia bukan lagi anak kecil. Usianya sudah menginjak dua puluh tahun lebih.
Dari ceritanya saya tahu ia sudah lulus SMA tapi tidak kuliah dan sudah bekerja.
Tahukah apa pekerjaannya?
Ia bekerja sebagai satpam di perusahaan kecil dengan gaji sangat kecil karena tidak ada tempat lain yang mau menerimanya bejkerja.

Tragis bukan?

Ya, seandainya saja anak ini dibimbing dengan baik,
mungkin masa depannya lebih cerah.
Atau kalau keluarganya kaya mungkin lain cerita.
Atau mungkin, kalau anak tersebut punya impian lebih besar,
mencari pergaulan yang tepat, nasibnya akan lebih baik.
Tapi saya tidak mau berkutat di pertanyaan ini salah siapa.

Saya lebih tertarik untuk melihat ini sebagai refleksi diri.

Sadarkah kisah anak ini sebenarnya mewakili sebagian besar dari kita.
Banyak orang disekitar kita seperti ini, terlihat begitu hebat di masa kecil,
dan tidak jadi siapa-siapa di masa depan.
Bahkan mungkin diri kita juga demikian.

Kenapa bisa orang yang mempunyai begitu besar potensi di masa lalu berakhir manjadi bukan siapa-siapa?

Banyak penyebabnya.
Mungkin kita pasrah pada keadaan yang tidak mendukung.
Mungkin kita cepat menyerah.
Mungkin kita tidak terlalu menganggap diri kita mempunyai potensi.
Dan begitu banyak kemungkinan.
Tapi hanya satu yang bisa menjelaskan kenapa kita nyaman hidup biasa-biasa saja.
Karena kita sudah nyaman dengan excuse yang kita buat untuk hidup biasa-biasa saja.
Excuse sama saja dengan kita sudah melegitimasi kegagalan kita.

Seandainya anak tersebut tidak menjadikan kemiskinannya,

ketidakpedulian orangtuanya sebagai excuse mungkin dia bisa lebih besar.
Seandainya kita tidak terbelenggu excuse, mungkin kita lebih besar dari sekarang.
Karena itu berhenti membuat excuse, No Excuse!
Dengan spirit No Excuse kita bisa mencapai apapun yang kita mau.
Salam.

7 comments

  1. terimakasih untuk motivasinya...^^

    ReplyDelete
  2. 'Excuse sama saja dengan kita sudah melegitimasi kegagalan kita'

    ini kalimat yang membakar sisi lemah dalam diri saya, saya yakin Bisa! menghalau segala yang menghalangi dan no excuse!

    makasih, Bang

    ReplyDelete
  3. artikel di atas hampir mirip dgn keadaan saya,sewaktu kecil dari sd sampai smp saya selalu juara kelas,tapi mulai masuk sma krn kurang bimbingan prestasi saya mulai menurun,dan sekaramg pada usia 37 saya belum menjadi "someone".tapi tak ada kata terlambat untuk mengejar ketertinggalan kan ya...?jazakallah atas motivasinya

    ReplyDelete
  4. Sgt menginspirasi..! I hope I can do more than I've done before.

    ReplyDelete
  5. mungkin kang isya alamsyah bisa menyusun langkah-langkah solusinya dalam sebentuk buku yanglebih rinci penjelasannya? ini bisa menjadi jawaban dari pertanyaan kenapa yang dilontarkan kang isya dalam tulisan ini..kami menunggu bukunya....BISMILLAH...MARI MELANGKAH..:)

    ReplyDelete
  6. artikel sederhana, tapi ngena banget pak.
    saya senang baca artikel2 bapak krn 'lain dari biasa', nggak banyak yang berhasil menuliskan hal2 sederhana menjadi luar biasa.
    saya masi belajar nulis, ingin bisa seperti bapak :)
    hatur nuhun :)

    ReplyDelete
  7. Semoga selalu diberikan kebaikan keberkahan bagi semua orang yang selalu berbagi...
    terima kasih telah mengingatkan, terus evlauasi diri dan tingkatkan kemampuan "what the magic in you"
    orang yang paling baika adalah yang paling bermanfaat untuk diri dan orang lain....semangat sahabat sekalian..doakan sahabat yang lain agar menjadi apa yang diinginkan..

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon