Teruslah Menulis! (

Teruslah Menulis! (Oleh-Oleh Silaturahmi dengan Mba Asma Nadia)

oleh Kang Dzanoer Yadie (http://on.fb.me/Kang_Dzanoer_Yadie)

Peserta pelatihan Minat Baca di Goethe-Institut, Jakarta dari Rumah Baca Asma Nadia

Apa kabar semuanya?

Moga teman-teman di Komunitas Bisa! ini selalu sehat dan tetap semangat.

Berikut adalah catatan kecil saya, saat saya bertandang ke rumahnya mba Asma Nadia.

Beberapa waktu lalu, 4-7 Oktober 2010, saya mengikuti work shop Peningkatan Minat Baca di Goethe-Institut, Jakarta. Kebetulan saya diamanahi, oleh mba Asma sendiri, jadi peserta mewakili Rumah Baca AsmaNadia (RBA) Ciranjang, Cianjur. Transport, uang makan selama di Jakarta, pihak RBA yang nanggung, hihihi...Sebagai konsekuensinya, selain tentunya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada mba Asma yang telah memberikan kesempatan kepada saya, juga saya menyempatkan diri silaturahmi ke rumah Mba Asma. Setor wajah ceritanya.:)

Walaupun waktu itu gerimis hujan, tapi tak menyurutkan niat saya untuk silaturami. Selain baru pertama kali, mungkin akan ada banyak hal, yang tak terduga, yang akan saya dapatkan. Entah itu spirit, kesempatan atau hal lain yang tentunya tidak harus materi. Apalagi ini kesempatan langka.Betul, hampir 3 jam lebih, saya, Mba Asma dan Ragil (dari RBA Tegal) ngobrol. Yang diobrolkan tentu banyak. Jarang-jarang, saya bisa ngobrol selama itu dengan penulis hebat sekelas Mba Asma.

Dan satu hal, oleh-oleh yang terus terngiang di telinga saya adalah “Teruslah menulis, Yadi. Jangan berhenti. Insya Allah kesempatan itu pasti ada.” Begitu kira-kira ucapan dari sekian ucapan yang keluar dari Mba Asma. Hehe...walaupun susunan ucapannya saya modif sendiri alias tidak sama persis, tapi maknanya sama. Hehe...lupa lagi soalnya.Sebenarnya kata-kata itu, sering saya dengar, bahkan sering saya ucapkan juga untuk memotivasi teman-teman di FLP, tapi malam itu saya mendengarnya serasa beda. Entah, karena yang mengucapkannya seorang penulis hebat, atau suasana saya yang waktu itu memang sedang butuh spirit, penyemangat atas keloyoan saya dalam menulis.

Memang saya sempat gamang dengan keputusan saya dalam menekuni dunia menulis. Bahkan saya sempat bertanya pada diri sendiri: mau sampai kapan saya menulis? Sampai di sini atau akan terus menulis sampai ajal menjemput?Saya juga sempat bosan dengan aktvitas yang satu ini (menulis). Apalagi, ketika dalam rentang satu tahun ini tak ada karya yang terbit (sebagian besar, ngendap di penerbit). Saya gamang, saya down.

Haruskah saya mencari pekerjaan lain selain menulis? Haruskah saya berhenti menulis?

Berhari-hari bahkan berminggu-minggu saya sering merasakan hal demikian. Bahkan, di tahun 2010 ini, komitmen saya dengan dunia menulis seolah diuji. Saya goyah, digoncang prahara. (Halah...!). “Berhenti saja saya menulis!” Begitu kira-kira emosi sesaat yang sempat timbul.Namun, kayaknya Tuhan tidak rela kalau saya harus berhenti menulis (hehe..pede!). Sampai akhirnya saya dipertemukan dan ngobrol dengan Mba Asma juga Mas Isa. Walaupun cuma sebentar saya ngobrol dengan Mas Isa, tapi banyak pelajaran dan manfaat yang saya dapatkan. Di antaranya spirit untuk terus menulis, menulis dan menulis. Jangan berhenti, sampai kesempatan baik itu menghampiri kita.

Semangat itulah yang akhirnya saya bawa dan terus patrikan di dalam dada. Sampai tulisan ini dibuat pun, tentu atas dasar semangat itu.

Dan di tahun 2011 mendatang, sudah menanti 2 buku saya yang akan terbit. Semoga. Tunggu saja!

Nah, bagaimana dengan Anda? Berhenti atau terus menulis? Monggo direnungkan!

Salam KaryaKang ‘Dzanoer’ Yadie

(Penulis buku Doa2 Patah Hati dan Nggak Takut Dosa?)

3 comments

  1. setuju ...brow! jangan berhenti belajar. trims,, dah dapat memotivasi saya. emoga kita semuja dapat segaera sukses..amien.

    ReplyDelete
  2. Mohon bimbingannya para Penulis Hebat sekalian :) Salam kenal

    ReplyDelete
  3. Menulis buku sepertinya hampir sama dengan menulis blog, tapi penulis buku emang lebih keren. sekarang saya juga sedang masa transisi untuk menjadi seorang freelance writer.

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon