Pelajaran berharga dari tulang kita
Belajar dari Tulang
Isa Alamsyah

Fungsi tulang terlihat sederhana jika di banding otak atau jantung, padahal tanpa tulang manusia juga tidak bisa bertahan lama untuk hidup.
Di sebuah tayangan National Geographic tentang tulang, ditampilkan gambar manusia sedang berdiri.
Lalu channel tersebut menujukkan ilustrasi apa yang terjadi jika manusia tidak ada tulang.
Gambar manusia berdiri tersebut langsung jatuh ke tanah dan menceper seperti karpet.
Ya itulah manusia jika tanpa tulang.
Manusia seperti karpet, atau gumpalan kain yang berada di lantai.

Tulang manusia terdiri dari dua komposisi utama yaitu collagen fibril dan kalsium.
Seandainya saja tulang manusia hanya terdiri atas kalsium saja maka tulang manusia akan rentan pecah seperti kaca.
Tentu saja Anda tidak mau bukan jika jatuh lalu terpecah belah.
Bayangkan, berapa manusia utuh yang tersisa di dunia jika tulang manusia hanya terdiri dari kalsium.

Seandainya saja tulang manusia hanya terdiri collagen fibril saja, maka tulang manusia akan seelastis karet.
Mungkin Anda melihat manusia berjalan membal, menggelinding, menyeret, jika terdiri hanya dari collagen fibril.

Allah sudah menciptakan tulang dengan komposisi paling ideal.
Dengan campuran kalsium dan collagen fibril, maka tulang mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan fleksibilitas yang menakjubkan.

Sebuah percobaan menunjukkan, tulang mempunyai kekuatan lebih kuat dari beton dengan baik dalam kekuatannya apalagi fleksibilitasnya (dalam skala yang sama).
Karena itu bersyukurlah akan ciptaan Allah ini.

Lalu apa yang kita bisa ambil hikmah dari komposisi material tulang ini?
Dari komposisi tulang kita bisa belajar tentang mental manusia.
Tulang mengajarkan kita untuk bisa tegas dan fleksible dalam waktu bersamaan.
Tulang mempunyai funsi sebagai sandaran dan perlindungan.
Jika Anda ingin melindungi diri sendiri dan keluarga, atau m,enjadi tempat bersandar.
Maka tugas Anda adalah : TEGAS (KUAT) dan tetap FLEKSIBEL.






Merangsang alam bawah sadar

Merangsang alam bawah sadar



oleh. Isa Alamsyah

Di sebuah angkot yang penuh sesak, tiba-tiba tercium bau menyengat.
"Siapa nih yang kentut?" tanya kernet reflek.
Tentu saja tidak ada yang menjawab, semua hanya tutup hidung.
Lalu kernet menagih ongkos semua penumpang.
Setelah semua terkumpul dengan nada tinggi kernet teriak,
"Heh, yang kentut belum bayar nih!"
"Enak aja, tadi yang dua ribuan, saya udah bayar!" kata seorang pemuda kurus menyanggah, yang kemudian mukanya merah setelah sadar semua mata memandang padanya.
Ups, ketahuan bo!

Humor dan Hikmah
Apa yang dilakukan tukang angkot sebenarnya tidak lain adalah merangsang alam bawah sadar pemuda kurus yang membuat heboh angkot dengan kentutnya.
Alam sadar sang pemuda sudah mengatur jangan ngaku nanti malu, toh gak bakal ketahuan ini. Pura-pura polos mode on.
Tapi ketika diusik kernet 'yang kentut belum bayar', ia terusik karena ia tahu itu adalah dirinya dan tanpa sadar merespon, lalu terbongkarlah misteri ini.

Alam bawah sadar banyak mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan kita.
Pada contoh di atas merupakan kegagalan pemuda menutupi aibnya, dan kesuksesan kernet merekayasanya..

Jika kita ingin sukses, kita harus banyak mempengaruhi alam bawah sadar kita.
Kita bisa memberi sugesti pada diri kita.
Kadang ketika kita sulit kita bisa bilang kepada diri sendiri "Kamu bisa, bisa, bisa, dst."

Untuk mengembangkan alam bawah sadar menjadi positif, kita harus membuka diri kita terhadap kebaikan, dan perubahan.
Ada kata bijak
"Pikiran itu seperti parasut, ia hanya berfungsi ketika dibuka"

Ketika membaca artikel dari komunitas bisa, sebenarnya yang dituju adalah alam bawah sadar. Jika kita baca artikel setiap hari dengan keinginan belajar dan mencapai hidup lebih baik, maka tanpa sadar keinginan tersebut akan terpatri dalam hidup kita.
Jika tidak ada keinginan mengubah diri, maka artikel apapun yang kita baca tidak akan berpengaruh.

Jangankan artikel, kitab suci saja kalau dibaca tanpa membuka diri untuk menjadikan kita bermain.
Misalnya di Quran di katakan
"Wahai oarang-orang beriman....."
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu ......"
Kenapa ada yang baca kitab suci tapi kelakuanya tidak berubah, jawabnnya karena otak tidak sadarnya tidak menerima atau otak sadarnya memblok informasi.

Misalkan ada tukang rambutan dan tukang bakso jalan berdua.
Lalu kita panggil
"Bang, bakso!"
siapa yang nengok? Ya tukang bakso. Kenapa? Karena alam tak sadarnya sudah menyatu dengan profesi itu.
Jadi kalau ada ayat "wahai orang-orang beriman ...."
kita tidak merasa terpanggil ayat tersebut, berarti alam bawah sadar kita belum menyatu dengan identitas tersebut.

Kini saatnya kita membangkitkan alam bawah sadar yang positif dan membuang jauh alam bawah sadar yang negatif.
Percayalah, jika Anda lakukan usaha menciptakan alam bawah sadar secara positif, hanya masalah waktu, Anda insya Allah pasti sukses.
Raihlah sukses, karena Anda bisa!

========

Dapatkan beragam humor dengan penuh hikmah yang memotivasi di buku Humortivasi.
Saat ini buku Humortivasi tidak lagi dijual di toko buku dan hanya dijual online di
www.facebook.com/groups/tokoasmanadia
atau bisa lewat WA (hub salah satu saja)
Richie +62 838-7468-6083, 
Wiro +62 852-1868-3858, Kamal +62 858-9115-8876

Revolusi Pendidikan: Mengintegrasikan dan mensinkronkan kurikulum pendidikan

Revolusi Pendidikan: Mengintegrasikan dan mensinkronkan kurikulum pendidikan

Isa Alamsyah

Semua yang pernah membandingkan pendidikan di Indonesia dan negara maju, tahu benar bahwa beban pendidikan di Indonesia jauh lebih berat dari negara maju sekelas Amerika, Eropa Barat atau Jepang.

Lucunya, sudah beban pelajar Indonesia lebih berat dari negara maju, kualitas lulusan kita jauh di bawah negara-negara maju.

Tanpa perlu penyelidikan yang mendalam tentu dengan mudah kita bisa simpulkan ada yang salah dengan kurikulum pendidikan kita.

Terlalu banyak yang ingin diajarkan, tapi tidak tahu prioritas, sehingga yang tidak perlu justru dimasukkan dalam kurikulum , yang perlu justru tidak dimasukkan.

Cara yang termudah untuk menyelematkan generasi kita ya kurikulum harus diubah, tapi masalahnya, solusi yang sebenarnya mudah ini justru sulit sekali.

Tidak mudah bagi pembuat kebijakan pendidikan menemukan kata sepakat.

Lalu bagaimana? Apa kita mau pasrah biarkan anak-anak menjadi korban?

Tentu saja, dalam keadaan ini, orang tua tidak mau anak-anaknya gagal di dunia pendidikan, guru juga tidak mau murid-muridnya gagal.

Bahwa kurikulum kita tidak ideal, sudah tidak diragukan.

Kini tantangannya bagaimana agar anak-anak tetap mendapatkan yang terbaik dari kondisi yang tidak ideal tersebut.

Saya sendiri menyarankan untuk guru dan orang tua mulai membuat sistem pengajaran yang integral.

Maksudnya, ketika anak belajar satu mata pelajaran mereka tanpa sadar belajar mata pelajaran lain. Sehingga dalam satu waktu dua pelajaran terlampaui.

Tapi ingat mata pelajaran utama tetap fokus sedangkan info tambahan hanya sekedar percikan informasi pengetahuan.

Jika tersistematisasi secara integral, maka otak tak sadar anak akan menerima pelajaran dengan mudah tanpa stres, dan akrab dengan informasi baru.

Saya akan beri contoh konsep sinkronisasi ini.

Misalnya:

Matematika dan sejarah.

Soal matematika (kelas 2 SD)

Di kebun Ani ada apel sebanyak 1830 buah sedangkan di kebun Arif ada 1825 buah apel. Berapa selisih buah yang dimiliki Ani dan Arif? (jawabannya 5)

Soal matematika yang sama dengan pendekatan sinkronisasi

Perang Diponegoro berlangsung dari tahun 1825 sampai 1830, berapa lama perang Diponegoro berlangsung? (Jawaban 5 tahun - pembulatan)

Baik soal pertama atau kedua, sama-sama soal cerita tentang pengurangan, tapi soal kedua memberi info baru. Mungkin anak-anak bertanya, siapa Diponegoro, dari mana, dsb. Biarkan saja itu menjadi interest anak-anak, toh pelajaran matematika tidak harus menjawab tapi jauh lebih berharga infonya dari sekedar Ani, dll.

Tanpa sadar mereka menjadi berminat dengan sejarah padahal itu pelajaran matematika. Nanti ketika mereka sedang belajar sejarah (kelas 5) di beberapa waktu kemudian, otak tak sadar mereka akan berkat, aku pernah dengan Diponegoro.

Matematika dan science

Soal matematika biasa Adi punya uang Rp 90.000 rupiah sedangkan Dani punya uang 110.00o rupiah, berapa persen lebih banyak yang dimiliki Dani.

Soal matematika yang sama, tapi memberi info pengetahuan dan rasa ingin tahu: Sebuah penelitian menujukkan bahwa orang dengan rambut hitam rata-rata mempunyai 110.000 helai rambut di kepala sedangkan orang dengan rambut merah rata-rata hanya mempunyai 90.000 helai rambut. Fakta ini menujukkan bahwa orang dengan rambut hitam mempunyai rambut lebih banyak berapa persen?

Bahasa Inggris dan Science:

Misalnya penggunaan its (possessive form for it:) pemaiakan ....nya

Kita bisa pilih contoh kalimat biasa tanpa info:

I really like the way that car looks, but its price is more than I can afford.

(Saya suka dengan tampilan mobil ini, tapi harganya di atas kemampuan saya)

Atau kita bisa pilih dengan info:

An oyster can change its gender (Kerang bisa mengganti jenis kelaminnya)

A chicken loses its feathers when it becomes stressed (Ayam bisa rontok bulunya kalau sedang stres)

Intinya, kalau kita bisa mengajar 2-3 hal dalam satu waktu kenapa harus membuang waktu untuk satu saja.

Yang penting fokus tetap terjaga dan pengajar atau orang tua kreatif mengembangkan sinkronisasinya.

Kalau dilakukan dengan tepat, pelajaran yang terlihat banyak jadi terasa enteng.

Ini bisa dikombinasikan dalam semua mata pelajaran dalam setiap angkatan kretivitas kita.
Jika semakin banyak yang melakukan maka kita bisa saling tukar pendekatan, maka akan semakin kaya dan memudahkan anak-anak kita.

Mudah-mudahan ini bisa jadi solusi sementara sebelum kurikulum disederhanakan.

Bahkan bisa tetap dijalankan sekalipun kurikulum sudah sederhana sekalipun, karena memudahkan dan mencerdaskan.

Bagaimana menurut Anda?

Mengkaji ulang kata  "Terima kasih"
Mengkaji ulang kata "Terima kasih"
Isa Alamsyah

"Terima kasih" adalah ekspresi yang kita ucapkan ketika ada orang yang menolong ,
membantu atau memberikan sesuatu yang kita miliki.
Kelihatannya sederhana, tapi sebenarnya banyak kajian yang kita bisa bahas dari ungkapan ini.

Di Jepang, ketika kita mendapat pertolongan atau hadiah dari orang lain,
mereka mengucapkan "Arigato" yang diterjemahkan "Terima kasih"
Secara pemakaian, terjemahan itu benar, tapi sebenarnya maknanya jauh berbeda.
"Arigato" makna harfiahnya kurang lebih adalah "Susah benar".
Artinya buat orang Jepang, ketika ada yang menolong maka mereka berpikir bahwa mereka akan bersusah payah untuk membalas kebaikan tersebut.
Jadi buat orang Jepang, ketika di tolong, mereka sudah berpikir bagaimana suatu saat membalas kebaikan ini.

Bagaimana dengan terima kasih?
Jelas kita bisa lihat dua kata "Terima" dan "kasih"
Artinya buat orang Indonesia kalau ada orang yang memberi "kasih" atau menolong karena "kasihan" ya terima saja.
Intinya kita dengan tangan terbuka kita menerima belas kasih orang lain.
Di frase "Terima Kasih" tidak ada nuansa akan membalas budi, membayar pertolongan, atau berdoa. Hanya menerima saja.
Mungkin ini akhirnya berkembang menjadi mental pasif dan nerima lainnya, misalnya:
Mental gratisan: asal ada yang gratis disambar, sekalipun tidak tahu akan bermanfaat atau tidak. Kadang akhirnya dibuang, padahal ada yang lain yang butuh jadi tidak kebagian.
(Di Jepang anak-anak sudah dididik, sekalipun gratisan mereka hanya boleh ambil satu atau secukupnya, bukan sepuasnya).

Dalam bahasa Inggris, mereka mengucapkan "Thanks"
Ini memang ekspresi khusus yang diucapkan untuk menghargai bantuan atau pemberian orang lain. Saya belum menemukan makna khusus kata ini.
Tapi itu tetap bagus, karena bahasa Inggris dan kebanyakan bahasa lain punya ekspresi untuk menghargai bantuan atau pemberian orang lain.
Karena konon ada bahasa yang bahkan tidak punya ekspresi untuk berterima kasih.

Ada yang bilang bahasa asli Timor Timur tidak punya kata seperti "terima kasih".
Mereka mengatakan Obrigado untuk berterima kasih yang sebenarnya merupakan bahasa Portugal.
Beberapa orang yang sinis, memanfaatkan kondisi ini dengan mengatakan orang Timor Timur tidak tahu berterima kasih karena memang tidak ada budaya ini dalam bahasa aslinya.
Saya sendiri percaya ada bahasa asli daerah Timor Timur untuk ucapan terima kasih, hanya saja mungkin karena ratusan tahun (400-an tahun) terjajah Portugal, secara berangsur kata asli untuk berterima kasih tersebut tidak banyak dipakai atau tergantikan akibat terdominasi kata obrigado.
Semoga teman-teman saya ketika meliput di Timor Timur bisa membantu data tambahannya.

Bahasa Arab punya istilah sukron untuk berterima kasih.
Mungkin berakar sama dengan syukur (terima kasih pada Tuhan).
Agak mirip dengan Indonesia Terima Kasih tapi ada nuansa pemberian tersebut merupakan perpanjangan tangan dari Tuhan.
Tapi setelah Islam datang, Muslim dianjurkan untuk mengganti Syukron dengan kalimat
"Jazakumullah" yang artinya "Semoga Allah (Tuhan) Membalas Kebaikanmu".
Kata Jazakumullah merupakan kalimat yang powerful dan kaya makna.
Makna pertama, ketika orang memberi maka kita mendoakan orang tersebut semoga Allah (Tuhan) yang akan membalasnya.
Ini juga mengandung konsep ikhlas, artinya ketika kita membantu orang lain, maka kita hanya berharap balasan dari Yang Di Atas dan tidak membalas dari yang kita tolong.
Karena itu di Islam kita tidak boleh menuntut balas budi orang lain, karena ketika kita menolong maka kita menolong karena Allah dan Allah yang membalas.

Nah sekarang Anda boleh merenungkan kembali apa yang dipilih untuk ucapkan ketika orang menolong Anda.
Kita boleh menambah kalimat "terima kasih" nya dengan tambahan yang memperkuat pendalaman kita terhadap bantuan atau pemberian orang lain, misalnya:
"Terima kasih, saya sangat menghargai kebaikan Anda.
"Terima kasih, semoga saya bisa membalas kebaikan Anda"
"Terima kasih, saya tidak akan lupa kebaikan Anda"
"Terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan Anda:

Artikel ini hanya untuk mengingat kan kita agar tidak dengan mudah menerima kebaikan orang, tanpa berusaha menyelami makna lebih dari itu.

Semoga bermanfaat.



Belajar dari tukang laksa
Belajar dari tukang laksa
Isa Alamsyah

Beberapa tahun lalu ada tukang laksa keliling lewat depan rumah.
Saya teringat dialog sederhana dengan tukang tukang laksa tersebut.
"Bang, laksanya kok gak pake ayam atau telor?" tanyaku,
"Emang gak pake ayam!" jawabnya.
"Oh, biasanya kalau di Mall saya makan laksa ada ayam atau telor rebus," responku santai sambil memberi informasi, mungkin dia mendapat inspirasi.
Ternyata bukan dapat terima kasih atas info berharga, si tukang laksa malah sesumbar (tidak marah, cuma sesumbur);
"Saya sudah 17 tahun jualan laksa keliling, dari dulu yang begini saja (komposisinya)!"
Wow, dia bangga dengan pengalaman 17 tahun dan dia bangga dengan tidak adanya perubahan dalam 17 tahun tersebut.
Dalam pikiran saya cuma menyimpulkan, ini mungkin sebabnya ia tidak mengalami perubahan selama 17 tahun dalam hidupnya, dan beberapa tahun selanjutnya.
Ia tidak mau menerima perubahan, ia tidak menerima ide baru, ia tidak menerima perbedaan.
PERUBAHAN memang bisa beresiko pada kemerosotan tapi juga mempunyai peluang untuk kemajuan drastis.
Ketika penjual laksa lain sudah buka kios, restoran atau berjualan di mall-mall, dia masih keliling kampung dan semakin sedikit peminatnya (karena selera masyarakat meningkat).
Bahkan sekarang saya hampir tidak pernah bertemu lagi dengannya. Bangkrut? Tidak tahu.
Penjual laksa hanyalah satu contoh, tapi ini bisa terjadi pada siapa saja, bidang apa saja.

JIka kita anti perubahan, maka dipastikan hidup kita begitu-begitu saja.
Lebih parah lagi jika kita tidak berubah sedangkan sekeliling kita berubah, maka kita ketinggalan zaman.
Perubahan adalah kepastian, kita harus selalu terbuka dengan perubahan.

Pastikan Anda selalu terbuka pada ide baru dan perubahan.
Artikel ini seharusnya berjudul 'Belajar untuk tidak seperti Tukang Laksa'
Dedikasi Seorang Kiper
Dedikasi Seorang Kiper
Isa Alamsyah

Ada seorang kiper futsal yang menurut saya mempunyai dedikasi luar biasa.
Namanya Indra.
Seberapa sulit apapun bola yang menuju ke gawangnya selalu dihalaunya, sekuat tenaga, sesulit apapun, sebahaya apapun.
Pernah suatu kali bola ditendang keras penyerang ke arah tengah,
ia menangkis dengan keras dan bola memantul ke arah kiri.
Dalam hitungan detik, pantulan itu ditendang lagi lawan dari arah kiri,
ia meloncat ke gawang kiri ternyata bola kena tiang, bahkan kepalanya pun terbentur tiang,
sialnya bola memantul ke kanan dan tertahan di kaki lawan di sebelah kanan
dan kali ini tendangan langsung dari arah kanan,
buzzz, semua pendukung lawan sudah sorak sorai karena pasti goal,
sebab kiper sedang dalam posisi terjungkal di posisi kiri.
Ternyata entah bagaimana, Indra tiba tiba sudah berbalik ke kanan
dan ujung jarinya sempat menyentil bola, sehingga bola nyasar ke kiri luar gawang.
Semua sorak sorai berhenti. Goal sekali lagi gagal disarangkan.
Baik lawan maupun lawan mengakui dedikasinya menjaga gawang.
Berapa gajinya?
NOL! Tidak digaji alias gratis. Ini pertandingan just for fun.
Lalu kenapa ia begitu bertanggung jawab.
Karena ia sadar ketika ia setuju menjadi kiper, maka ia bertugas menjaga gawang.
Ia sadar ketika setuju menjadi kiper maka ia menjadi benteng terakhir pertahanan timnya.
Bukan masalah gaji, tapi masalah komitmen.
Ia berdedikasi karena ia punya komitmen.

Artikel ini justru saya tulis bukan karena baru saja menyaksikan aksi Indra.
Melainkan karena saya baru menyaksikan aksi Aldi,
seorang anak SMP yang juga jadi kiper untuk tim futsalnya.
Sama seperti Indra ia juga membuat lawan frustasi karena dedikasinya menjaga gawang.
Juga sama seperti Indra ia juga tidak digaji.

Keduanya mengingatkan saya dengan prinsip KOMITMEN dan DEDIKASI.
Dua kata ini yang sebenarnya akan membuat bangsa kita akan maju atau terpuruk.

Seringkali kita mendengar kasus korupsi merebak di tanah air,
baik di swasta maupun pemerintahan.
Banyak yang bilang penyebab korupsi adalah gaji yang kecil.
Padahal kenyataannya, banyak kasus korupsi dilakukan oleh pejabat tinggi dan bergaji besar, dan sebagian besar korupsi dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan untuk memenuhi keserakahan dan hidup mewah.
Jadi bukan gaji kecil yang membuat orang korupsi tapi mental yang kerdil, jiwa dan iman yang kecil.
Berapapun gaji kita berikan, kalau tidak ada KOMITMEN dan DEDIKASI korupsi akan tetap marak.
Sebaliknya kalau punya komitmen dan dedikasi, sekecil apapun gaji akan bekerja sebaik mungkin.

Semoga saja kita termasuk orang yang memegang komitmen dan berdikasi atas komitmen kita.
Kalau kita setuju menerima pekerjaan dengan gaji kecil, artinya kita tahu bahwa kita akan bekerja dengan dedikasi tinggi sekalipun gajinya kecil.
Percayalah kalau kita memegang komitmen dan berdedikasi dalam bekerja, sekalipun gajinya kecil, pasti akan ada pintu rizki halal yang terbuka.

Banyak yang sudah membuktikannya.
Beberapa figur bisa dilihat di buku No Excuse! bahasan "Saya tidak punya Fasilitas".
Mereka bergaji kecil atau fasilitas kurang, tapi tetap berdedikasi,
dan mencapai sukses.
Intinya sasaran tercapai
Intinya sasaran tercapai
Isa Alamsyah

Ada pelajaran yang menarik yang saya dapat ketika baru-baru ini bermain catur melawan Reka, sepupu yang usianya dua puluh tahun lebih muda (Belakangan kita pada main catur karena Adam Putra Firdaus - anak- sedang demam catur dan ingin ikut lomba, jadi kita ketularan).

Sekalipun Reka dianggap jago di kampungnya,
dengan mudah saya bisa melahap satu persatu bidaknya.
Pada langkah ketiga pion saya sudah makan satu pion gratis, tanpa balas.
Lalu dapat 1 pion gratis lagi, lalu dapat kuda gratis, lalu dapat peluncur, bahkan banteng.
Singkatnya dia sangat lengah dan satu persatu bidaknya saya habisi.
Dalam waktu sebentar saya sudah makan 7 bidak dia baru makan 2.
Artinya saya unggul 5 bidak catur, dan langkahnya tidak terlalu membahayakan.

Tapi ternyata ada yang tidak terduga.
Tiba tiba ia mengancam raja saya dan men-skak.
Raja saya pindahkan, lalu ia men-skak lagi.
Raja coba saya lindungi, lalu dia men-skak lagi, dan raja saya mati (Skak Mati)

Saya cukup kaget, karena saya jauh lebih banyak makan bidaknya
tapi akhirnya kalah.
Ternyata saya kalah strategi.
Ketika saya fokus untuk menghabiskan musuh sebagai cara untuk menang
Sepupu saya Reka, fokus untuk mematikan raja lawan, tanpa peduli bidaknya dibantai.
Ketika saya lupa diri makan satu persatu bidak lawan, ia menyusun strategi mencari cara membuat raja lawan mati langkah.
Strategi yang beresiko, tapi "boom" dia menang, saya kalah.

Apakah saya sedang menulis tentang catur?
Tidak ini adalah artikel tentang strategi mencapai kesuksesan.
Ada siswa yang bilang dia sudah belajar siang malam, baca semua buku tapi gagal di ujian.
Sedangkan temannya hanya belajar lebih sedikit, catat sana - sini, kutak-katik soal lama, dan mendapat nilai bagus.
Apakah temannya lebih pintar?
Belum tentu, mungkin karena temannya mempunyai strategi lebih cerdas untuk menguasai materi dan menghadapi ujian.

Ketika kelas 3 SMA saya belajar mati-matian untuk menghadapi Ebtanas (Istilah UAN jaman dulu) saya pelajari semua soal dan akhirnya saya dapat NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi di sekolah.
Tapi ada teman saya yang tidak peduli dengan Ebtanas, dia sibuk dengan kutak kutik soal UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) atau sejenis SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Hasilnya ternyata saya yang salah strategi.
Saya dapat nilai NEM tinggi tapi tidak ada gunanya, karena saya gagal mendapatkan pilihan pertama saya masuk perguruan tinggi negeri, saya hanya dapat pilihan kedua. Ternyata soal UMPTN (SNMPTN) jauh berbeda dengan soal Ebtanas (UAN)
Sedangkan teman-teman saya yang tidak mempedulikan NEM tapi fokus ke UMPN berhasil mendapatkan Universitas Negeri yang mereka pilih.
Padahal dalam kehidupan, mendapat Universitas Pilihan jauh lebih bermanfaat daripada sekledar dapat NEM tinggi. Just a number.
Saya salah strategi dan salah fokus akibatnya gagal mendapatkan pilihan pertama.

Anda mungkin bekerja pagi, siang dan malam tapi menghasilkan sedikit uang.
Sedangkan ada orang lain kerja santai, punya banyak waktu dan keluarga tapi punya banyak uang.
Mungkin Anda salah strategi dan salah fokus dalam mendapatkan uang.
Bukan pekerja keras yang mendapat uang banyak, tapi pekerja cerdas.

Saya teringat ketika Inter Milan di bawah Jose Mourinho bertanding melawan Barca pada Semi final Liga Champion 2010. Barca mengusai permainan. Lebih dari 50% bola dikuasai Barca. Serangan bertubi-tubi dilakukan, tapi Barca hanya berhasil memasukkan 1 goal saja. Sedangkan Inter, saat itu hanya sesekali memegang bola, tapi langsung menyerang dan menusuk. Serangannya jarang tapi efektif dan menghasilkan 3 goal.
Jose Mourinho hanya bilang, boleh saja Barca unggul dalam penguasaan dan teknik permainan, tapi toh akhirnya Inter Milan yang menang.
Strategi yang tepat dan fokus akhirnya membuat Inter Menang 3-1 atas Barca dan masuk ke final dan selanjutnya menjadi juara Liga Champion 2010.

Permainan catur itu kembali mengingatkan saya untuk tetap piawai dalam strategi dan fokus untuk memenangkan kehidupan.
Bagaimana dengan Anda?
Belajar dari Tsunami Jepang 2011
Belajar dari Tsunami Jepang 2011
Isa Alamsyah

Sebelum memulai artikel ini, izinkan saya menyampaikan belasungkawa sebesarbesarnya pada para korban bencana tsunami di Jepang, dan marilah kita memanjatkan doa agar para korban bencana tsunami diberikan kemudahan dan ketabahan menghadapi bencana yang luar biasa ini. Amin.

Beberapa hari ini saya cukup banyak menghabiskan waktu di depan televisi menyaksikan berita berita gempa dan tsunami yang disiarkan di BBC, Al Jazeerah dan CNN, serta TV lokal.

Dari berbagai pemberitaan tersebut, banyak pelajaran yang kita bisa ambil dari peristiwa ini. Semoga bermanfaat.

Belajar dari pengalaman
Bangsa Jepang menunjukkan diri sebagai bangsa yang belajar dari pengalaman.
Setelah peristiwa Gempa Kobe sebesar 6,8 skala ricter dengan waktu sekitar 20 detik pada 17 Januari 1995 yang menewaskan 6.434 jiwa dan menghancurkan 200.000 bangunan, Jepang langsung bebenah diri. Seluruh bangunan baru di buat dengan daya tahan gempa yang lebih kuat di seluruh negeri bukan hanya di Kobe, karena asumsinya kalau di Kobe bisa terjadi seperti itu di manapun bisa.
Terbukti, ketika kemudian datang gempa dengan kekuatan 8,9 skala richter datang (30% lebih kuat) dan berlangsung cukup lama (beberapa menit) sebagian besar gedung bertahan dan gedung bertingkat hanya bergoyang-goyang.
Hanya saja kemudian banyak yang hancur diterjang tsunami dengan ketinggian 10 meter dengan kecepatan mencapai 800km/jam (hampir 3 kali kecepatan kereta tercepat sekalipun).
Belajar dari sini, Indonesia juga harus membuat bangunan berstandar gempa 9 skala ricter karena tren gempa saat ini setinggi itu (kebanyakan gedung dirancang untuk tahan gempa 6 skala richter).

Belajar tertib, tidak egois, dan tidak panik
Sekalipun bagi setiap orang, gempa sebesar ini adalah pengalaman pertama, sebagian besar masyarakat bisa menghadapi keadaan secara proporsional. Mereka takut tapi tidak panik, mereka tetap tahu harus melakukan apa dan bagaimana.
Jumlah gempa di Indonesia lebih banyak dari Jepang, hanya saja bangsa Jepang lebih menyiapkan diri anak bangsanya untuk menghadapi gempa.
Bahkan setelah gempa pun mereka tetap bersikap proporsional.
BBC dan CNN mengangkat bagaimana tertibnya bangsa Jepang setelah gempa.
Di Tokyo. sekalipun setiap 30 menit terjadi gempa susulan, masyarakat masih mengantri di stasiun, tidak berebutan, bahkan mereka masih berhenti di lampu merah.
Mereka sadar kalau mereka panik maka keadaan semakin kacau.
Butuh pendidikan tingkat tinggi dan panjang untuk membentuk mental masyarakat seperti ini. Bahkan terlihat bagi penyiar Amerika maupun Inggris, ini cukup menakjubkan.


Belajar kejujuran
Begitu gempa terjadi, Pemerintah Jepang langsung mengumumkan bahaya radiasi nuklir sehingga mengevakuasi warga.
Buat pemerintah lebih baik mengaku keadaaan agar tidak tambah korban daripada harus menutupi keadaan untuk menjaga citra pemerintah sambil melakukan perbaikan tapi beresiko membawa banyak korban.
Berbeda dengan pemerintah Uni Soviet ketika Pusat Nuklir Chernobil bocor. Pemerintah berusaha menutup nutupi hingga akhirnya informasi bocor 4 hari kemudian. Sehingga memakan lebih banyak korban.
Tetapi kejujuran pemerintah ini juga didukung oleh kesiapan infrastruktur mental orang Jepang yang tidak panik dan tertib.

Peran Sosial Media dan Multi Media
Sosial Media saat ini juga memberi peran penting dalam mengantisipasi korban lebih banyak. Beberapa menit setelah gempa, twitter melesat di Jepang, mencapai 1200 tewwt setiap menit. Google juga menyediakan google finder untuk mencari orang hilang.

Bumi Yang tidak ramah
Ada satu hal yang perlu diwaspadai. Entah bagaimana menjelaskannya, tapi yang jelas ada sesuatu yang sedang berlangsung di bawah bumi dan membuat bumi menjadi tidak ramah buat manusia.
Bayangkan saja, ketika terjadi tsunami terjadi di Aceh (26 Desember 2004), ada yang mengatakan ini siklus 100 tahunan seperti yang terjadi di Portugal (1755). Tapi hanya beberapa tahun saja sudah terjadi tsunami besar di Jepang (Maret 2011).
Ketika terjadi gempa di Acah dengan skala kekuatan 8,9 skala ricter, banyak yang mengatakan, jarang terjadi gempa dengan kekuatan di atas 8 (memang sebelumnya demikian). Tapi setelah Aceh, Nias, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Joga ditimpa gempa besar kemudian kini Jepang.

Berlindung Pada Kekuatan Yang Lebih Besar
Peristiwa-peristiwa ini mengingatkan betapa sebenarnya manusia itu kecil.
Even bangsa yang tercanggih dan terkaya saja tidak mampu mengatasi bencana sekuat ini. Mobil bergelinding seperti mainan, rumah hancur seperti kardus, air meluncur dengan kecepatan pesawat terbang.
Hanya Sang Pencipta yang mampu menahannya.

Semoga kita bisa belajar banyak dari apa yang sedang terjadi.

Melakukan banyak hal dalam satu waktu
Melakukan banyak hal dalam satu waktu
Isa Alamsyah

Ada yang bertanya pada saya atau Asma Nadia bagaimana bisa menulis 50-an buku dalam jangka waktu beberapa tahun, padahal kami juga melakukan hal yang sama dengan kebanyakan orang selain menulis, seperti: tetap melakukan pekerjaan harian (bekerja/ berbisnis), mendidik anak-anak, bermain dengan anak, silaturahmi, dll.
Jawabannya sederhana, efisiensi waktu dan optimalisasi waktu.
Kami selalu merancang untuk bisa melakukan beberapa hal dalam satu waktu.

Buat banyak keluarga mungkin nonton film bersama keluarga adalah hiburan.
Buat kami menonton film bersama adalah hiburan, pendidikan, pelajaran menulis, pengajaran analisa, dll.

Ketika main game dengan anak-anak, selain untuk membahagiakan anak dan diri sendiri, saya gunakan kegiatan game sebagai saat untuk menilai karakter anak sebagai bahan pendidikan. Apakah dia suka curang, apakah ia punya mental pemenang, dsb?

Di kamar mandi saya sering menaruh satu buku tebal (Ingat datanya, setiap manusia dewasa menghabiskan waktu 2 tahun di kamar mandi selama hidupnya), di dekat meja makan juga taruh buku, di mobil juga taruh buku. Tanpa sadar dalam beberapa hari semua buku bisa terbaca, padahal hanya dibaca selingan ketika menunggu.

Dulu Ketika SMA (Terutama kelas III) kalau saya tidak kebagian duduk di bis, maka waktu berdiri di bis saya gunakan untuk menghapal rumus yang dicatat di kertas kecil, kalau dapat duduk di bis saya gunakan untuk membaca pelajaran. Setelah turun dari bis, ketika berjalan dari halte ke sekolah, digunakan lagi untuk menghapal sambil berjalan.
Hasilnya, ketika lulus SMA mendapat NEM tertinggi di sekolah, padahal ketika masuk ke SMA, peringkat saya nyaris terakhir hanya sedikit di atas cadangan (Ranking 243-an).

Hari ini saya mengantar Adam ke Bandung untuk bertanding bola. Selama menunggu saya gunakan kesempatan di Bandung untuk menelusuri pusat grosir kaos, grosir kain dan beberapa hal lain.
Hanya dalam beberapa jam di Bandung saya menemukan bisnis baru yang akan dikembangkan, dan itu dilakukan hanya di sela-sela waktu ketika menunggu Adam bermain bola.

Kalau saya beli es buah, rujak, somay, dll, sambil memesan saya sering bertanya-tanya tentang bahan, tips, porsi terjual dsb. Saya jadi pembeli sekaligus belajar bisnis.
Dari pembicaraan singkat itupun sudah terpikir beberapa bisnis baru.

Contoh menarik lainnya adalah ketika saya dan Asma Nadia, serta crew ANPH (Asma Nadia Publishing House) mengikuti shooting Rumah Tanpa Jendela (Klik jika ingin melihat trailernya).
Saat itu beberapa crew ANPH diundang untuk jadi figuran di adegan kebakaran (Di situ ada Dedi Padiku, Roonie, dan Adam Putra Firdaus sebagai figuran, dan ada juga Asma Nadia loh, lihat gak?).
Shooting dilakukan di daerah kumuh di Menteng Pulo yang merupakan tempat pembuangan sampah, rumah kumuh dan kuburan dalam satu tempat.
Namanya buat film, selalu saja lama untuk menunggu.
Lalu apa yang kami lakukan?
Kami (Asma Nadia Publishing House) membuat film sendiri (dengan handycam) di area pekuburan.
Film yang diberi label Menangkal Thriler ala Asma Nadia Publishing dibuat hanya dalam waktu satu jam-an di sela-sela shoting Rumah Tanpa Jendela dan film ini mempromosikan buku sebagai salah satu penghilang rasa takut, penghilang stres, dll.
Lumayan lucu loh filmnya.
Kalau mau lihat film yang kami buat lihat di youtube film berjudul Menangkal Thriler ala Asma Nadia Publishing (Silakan klik link di atas)


Nah kesimpulannya, jika Anda ingin mempunyai banyak karya dan lebih produktif.
Lakukan banyak hal dalam satu waktu. Bisa!
Percayakah, dalam tidur pun Anda bisa melakukan sesuatu yang produktif misalnya: Download data internet atau copy paste dokumen file besar menjelang tidur, mendelegasikan kerja, dsb.

Hargailah waktu, maka Anda akan dapat manfaat sebanyak-banyaknya dari waktu.

Sudah nonton RTJ?
Segera manfaatkan hari Minggu ini untuk menonton RTJ bersama keluarga.
Yang daerahnya belum masuk, bersabarlah, satu minta ke bisokop untuk segera memutar. Biasanya kalau ada permintaan, pihak bioskop akan cepat mengadakan filmnya.
(Di beberapa bioskop sudah turun, dan hanya kita penonton yang peduli film berkualitas yang bisa membuat film ini bertahan lebih lama).

JAKARTA

Theater
ATRIUM11:4513:4515:45--:----:--
BINTARO12:3014:4016:5019:0021:10
BLOK M SQUARE12:1514:2516:3518:4520:55
BUARAN12:4514:55--:----:----:--
CIJANTUNG12:4514:55--:----:----:--
GADING11:4513:4515:45--:----:--
KALIBATA11:4513:4515:45--:----:--
SLIPI JAYA12:0014:0016:00--:----:--
Last Update: Friday, 04 March 2011
Jadwal tayang dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
(All schedules are subject to change without notice.)
















CILEGON

Theater
CILEGON12:3014:40