Made in Japan

Isa Alamsyah

Di sebuah airport di New York, seorang pebisnis Jepang yang baru pertama kali ke luar negeri naik taksi hendak pergi ke hotel.
Di perjalanan, tiba-tiba taksinya disalip sebuah mobil yang melaju kencang. Bukannya marah melihat mobilnya disalip, si pebisnis Jepang malah bangga dan berteriak dengan bahasa campuran Jepang-Inggris, “Aaaah! Toyota made in Japan, hayai... very fast (Cepat - sangat cepat)!”
Supir taksi, yang mengendarai mobil ford, diam membisu.
Tak lama kemudian sebuah mobil lain juga menyalip taksinya. Spontan si Jepang berteriak, “Aaaah! Nissan made in Japan. hayai nee... very fast (cepat, sangat cepat).”
Belum lama berselang mobil ketiga, lalu mobil keempat menyalip taksinya, ia berseru dengan gembira. “Aaaah! Mazda eee Mitsubishi...tsugoi...made in Japan very very fast!.” (hebat, sangat sangat cepat).
Setibanya di hotel, si turis bertanya, “How much?” (Berapa ongkosnya).
“100 dollars please ….” kata supir taksi.
Pebisnis Jepang terperanjat. "What, 100 dollars, takai nee ...expensive! The airport is not far, nee!!" (Apa? 100 dollars?! Mahal amat?! Aiport tidak jauh)
Kali ini si supir tersenyum, sambil menunjuk argometer dan berkata
“Aaah! Argometer, made in Japan, very-very fast!”.
Supir taksi itupun memasukkan 100 dolar ke kantongnya sambil tersenyum puas.
(Mohon maaf buat Jepang, it is just a joke bukan untuk merendahkan bangsa tertentu).

Seringkali kesombongan akan berbalik pada kita.
Jika dalam diri muncul rasa sombong, maka tidak akan berdampak sebelum diucapkan sebelum mempengaruhi perilaku.
Prasangka, sombong, iri dan berbagai rasa negatif kadang muncul dalam diri kita, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa kendalikan, akan tetapi kita tidak berdosa jika muncul rasa itu.
Tapi ketika kesombongan sampai diucapkan, maka alam semesta akan merespon, setidaknya begitulah aturan Allah yang kita bisa lihat dalam kehidupan.
Supir taksi itu sebenarnya baik-baik saja saja, tetapi ketika mendapat perilaku sombong yang tidak menyenangkan akhirnya merespon dengan kalimat balasan yang cukup menyakitkan.
Ketika Qorun menjadi kaya itu bukan masalah, tetapi ketika ia sombong dan membangun gedung tinggi untuk menantang melihat Tuhan maka ia dibenamkan ke dalam tanah.
Ketika Firaun berkuasa itu bukan masalah, tetapi ketika ia merasa paling tinggi kekuasaannya ia dibenamkan ke lautan.
Ketika kapal Titanic dibangun megah dan termegah di zamannya itu bukan masalah. tetapi ketika pembuatnya mengatakan "Kapal ini begitu hebat, bahkan Tuhan tidak bisa menenggelamkannya" maka kapal itu tenggelam di pelayaran pertama dan tidak sempat mendarat di tempat tujuannya.
Jadi jangan pernah keluar kesombongan dari mulut Anda.
Jangan sampai mengubah perilaku Anda.
Jika ada dalam hati, netralisir, dan ingat bahwa hanya Tuhan yang pantas untuk sombong.

0 Comments

Post a Comment