Ada yang aneh ketika saya sholat jumat.
Barisan shaf yang biasanya searah dengan gedung mesjid kini jadi miring.
Sebagaimana mesjid lainnya, sebenarnya mesjid ini dibangun searah kiblat,
tapi ternyata setelah di check ulang departemen agama,
arah kiblat selama ini salah karena itu diberi kemiringan baru.
Well, sekalipun kini kapasitas mesjid jadi berkurang, dan keindahan simetris hilang, setidaknya kita mengarah kiblat yang benar.
Yang menarik adalah, isu salah arah kiblat ini sudah sempat ramai dibicarakan.
Akan tetapi isu ini lebih menasional salah satunya
Akan tetapi isu ini lebih menasional salah satunya
karena diangkat oleh film "Sang Pencerah".
Di film tersebut KH Ahmad Dahlan mengingatkan banyak kiblat
Di film tersebut KH Ahmad Dahlan mengingatkan banyak kiblat
yang salah arah mengarah ke Afrika bukan ke Mekkah.
Setidaknya film ini juga menjadi pemicu gerakan menganalisa kembali kiblat di mesjid kita, apakah sudah benar?
Itu salah satu contoh dampak positif sebuah film.
Film punya kemampuan menggerakkan.
Pada tanggal 24 Februari nanti, ada satu film lagi yang mempunyai misi mulia.
Judulnya "Rumah Tanpa Jendela"
Film ini tidak hanya menghibur dan mempunyai bobot nilai yang tinggi,
tapi juga mempunyai misi sosial yang luar biasa.
Bayangkan saja, produser film ini berkomitmen untuk menyumbangkan 100% ya seratus persen, bukan salah tulis, dari hasil tayang dibioskop untuk kegiatan sosial.
Unicef dan rumah baca adalah salah satu sasaran donasinya.
Republika hari ini (Jumat 11 Februari) menulis film Rumah Tanpa Jendela ini sebagai
salah satu alternatif bagi CSR perusahaan.
Saat ini dana ratusan miliar rupiah sudah dikeluarkan berbagai perusahaan melalui CSR,
tapi tidak ada satupun yang menyentuh film sebagai salah satu wujud CSR.
Apakah penting? Tentu saja penting.
Apakah penting? Tentu saja penting.
Rakyat kita kekurangan film yang bermutu, bernilai dan menghibur.
Dalam keadaan seperti ini, film bermutu perlu dukungan lebih dari mereka yang peduli.
Apa yang bisa kita lakukan?
Sediakan waktu, ingat jadwalnya 24 Februari 2011,
Sediakan waktu, ingat jadwalnya 24 Februari 2011,
Tonton film Rumah Tanpa Jendela, dan film bermutu lainnya,
di hari pertama, atau kedua, atau ketiga...lalu rekomendasikan teman.
Ciptakan bola salju kebaikan.
Dengan demikian kita ikut andil dalam membangun film Indonesia yang bermartabat.
Dengan demikian kita ikut andil dalam membangun film Indonesia yang bermartabat.
Jangan khawatir, saya sudah sempat nonton premier rumah tanpa Jendela,
saya berani jamin, film ini menarik, menghibur, inspiring dan menggerakkan.
Di artikel lain saya kasih bocorannya.
Ketika menulias artikel ini saya tidak sengaja kebetulan membaca inbox yang dikirim MTP (Masyarakat Tolak Pornografi) tentang kasus video Ariel. MTP mengutip Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang melansir 34 anak yang telah menjadi korban kejahatan seksual akibat video asusila yang sempat menjadi trending topic di beberapa situs jejaring sosial ini.
Ini yang terdata. Padahal sebenarnya banyak lagi tindakan negatif yang terpicu oleh tontonan yang negatif.
Sekali lagi, film (Media audio visual) punya kekuatan menggerakkan.
Film bervisi buruk menggerakakn orang pada keburukan,.
Film bervisi mulia menggerakan orang untuk kebaikan.
Sebagian besar kita tentu saja ingin menjadi bagian dari kebaikan bukan?
Tapi yang jelas jika cuma sekedar bilang mendukung, tanpa melangkah menonton, tanpa merekomendasikan, tanpa action, maka tidak memberikan dampak apa-apa.
Saatnya kebaikan bicara, jangan jadi silent majority untuk kebaikan.
No Excuse!
Mau lihat trailernya klik Trailer Rumah Tanpa Jendela di You Tube
Mau like fanpagenya klik: Rumah Tanpa Jendela fan page
Terima kasih inspirasi dan motivasi di pagi ini. Semoga sukses selalu, BISA! Wassalam.
ReplyDeleteThanks Agus
ReplyDeleteJOSS kang
ReplyDelete