Baik Buruk Bukan Satu Paket

Baik Buruk Bukan Satu Paket
Isa Alamsyah

Ketika Asma Nadia gencar mempromosikan film "Rumah Tanpa Jendela" di twitter beberapa respon ada yang cukup memprihatinkan, beberapa di antaranya bernada sama yaitu:
"Malas ah, ada YS sih!" (sambil menyebut nama salah satu aktris yang terlibat beberapa detik di film ini)
Setelah ditelusuri, ternyata alasannya para perespon negatif tersebut, adalah karena sang aktris dianggap 'tidak religius' (setidaknya itu bahasa halus yang bisa diungkap di tulisan ini).

Well, saya tidak mau terjebak dengan bahasan seberapa religius atau tidaknya si artis atau orang yang merasa lebih religius dari lainnya, tapi saya lebih tertarik membahas bagaimana kita begitu mudah men-genaralisir sesuatu.

Seringkali kita menganggap kebaikan dan keburukan satu paket.
Kalau orang baik maka dianggap baik selalu.
Dan kalau ada orang tidak baik dianggap tidak baik selamanya.
Padahal satu hal yang diingat, setiap orang punya sisi baik dan sisi buruk,
kebaikan dan keburukan pada setiap manusia bukan satu paket.
Ketika kita benci pada perbuatan buruk seseorang, maka kita harus benci pada perbuatannya, bukan pada orangnya.
Jadi ketika orang itu berbuat baik, kita harus mendukungnya.
Sebaliknya ketika melihat orang yang sering berbuat baik, kita bisa mencontohnya,
kemudian suatu hari kita menemukan sisi buruk orang baik tersebut,
kita juga harus sadar itu manusia.

Ini berlaku pada siapa saja, kapan saja, pada profesi apa saja.
Kita mungkin benci pada sutradara yang membuat film esek esek. Tapi harus pastikan kita hanya benci ketika ia membuat film esek-esek, dan ketika ia membuat film bagus dan berkualitas kita harus dukung, mungkin dukungan itu bisa membuat ia meninggalkan film esek-esek.
Anda boleh benci dengan artis karena satu dan lain hal, tapi ketika ia berperan mendukung film yang baik, maka kita harus tetap mendukung filmnya.
Kadang kita bertemu orang yang merokok tapi menasehati anaknya tidak merokok, berarti ia melakukan hal baik ketika menasehati anaknya dan wajib didukung.

Sama juga dengan politik.
Banyak orang yang bilang politik itu busuk.
Tapi tidak segala hal tentang politik itu busuk,
karena ada banyak hal baik yang bisa dilakukan dengan politik.

Karena itu sekarang banyak ulama, ustadz yang masuk ke kancah politik,
karena mereka sadar ada hal baik yang mereka bisa lakukan dengan berpolitik.
Saya sendiri melihat hal itu sebagai langkah positif.

Kemarin, petinggi partai PKS berbondong-bondong datang ke Bioskop menonton film Rumah Tanpa Jendela. Mulai dari Presiden Partai Luthfi Hasan, Mantan ketua MPR Hidayat Nur Wahid sampai beberapa anggota DPR dari fraksi PKS menyempatkan diri untuk nonton Rumah Tanpa Jendela ditengah kesibukan mereka dengan hiruk pikuknya berita politik yang memanas.

Kenapa mereka mau bersusah payah menyediakan waktu menonton film ini?
Padahal ini bukan karya partai atau perpanjangan tangan partai.
Padahal ini juga bukan film yang kental berlabelkan Islam.

Jawabannya sederhana, karena PKS juga melihat sisi baik film ini untuk masa depan bangsa.
Kita semua mengenal politisi dari partai dakwah ini peduli pada segala hal yang berkaitan dengan maslahat bangsa.

Dalam interview setelah menyaksikan fim ini, presiden PKS Lutfi Hasan berkomentar:
"Fakta-fakta kehidupan di lapangan banyak yang tidak diangkat ke permukaan padahal faktanya ada. Dan jumlahnya jutaan. Kalau film2 horor itu kan sifatnya imajinatif kan, sebaiknya mengangkat yang riil dan faktual. Bukan abad kita, bukan era kita untuk bicara yang imajiner. Kalau fiktif ya fiktif ilmiahnya (bukan hantu-hantuan-red).

Ini termasuk yang ustadz (Lutfi) rekomen tidak?
Oh ya ya. Saya berharap kader-kader PKS untuk nonton film ini dan saya berharap menteri sosial ...beserta seluruh jajarannya, dinas dinas sosial insya Allah bisa nonton. Kalau PKS sih udah fix lah. Kita akan dorong semuanya."

Komentar Hidayat Nur Wahid tentang Rumah Tanpa Jendela
"Di tengah kekhawatiran akan hadirnya produksi film (horor & kotor red), ternyata masih hadir film yang memberikan pencerahan, film yang mendorong masyarakat dan manusia sadar bahwa ternyata kebaikan masih bisa hadir di tengah kita. Saya kita itu yang bisa ambil dari kehadiran film (Rumah Tanpa Jendela) ini. Selamat dan semoga memberikan inspirasi bagi rekan rekan yang ingin membuat film agar bisa menghasilkan film yang lebih bagus lagi, film yang menghadirkan kepedulian bagi kemanusiaan. Dan ini adalah penyelematan bagi kemanusiaan dan dunia film yang mungkin (saat ini kebanyakan) bisa hancur karena nilai-nilai rendah yang mereka jual. Sekali lagi selamat.

Yoyoh Yusroh (Anggota DPR Fraksi PKS)
"Film ini bukan sekedar layak ditonton, tapi harus atau wajib nampaknya, untuk mengasah kepedulian sosial. Sekalipun film satu cerita tapi pesannya begitu banyak. Ada pesan-pesan moral dan pesan-pesan yang saat ini banyak dilupakan. Dalam film ini jelas terlihat anak-anak perlu kepekaan hati, bukan hanya anak-anak tapi juga orang tua, harus ditonton semua umur.

Agenda film bermutu juga didukung banyak pihak.
Di Bandung pada hari yang sama Wagub Dede Yusuf juga menonton film Rumah Tanpa Jendela, dan akan mengusahakan dinas pendidikan untuk merekomendasikan film ini untuk anak-anak Indonesia.

Di Palembang walikota juga sudah menyediakan waktu khusus agar anak-anak di sana bisa menonton tontonan bermutu. Di Padang (Sumatera Barat) Gubernur juga menyediakan waktu dan program khusus agar anak-anak di sana bisa menonton tontonan bermutu.

Alhamdulillah, jika kita bisa saling mendukung segala hal yang baik dan positif di negeri ini.


3 comments

  1. saya sangat ingin menonton...tapi belum kesampaian juga, mdh2n bisa

    ReplyDelete
  2. Assalammu'alaikum ....
    Cuma mau tanya,kalau boleh tahu "YS" itu siapa ya ??? nama lengkapnya ???
    Terimakasih.....

    ReplyDelete
  3. Ass..mmg bnr baik dan buruk tdk satu paket.tp ternyata,ketidakbaikan seseorang mnrt sebagian org,membuat penilaian tersendiri buat org tsb lho..buktinya,wkt sy recomend film ini bgs ke bbrp tmn,respon mrk begitu th ada RA n YS yg main,jd enggan nonton..ilfill katanya..pdhl film ini bnr2 bgs,sarat pesan..so,ke dpnnya mgk lbh diseleksi lg buat para pemainnya deh.biar tdk ada lg yg mls nonton film bgs,hanya gara2 ilfill..

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon