Berapa modal yang dibutuhkan Sahid untuk memulai jaringan hotelnya?
Tidak banyak orang Indonesia yang mampu menjadikan namanya sebagai lambang hotel prestisius dan ternama sebagaimana Sahid. Ia mempunyai 14 hotel mencakup 2750 kamar dan sudah menerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan atas karyanya.
Berapa modal yang dibutuhkan?
Apakah ia dari keluarga kaya?
Ketika Sukamdani kecil, kehidupannya prihatin. Bapaknya membuka usaha jahitan, dan ia membantu ibunya membuka usaha warung kecil-kecilan dan menjual makanan.
Di usia 24 tahun ia merantau dari Solo ke Jakarta untuk memperbaiki nasib. Waktu turun di stasiun gambir modalnya hanyalah koper dan sebuah sepeda.
Sahid menikah di Jakarta dan tinggal di kamar berdinding gedeg (bambu) dengan ukuran 3x3. Ia bekerja di percetakan, lalu dengan kerja kerasnya ia bisa membangun percetakannya sendiri. Selanjutnya ia bisa membeli tanah dan rumah tempat ia menyewa rumah. Dan kini di atas tersebut berdiri Hotel Sahid di Jalan Sudirman yang merupakan jalan utama di ibu kota.
HANYA KOPER DAN SEBUAH SEPEDA!
Sahid mengadu nasib di Jakarta dan membangun ajringan hotel terbesar!
Jika Anda punya motor, Anda sudah mempunyai modal lebih besar dari Sahid!
Dikutip dari buku No Excuse! Karya Isa Alamsyah
betul. banyak juga dari kita yg punya motor dan HP bahkan laptop tpi belom sesukses sukamdani
ReplyDeleteKebetulan saya berada di kota yang sama denga Sahid, Solo. Hanya saja jika Sahid berhijrah ke Jakarta dan sukses diawalai dari sana, saya malah pengen tetap di Solo, membangun usaha di kota kecil ini karena saya yakin kota ini cepat berkembang...
ReplyDeleteHanya saja satu yang sampai sekarang masih tidak saya miliki seperti Sahid,saya sering kali mengalami kegagalan dan terpuruk lama sekali baru bisa bangkit! Selalu ada saja alasan jika mau bangun...
Dan untuk kegagalan kali ini...aku tak mau banyak ALASAN lagi.
PS : No Excuse itu buku baru baru ya mas? soalnya saya juga punya buku dengan judul yang sama tapi terjemahan..penulisnya sapa ya saya lupa hehehe.....
If we start now, with big dream, let see what happen in the next future! (The key is START and BIG DREAM!)
ReplyDeleteBuku itu sudah saya terbitkan 2 tahun lalu, dan di bulan pertama terjual 12 ribu exemplar dan di tahun pertama terjual samapai50 ribu eksemplar. Tetapi dibuat indilabel untuk captive market. Sekarang kita susun yang untuk masuk Gramedia, dengan tarhet nasional dan go internasional. Why not!
ReplyDeleteSaya berkali-kali gagal dlm bisnis, kecewa dah pasti saat itu, tapi di hati tetap tertanam kuat keyakinan bhw setelah kesulitan/kegagalan akan terbit kemudahan/keberhasilan. Kita hanya diwajibkan ikhtiar/berusaha, soal hasil itu sepenuhnya hak prerogatif Allah. Kalaupun bisnis kita blm berhasil, minimal kita sdh mendapatkan pahala ikhtiar. Alhamdulillah skrg dah 5 thn ini saya merintis suatu bisnis, dengan modal Rp 0.- , namun seditik demi sedikit berkembang, dan insya Allah akan terus berkembang. Amiin...
ReplyDeleteSo, berprasangka baik saja sama Allah, insya Allah putus asa akan jauh dari hidup kita. Jgn Takut Gagal...!
ini membuktikan bahwa modal bukan nomor satu, tapi keyakinan dan kemauan yang no.1. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Jadi teringat salah satu siswi indonesia dari keluarga yang tidak mampu. tapi bisa kuliah diluar negeri karena semangat dan impian kuatnya. ceritanya ada di buku "Chicken Soup for the soul For College"
ReplyDeletethat,s true and right,intinya kalu kita mengiginkan keuksesan awalnya mesti dari keprihatianan dan semangat untuk maju dan pantang menyerah,contonya profile,nya pa shaid ...walwpun kita tau dia bukan dari golong keluarga yg mampu,tapi dia bisa membuktikan dan mengangkat derajat keluarganya,trims pa isa tas informasi yg diberikan,ini adalah merupakan sebuah pelajaran yg berharga,semoga allah memberikan pahala yg setimpal amin
ReplyDeleteselamat berkarya moga kita semua sukses.aku besok mau mulai usaha,insyaallah, doakan ya.
ReplyDelete