Setengah waktu hidup, terbuang percuma
Isa Alamsyah
Jika hidup dijalani dengan mengikuti arus mengalir, kita akan melewatinya tanpa beban berarti.
Tanpa terasa kita sudah masuk sekolah, lalu lulus SMP, lulus SMA, tiba-tiba sudah kuliah atau bekerja, selanjutnya menikah dan punya anak, dan tanpa terasa anak-anak sudah besar, dst.
Setidaknya itu yang dialami sebagian besar manusia.
Karena itu kita sering dengar kalimat;
"Gak terasa yah, anak-anak sudah besar!"
"Gak terasa yah, kita sudah tidak pernah bertemu selama 20 tahun", dsb.
Lalu apakah sikap 'Follow the flow' ini baik atau buruk?
Sekilas kelihatannya mengikuti bagaimana arus kehidupan mengalir terdengar bijak.
Tapi apakah demikian?
Mari kita lihat apa yang terjadi pada kita jika hanya mengikuti arus kehidupan tanpa pernah mengevaluasi hidup kita.
Anggap saja usia kita 50 tahun.
Apa saja yang kita lakukan dalam hidup selama 50 tahun jika kita hanya mengikuti arus kehidupan.
Mari kita hitung.
Kalau sehari kita makan 3 kali sehari dan menyita waktu 30 menit setiap makan, maka dalam sehari kita habiskan 1,5 jam untuk makan, berarti selama 50 tahun kita habiskan 27.375 jam untuk makan atau setara dengan 3 tahunan.
Jika kita tidur 8 jam sehari berarti kita menggunakan 146.000 jam untuk tidur atau setara dengan 16-an tahun hanya untuk tidur.
Sebuah survey yang dilansir di acara Top Gear BBC mengungkap setiap orang rata-rata menghabiskan 5 tahun di kendaraan (di perjalanan).
Data lain di internet mengungkap setiap orang menghabiskan waktu sebanyak 2 tahun di kamar mandi.
Rata-rata pria pekerja menghabiskan waktu 30 menit dalam sehari untuk berpakaian dan berdandan, berarti itu menghabiskan waktu 1 tahun dalam hidupnya. Wanita bisa 2 atau 3 kali lipat lebih lama.
Nah kalau kita jumlahkan hitungan kasar tersebut, kita menghabiskan sekitar 27 tahunan untuk hal yang tidak produktif.
Itu belum termasuk shopping, jalan-jalan, relax, nonton TV, dan kegiatan non produktif lainnya.
Jadi sebenarnya, kalau kita hidup selama 50 tahun, setengah waktu tersebut nyaris tidak produktif.
Saya tahu, makan, minum, tidur adalah bagian dari penopang hidup, tapi apakah berarti harus mengambil separuh hidup kita?
Lalu bagaimana solusinya?
Karena itu tugas kita menemukan cara agar waktu yang tidak produktif di atas menjadi produktif.
Bagaimana caranya?
Artikel selanjutnya akan membahas.
0 Comments
Post a Comment