Anak Menulis Bukan Sekedar Bakat

Anak Menulis Bukan Sekedar Bakat

Isa Alamsyah

Ketiika Abdurrahman Faiz menerbitkan buku banyak yang bilang,

tentu saja Faiz bisa punya buku karena dia anaknya Helvy Tiana Rosa, penulis senior.

Ketika sepupu Faiz, Putri Salsa dan Adam Putra Frdaus menulis buku sendiri, orang juga bilang,

tentu saja Salsa bisa menulis Ibunya Asma Nadia penulis best seller.

Kalau memang mereka berdua menulis karena ibunya penulis,

lalu bagaimana Helvy dan Asma Nadia, kakak beradik bisa menulis,

padahal ayah dan bunda mereka bukan penulis.

Ternyata setelah ditelusuri bukan bakat yang membuat mereka menulis,

tapi lingkungan dan atmosfer lah yang membuat mereka menulis.

Asma Nadia mulai menulis karena terus disemangati oleh Helvy untuk menulis, bukan karena bakat.

Cerpen pertama Asma bahkan jadi lelucon bagi seniornya di teater,

dan buku pertamanya baru terbit setelah ia berusia 27 tahun.

Fakta ini cukup menunjukkan bakat menulis Asma dahulu tidak menonjol.

Helvy juga menyemangati anaknya Faiz untuk menulis.Setelah Faiz punya buku,

Putri Salsa semangat menulis karena tertantang melihat sepupunya punya buku. Ia panas setelah menghadiri launching buku Faiz.

Adam yang awalnya dikira cuma suka bola dan olahraga juga tidak mau ketinggalan. Ia juga menulis.Adam makin semakin membara untuk menulis setelah menghadiri launching buku lain.

Baik Helvy atau Asma keduanya bekerja cukup keras untuk mencetak anak-anak mereka menjadi penulis,

dengan selalu melibatkan pada banyak kegiatan penulis cilik.

Artinya bukan bakat yang membuat mereka menghasilkan buku, tapi semangat dan kerja keras.

Menulis adalah keahlian, dan setiap keahlian bisa dikuasai dengan latihan.

Masih tidak percaya menjadi penulis tidak perlu bakat?

Saya perkenalkan Raihana Abida (11 tahun) penulis buku "My Lovely Roomies"

yang diterbitkan oleh AsmaNadia Publishing House di seri "Kecil-Kecil Jadi Penulis"

Ayah dan Ibu Raihana bukan penulis. Di keluarganya pun tidak ada penulis.

Lalu bagaimana bukunya bisa diterbitkan?Karena ayah ibunya memberi lingkungan yang mendukung.

Ketika kedua orangtuanya melihat tulisan anaknya bagus, mereka mencari penerbit,

salah satunya Asma Nadia Publishing.Kebetulan Asma Nadia mencari karya anak dan melihat tulisan ini bagus karena memenuhi kriteria.

Pada buku karya Raihana ada pesan moral, seru (ada konflik), dan deskripsi menarik.

Asma Nadia sangat ketat menyeleksi buku anak terbitannya,

sehingga kalau sudah memilih satu karya anak diterbitkan,

bisa dipastikan kualitasnya di atas rata-rata penulis anak-anak kebanyakan.

Maklum penerbitan kecil, lebih baik tidak menerbitkan buku daripada buku yang tidak bermutu, begitu prinsipnya.

Kini terbukti, buku Raihana yang mempunyai pesan moral kepedulian sosial ini,

bahkan ada lembaga pendidikan yang merencanakan untuk menjadikan buku ini sebagai bagian dari kurikulum.

Dalam waktu dekat AsmaNadia Publishing Houuse juga akan menerbitkan buku pengarang cilik lain

bernama Diandra. Diandra adalah peserta workshop Menulis Asma Nadia "Fun Writting for Children".Ayah dan bunda Diandrajuga bukan penulis, tapi sangat mendukung.

Insya Allah karya Diandra juga akan segera terbit.

Jadi lingkungan dan dukungan keluarga jauh lebih penting dari sekedar bakat.

Jika ingin mengembangkan kemampuan menulis anak, ajak anak datang ke launching buku anak,

beli buku anak yang ditulis anak dan pilih yang bermutu.

Insya Allah anak jadi semnagat menulis.

Bangkitkan rasa "Kalau mereka bisa kenapa saya tidak bisa".

Masih tidak percaya menjadi penulis tidak perlu bakat?

Silahkan lihat di buku NO Excuse!

Dibuku ini terlihat jelas, banyak sekali bukti orang yang dianggap tidak berbakat di satu bidang,

ternyata setelah menggeluti bidang tersebut dengan dedikasi,

ternyata menjadi sangat unggul dibidang yang dulu dianggap tidak berbakat tersebut.

Di buku No Excuse juga akan kita temukan,

banyak sekali orang yang berbakat mereka mencapai puncak karena selalu mengasah kemampuannya,

bukan karena bakatnya.

Adam, penulis cilik yang dulu tidak suka buku
Adam, penulis cilik yang dulu tidak suka buku
Isa Alamsyah

Sejak kecil Adam berbeda dengan Salsa.
Jauh sekali perbedaaannya, apalagi jika dihubungkan dengan dunia membaca dan menulis.
Salsa dengan mudah diajar membaca, sedangkan Adam sulit sekali.
Salsa sangat suka membaca, Adam sangat tidak tertarik buku.
Di kelas 2 SD Salsa bisa melahap buku Harry Potter yang tebalnya 300-an halaman hanya dalam hitungan beberapa hari, sedangkan Adam sibuk dengan mobil-mobilan.
Setiap kali kita, orang tua, beli buku Salsa tertarik membacanya, Adam hanya tertarik dengan gambar mobil yang ada di buku.
Ketika Salsa mulai suka baca koran, Adam hanya tertarik dengan gambar mobil yang ada di koran.
Jadi kalau orang bilang anak kecil bisa jadi penulis cilik karena bakat dan minat menulis dan membaca, itu salah. Karena Adam pada awalnya sama sekali tidak terlihat sebagai anak yang punya bakat membaca atau menulis.
Lalu bagaimana akhirnya Adam bisa menyukai membaca?
Begini ceritanya.
Minat anak sebenarnya adalah hasil dari pendidikan.
Minat bisa dibentuk dan dipancing.
Ini yang terjadi pada Adam.
Adam tidak suka membaca tapi ia suka mobil.
Maka bunda Asma Nadia membelikan sebuah buku berbentuk mobil, dan ada rodanya.
Adam kecil senang sekali, dan bermain main dengan buku mobil barunya.
Lama kelamaan Adam jadi ingin tahu apa yang tertulis di buku itu.
Lama kelamaan tanpa sadar Adam jadi senang membaca.
Kini Adam tidak begitu suka mobil-mobilan, tapi masih suka buku.
Itu awalnya Adam suka membaca.

Lalu kapan mulai menulisnya?
Setelah suka membaca, kami mulai mencoba membangkitkan minat Adam menulis.
Di usia 5 tahun Adam mulai dilibatkan untuk menulis.
Ia menulis untuk "Klik Man" dalam buku antologi.
Setelah itu selama 4 tahunan ia tidak pernah menulis lagi.
Adam sibuk main bola, main bulu tangkis, berenang dan berbagai kegiatan olah raga lainnya.
Saat itu kami melihat di situlah minat dan bakat Adam.
Hampir setiap olah raga yang didalaminya, ia menguasai dengan baik.
Karena itu akhirnya kegiatan Adam tidak jauh dari olah raga.
Kami pun tanpa sadar melupakan keterampilan menulis Adam.

Selanjutnya Adam mulai suka musik, ia belajar piano, gitar dan drum. Dan amazingly ia bisa bermain ketiga alat musik itu dengan kemampuan di atas rata-rata.
Begitulah Adam sibuk dengan dunia olah raga dan musik, dan kita hanya mensupportnya saja.
Kami semakin lupa mengasah keterampilan menulisnya.

Di sudut lain di rumah yang sama, kakaknya Putri Salsa, menerbitkan buku demi buku setiap tahun dan mencetak banyak Best Seller. Cool Skool, Best Friend Forever karya Salsa sempat menjadi no-2 terlaris dalam distribusi Mizan setelah Laskar Pelangi.

Ayahnya Adam, Isa Alamsyah dan Bundanya Asma Nadia juga terus menerbitkan buku.
Adam sesekali di ajak ikut kegiatan kepenulisan, tapi kesehariannya tetap sibuk dalam dunia olahraga dan musik.

Suatu hari, di usia 9 tahunan Adam datang ke bunda dan berkata,
"Bunda aku mau dong jadi penulis. Aku satu-satunya di keluarga yang bukan penulis. Ayah bunda penulis, Kak Salsa Penulis. "
Pertanyaan ini justru jadi titik balik Adam jadi penulis. Rupanya kegiatan orang tua dan kakaknya jadi perhatian Adam juga.

Selama ini kami berpikir Adam suka olah raga suka musik jadi kurang menggarap potensinya dibidang kepenulisan.
Rupanya ia juga punya minat di bidang kepenulisan.
Lalu mulailah kami berdiskusi dan Adam mulai menulis.
Beberapa bulan kemudian Adam mempunyai buku pertamaya "Mostly Ghostly" yang kocak dan edukatif. Tentang tiga anak yang tidak mudah percaya isu hantu dan membuktikan isu-isu yang didengarnya.
Setahun kemudian Adam menerbitkan buku keduanya "Mostly Spooky" yang merupakan seri dari Mostly Ghostly.
Buku Adam sangat menghibur dan banyak anak menyukainya.
Nilai pesannya juga kuat.
"Anak Indonesia tidak perlu takut hantu lagi!".

Adam jadi penulis karena memutuskan untuk jadi penulis.
Adam punya buku baru karena dibimbing dan dilatih untuk jadi penulis.
Bukan bakat yang membuat Adam jadi penulis tapi latihan dan pendidikan di rumah.
Bukan juga karena ayah bundanya penulis, karena kalau Adam tidak ditelateni mungkin tidak ada buku yang terbit seperti 4 tahun sebelumnya.
Belajar dari Adam, semua anak bisa jadi penulis.
Sebaliknya, anak penulis pun bisa tidak menulis kalau tidak di kader.
Adam punya niat, di usia 25 tahun punya 100 buku. WOW

Mau dengar lebih banyak kisah Adam dan Salsa menulis, dan bagaimana gaya pengkaderannya di rumah?
Hadiri Temu keluarga penulis. Full Team.
Adam Putra Firdaus, Putri Salsa, Asma Nadia dan Isa Alamsyah,
Jumat 22 Juli 2011 di TM Book Store Detos Depok Townsquare,
Jam 16.00 -18.00
Gratis Berhadiah

Jangan lewatkan workshop Sakinah Family
Workshop 3 in one for Powerful Family.
Minggu, 24 Juli 2011 Jam 09.00 - 17.00
Rumah Baca Asma Nadia Pusat,
Jalan Merapi Raya No. 42 Depok timur

No Excuse for Family by Isa Alamsyah 09-00 - 12.00
Think Dinar for Family by Endi J. Kurniawan 13.00 - 15.00
Sakinah Family by Asma Nadia 15.30 - 17.00





Belajar kehidupan dari peserta workshop anak
Belajar kehidupan dari peserta workshop menulis anak
Isa Alamsyah

Kalau Anda mengira kami hanya mengajar menulis kepada anak-anak pada Minggu 26 Juni lalu, salah besar.
Karena ternyata dari workshop tersebut,
kami justru belajar banyak dari peserta tentang kehidupan.

Ada Damas (7 tahun) yang rela membongkar tabungannya untuk ikut serta dalam workshop.
Karena uangnya masih kurang ibunya menambah 1/3 dari biaya workshop.
Damas menunjukkan pada kita bahwa impian harus diperjuangkan dan siap berkorban.
Saya jadi teringat dengan 5 mahasiswa dari universitas berbeda, yang tahun lalu ingin ikut workshop karena suka menulis, tapi tidak punya uang.
Saat itu kami akhirnya memberi mereka beasiswa boleh ikut workshop tanpa bayar.
Tahu apa yang terjadi? Kelima-limanya tidak datang, padahal untuk mereka ada peserta lain yang tidak kebagian kursi.
Sejak saat itu kalau ada yang bilang mau ikut tidak punya uang, kami beri solusi jual buku tanpa modal, kalau tidak mau, kami anggap tidak serius.
Selain itu kami memberi peserta beasiswa bagi peserta peserta yang kami anggap qualified.

Ada juga Mayra dan Sarah, keduanya adalah penulis cilik yang bukunya sudah terbitkan.
Bukan hanya 1 buku tapi 2 -3 buku.
Dari mereka kami belajar kerendahatian dan keinginan untuk berkarya lebih baik.
Kami kadang juga memberi beasiswa (gratis) untuk penulis yang menurut kami bisa lebih ditingkatkan karyanya dengan mengikuti workshop, tapi tidak jarang yang bersangkutan justru tidak menyediakan waktu.

Lalu ada bocah kecil bernama Faiz. Usianya 5 tahun masih TK.
Ketika masuk ke ruang workshop ia tidak berani duduk sendiri dan minta ditemani.
Tapi setelah dilakukan pendekatan ia bahkan berani duduk di depan tanpa orang tua.
Bahkan ia kemudian menulis santai di panggung pembicara.
Dan ketika penugasan teaterikal, bocah imut ini bahkan menjadi sutradara yang mendirect 4-5 anak yang umurnya dua kali darinya.
"Faiz, apa kunci sukses untuk menulis!" tanya kami kepadanya ketika ia dipanggil ke atas panggung.
"Dengan suara imut ia menjawab "Menulis"
Rupanya ia menyimak materi kami.
Lalu apa kunci lain untuk jadi penulis.
Kali ini Faiz diam, karena kita baru berbicara kunci pertama.
Lalu dengan sigap setelah berpikir ia menjawab "Membaca"
Ya, Faiz masuk sebagai anak pemalu, mengakghiri workshop sebagai bintang hari itu.
Dari Faiz kami belajar menumbuhkan keberanian, adaptasi lingkungan, dan kepercayaan diri.

Lalu ada Ihsan yang jauh-jauh datang dari Cianjur ke Depok. Ada Naila, Emma, Naila, dan Aqila yang jauh jauh datang dari Tanggerang. Alyssa dari Pamulang, Mayra dan Nadia dari Bintaro, Dharmasatria dan Malahayati dari Bogor. Sekar, Bagus dan Hilya dari Bekasi. Bahkan karena workshop kami di Depok mereka yang dari Jakarta sebenarnya juga menempuh jarak jauh untuk kemari, seperti Maulidya (Keb Lama), Safina dan Sarah (keb Baru), Zahra (Kemayoran), Bilqis (Cijantung), Atika (Halim), Alia dan Nisya (Cibubur), Nadya (Jagakarsa), Asya (Cimanggis).
Dari mereka kami belajar, jarak bukan masalah untuk mencapai cita-cita.
Kami jadi teringat peserta dari Medan, Balikpapan, Hongkong, Pontianak, yang datang jauh-jauh ke wokshop kami sebelumnya untuk menuntut ilmu. Semoga kelelahannya terbayar dengan ilmu yang didapatnya.

Kami memang sadar lokasi di Depok tidak begitu strategis.
Tapi faktanya, gedung JDC (Slipi Jakbar) yang biasa kami sewa selalu penuh, dan waktunya tidak leluasa.
Karena itu kami memilih basecamp Rumah Baca Asma Nadia sebagai tempat workshop.
Ruangannya sendiri cukup representatif sebagai gedung pertemuan,
hanya memang lokasinya di Depok.

Last but not least, kami juga menghargai para peserta dari Depok.
Kenapa. ternyata banyak orang Depok yang tidak ikut karena menunda-nunda.
Tenang saja dekat, nanti juga ada lagi.
Sedangkan peserta dari Depok ini melihat ini peluang yang ada, karena sebelumnya jauh, kini dekat, dan mereka langsung mengikuti workshop,
Mereka adalah Alifajh, ALisha, Annisa, Astrid, Edrea, Kinanti, Aufa, Putri, Qonita, Sofia, Zahra, Dianda, Raissa, Nadira, Aisyah, Aisyah, Salma, Hasna, Nadisha.

Lebih dari itu semua peserta worskop baik yang remaja maupun anak-anak semua berkarya bersama di acara.
Dari sama kami belajar tentang kebersamaaan tanpa membedakan usia.

Alhamdulillah, dari workshop anak ini kami Isa Alamsyah dan Asma Nadia tidak hanya memberi pelajaran menulis tapi juga belajar tentang kehidupan dari anak-anak dan tentu saja dari dukungan orang tua mereka.

Sampai berjumpa di workshop khusus penulisan buku non fiksi Minggu 3 Juli
"Satu Buku Sebelum Mati...Bisa!"
Tips Asma Nadia: Membangun Minat Baca dan Menulis Bagi Ananda

Tips Asma Nadia: Membangun Minat Baca dan Menulis Bagi Ananda

(Catatan Hati Bunda dari dua penulis cilik)


Asma Nadia

Bagaimana membangun minat baca anak?Bagaimana mengajak anak-anak tak hanya membaca tetapi juga menulis?

Apa yang mbak Asma lakukan hingga Putri Salsa dan adiknya Adam Putra Firdaus menulis?

Apakah menulis merupakan bakat dan faktor keturunan?

Pertanyaan-pertanyaan di atas sering sekali saya temui dalam berbagai acara talkshow, seminar dan roadshow terkait launching buku.

Secara lebih panjang lebar, poin2 di atas pernah saya kupas di buku Catatan Hati Bunda (Lingkar Pena Publishing House).

Baik Putri Salsa yang saat ini sudah berusia 14 thn dengan 8 buku (terakhir Little Miss Perfect, 2011),

maupun Adam Putra Firdaus (Mostly Ghostly, Mostly Spooky dan antologi Tangan-Tangan Mungil Melukis Langit) lancar membaca bisa dibilang tanpa melalui Taman kanak-kanak, saat mereka berusia 4 tahun.

Ayah bunda, kakak dan adik penulis

bersama si Ayah (Isa Alamsyah penulis buku No Excuse, Dendam Positif dan Cara Lebih Mudah Menemukan Titik Accupoint) kami mengajari anak-anak membaca secara bertahap, dengan menyediakan buku-buku sesuai usia mereka (sejak bayi beberapa bulan), juga membuat sendiri program power point di CD untuk mempercepat mereka membaca. Oh, ya sejak mereka ada kamar dan ruangan-ruangan di rumah didekor dengan aneka huruf, sampai pengaman di box pun demikian.

Setelah mengenal suku-suku kata dan mulai bisa membaca, saya menemani Salsa maupun Adam membaca setiap hari. Dimulai dengan buku-buku anak yang setiap halaman hanya berisi satu baris kalimat. Lalu bertambah kalimat baru masuk ke buku2 dengan satu paragraf setiap halamannya.

Tetapi bisa membaca tidak membuat anak-anak lantas suka membaca. Untuk Adam, tantangan menumbuhkan minat bacanya lebih besar. Dia tidak terlalu suka permainan huruf di komputer. Juga tidak tampak tertarik dengan buku seperti kakaknya. Belakangan saya mencari buku2 yang sesuai dengan minat Adam (saat itu dia suka segala hal tentang mobil). Alhamdulillah setelah itu Adam mau membaca dan dengan bangga mengoleksi setiap buku yang memiliki gambar mobil.

Saya bahkan berlangganan satu tabloid otomotif karena kegemaran adam ini dan agar dia mau membaca lebih banyak.

Setelah itu buku menjadi bagian penting dalam pertumbuhan anak-anak. Saya suka sekali hunting buku2 anak, di mana pun berada. Memberikan voucher boleh membeli buku senilai tertentu setiap mereka ulang tahun, misalnya. Tidak hanya waktu ultah, dalam berbagai kesempatan toko buku memang menjadi salah satu tempat favorit kami.

Bagi saya waktu untuk menumbuhkan kesenangan membaca bagi anak-anak tidak banyak. Saya harus bersegera karena akan susah menyalakan semangat membaca jika budaya menonton tivi lebih dulu tumbuh.

Membaca penggalan buku sebelum tidur, adl rutinitas pengganti dongeng ketika mereka kecil. Cara membacakannya pun sambil bermain. Kadang beberapa kata disembunyikan, mereka harus melanjutkan keterusan dari kalimat yang dibacakan. Berbagai kelucuan bisa muncul dari aktivitas ini.

Lalu, kapan anak-anak mulai menulis?

Little Miss Perfect, terbaru dari Putri Salsa

Bagi Putri Salsa, motivasi awal menulis ada bukan karena melihat si bunda menulis, tetapi justru setelah sepupunya, Abdurahman Faiz meluncurkan buku pertamanya. Saat itu seorang editor: Ali Muakhir justru yang pertama mengusik putri sulung kami dengan tantangan menulis.

Yang saya garisbawahi di sini: suasana launching penulis cilik, melihat teman sebaya yang menulis bisa menumbuhkan semangat anak-anak untuk mencoba ikut menulis.

Cool skool best seller Putri Salsa

Buku pertama Salsa: Dunia Caca ditulis saat Salsa berusia 7 th, dan terbit ktk dia berusia 8 thn. Berturut2 setelah itu lahir The cute little ghost, My Candy, Cool Skool, Best Friends Forever, selain beberapa antologi seperti di Maryam mah Kapok (saya menantangnya menulis cerita lucu bersaing dengan penulis2 dewasa yang piawai mengocok perut seperti Boim Lebon, Beby Haryanti Dewi, Fahri Asiza, Birulaut dll)

Maryam mah Kapok, Putri Salsa menerima tantangan menulis bareng penulis dewasa

Bagian paling berat adalah menyalakan semangatnya setiap waktu untuk tidak meninggalkan aktivitas menulis. Bagi Salsa sekarang menulis selain hobi adl proposalnya untuk mendapatkan keinginan, seperti izin ngumpul di rumah teman-temannya, ke mall, atau saat hpnya rusak dan membutuhkan ponsel baru.

Bagaimana dengan Adam?

Bungsu kami sempat menulis satu cerpen dalam antologi bersama, judulnya The Click Man (waktu itu Adam sedang gandrung dengan semua berbau super hero, minat bacanya dari otomotif berpindah ke superhero).

Tetapi setelah itu Adam tidak menulis apa pun.

Bagi kami ini bukti, memiliki Bunda atau ayah penulis, tidak lantas membuat anak-anak jadi penulis.

Adam tertarik dengan berbagai kegiatan olahraga: main bola (dia masuk sekolah bola SSI Arsenal dan beberapa kali sempat menjadi best player), badminton, tenis dan sekarang catur. Adam juga akrab dengan musik. Dia cukup bisa main piano, jago main drum dan belajar sendiri bermain gitar (via internet selain dipandu Om Eron-nya).

Dengan berbagai hobinya, kami mengira Adam tidak suka menulis.

Ternyata perkiraan ini salah.

Satu hari menjelang usia 9th, Adam mendatangi saya dengan wajah sedih... dan mengutarakan satu permintaan:

"Bunda, aku pengin jadi penulis."

Saya tercengang mendengarnya. Adam yang suka olahraga dan musik itu ingin jadi penulis?

"Adam pengin punya buku sendiri. Aku sedih di keluarga ini cuma aku yang bukan penulis. Aku sedih karena nggak kompak."

Ah...

Benar bahwa kami biasa mengajak Adam ke acara launching2 buku.

Benar Adam kecil bahkan biasa nempel di samping si kakak saat kakaknya dan penulis2 cilik lain talkshow tentang buku.

Benar bahwa dalam launching buku saya, si ayah dan kakaknya, adam selalu kami ajak duduk bersama di depan.

Tetapi Adam ternyata mengerti... kecuali dia ikut menulis, dia tidak sama dengan ayah, bunda, dan kakaknya yang duduk di depan audience dalam acara-acara buku.

Ternyata Adam memaknai arti kompak dalam keluarga kami dengan salah satunya ikut menjadi penulis.

Inilah momen di mana saya akhirnya benar-benar kemudian membimbing Adam menulis.

Dan satu persatu momen saat saya membimbing kakaknya menulis (awalnya dipangku, lalu didampingi di kamar, sampai akhirnya Salsa bisa menulis tanpa harus ada si bunda di dekatnya) berulang...

Mula-mula kami berdua ngobrol... buku seperti apa yang ingin Adam tulis. Temanya apa... siapa yang akan menjadi tokoh-tokohnya. Mengenali karakter anak, hal-hal yang menarik perhatiannya akan memudahkan bagi bunda mana saja (tanpa perlu bunda penulis) untuk menemukan tema-tema yang dekat dan karenanya jadi lebih mudah bagi ananda untuk dituliskan.

Setelah itu saya mendengarkan Adam bercerita... bagaimana kisah akan mengalir. Kadang untuk awal, lebih mudah bagi anak2 bercerita dengan lisan, ketimbang mengetikkannya di komputer.

Tetapi mengetahui kemana arah cerita, akan menghindarkan anak dari kebuntuan menulis.

Setelah Adam tahu kemana cerita akan bergerak... dia pun mulai mengetik sendiri cerita-ceritanya.

Ternyata Adam memiliki ketekunan luar biasa. Dalam sehari dia bisa menghabiskan waktu 3 jam di depan komputer untuk menyelesaikan satu cerita.

Mostly Ghostly: memburu gosip hantu-hantu, karya pertama Adam

Cerita-cerita yang ditulisnya awalnya tanpa tanda baca. Slonong boy... tanpa titik koma:) Tapi saya biarkan karena tidak ingin membuat learning shut down bagi dia yang baru mulai memproses diri.

Secara bertahap saya berikan aturan-aturan menulis.

Dan di sinilah saya berada. Memandang dua ananda yang telah berbagi cerita mereka ke anak-anak di tanah air.

Buku-buku Putri Salsa meraih best seller... buku terakhirnya malah memadukan fiksi dan nonfiksi, dengan memberikan semacam pojok ngobrol yang fun tapi menuntun tentang berbagai tema: mulai dari chatting, kesal sama adik, idola, naksir-naksiran, dengan ortu dsbnya...

Sampai saat ini sedikitnya ada 6 folder calon buku di komputer Salsa.

Bagaimana dengan Adam Putra firdaus?

Alhamdulillah hari ini buku keduanya berjudul Mostly Spooky: Hari Gini Masih takut Hantu? tiba.

Bersampul biru (ternyata pilihan bunda sama dengan pilihan sebagian besar rekan-rekan yang sudah memilih di link http://www.facebook.com/media/set/?set=a.10150610634620422.679191.121230480421 terima kasih untuk semua yang berpartisipasi).

Dua bukunya merupakan serial... yang seru dan lucu serta mengajak anak-anak tidak takut hantu. Ini lahir dari sebelnya si bungsu terhadap film2 horor nggak jelas yang marak di tanah air dan mengumbar poster-poster seram).

Mostly Spooky, buku kedua Adam agar anak-anak muslim tak takut hantu

Melihat Adam putra firdaus... binar di matanya, pelukan di bahu saya saat melihat buku keduanya ini, sungguh membayar habis jerih payah menelateninya menulis.

Bungsu kami ini dulu pernah kritis di rumah sakit selama 10 hari karena pendarahan otak, akibat kekurangan protombin (salah satu komponen pembeku darah) saat dia berusia 2 bulan.

Sungguh kebahagiaan melihat sosoknya kini...

Mohon doa rekan semua yang membaca tulisan ini

Semoga Allah menjaga Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus, kakak adik penulis ini agar tetap di jalan surga.

Menjaga semangat mereka agar tetap bisa menulis... syukur-syukur terus memiliki semangat dakwah meski dikemas menghibur bagi teman-teman sebaya mereka lewat buku-buku yang ditulis.

Menulis dan membantu menumbuhkan semangat kebaikan di hati pembacanya. Insya allah.

Anyway,

hal-hal di atas bisa dilakukan ayah dan bunda mana saja.

Kuncinya sabar dan kreatif... menilai tulisan mereka dengan sudut pandang anak-anak lain, bukan orang dewasa. Kedekatan dengan ananda akan sangat menjadi modal.

Melibatkan mereka dalam berbagai forum temu penulis cilik atau workshop yang tepat, bisa membantu. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana ayah bunda menjaga nyala semangat mereka untuk terus berkarya, yang jika tidak dijaga akan dengan mudah tenggelam oleh rutinitas dan kesibukan-kesibukan lain.

Sama-sama kita ajak anak-anak kita semangat membaca dan menulis!

Salam

Asma Nadia

INFO FUN WRITING FOR KIDS:

IKUTI FUN WRITING FOR KIDS 25 JUNI 2011

DI MERAPI RAYA NO 42 DEPOK TIMUR 16417

PENDAFTARAN HUB AULIA 085218683858 Email: aulia@tokoasmanadia.com

INFO WORKSHOP MENULIS DEWASA

19 JUNI 2011

DI MERAPI RAYA NO 42 DEPOK TIMUR

PUKUL 09-17.00

EKSLUSIF HANYA MAKSIMAL 50 PESERTA! 20 PENDAFTAR PERTAMA NASKAH CERPEN AKAN DIKOREKSI LANGSUNG OLEH ASMA NADIA DAN HELVY TIANA ROSA (PEMATERI)

PENDAFTARAN HUB AULIA 085218683858 Email: aulia@tokoasmanadia.com

NASKAH TERBAIK AKAN DITERBITKAN (BUKU ANAK ATAU DEWASA)!

Kata Pembaca:)

Dik Adam tahu nggak, adikku sekarang gak takut hantu lagi habis aku ceritain mostly ghostly, buku pertama adam. Kalau aku bilang; awas ada hantu, dia malah nanya: hantunya kayak gimana? Bisa nggak dimasukan ke botol hehehe.Aku jadi gak sabar bacain cerita mostly spooky sama adikku (Inayah Faradis)

adam adl penulis idola anakku (usia 9th), ketika melihat gambar ini, anakku langsung ingin sekali memiliki buku ini setelah buku adam y pertama 'mostly ghostly' ia miliki. Mostly ghostly adl bingkisan ultah dr kami buat hasna tahun kemarin. Semenjak punya mostly ghostly, anakku jd suka membaca. terimakasih yah Adam dah menginspirasi anakku...makanya, tahun ini aku akan menghadiahkan buku 'mostly spooky' buat kado ultahnya di usianya y ke 10 thn ini ^_^ (Irzi Gunawan Azzahra)

wahh,, sudah terbit ya?,, HORREY!!, adik saya menantinya mba! (Fath Qanitah)

PROMO:

ps: buku-buku Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus bisa diperoleh di berbagai toko buku di tanah air. Atau pesan online via (hubungi salah satu saja) Lemon: 087885273530 Email: lemon@tokoasmanadia.com Agung Pribadi: 085711946854 Email: agungpribadi@tokoasmanadia atau Aulia 085218683858 Email: aulia@tokoasmanadia.com

khusus Beli Online dua buku Adam Putra Firdaus, seri berani untuk ananda dengan paket diskon special!

Mostly Ghostly dan Mostly Spooky; dari harga normal total keduanya 39 ribu, cukup dibeli dengan Rp. 27.300 saja!

Hanya selama persediaan masih ada! Plus Tanda tangan penulis ciliknya:) Yuk ajak anak-anak membaca dan sekaligus menjadi berani karenanya! (selama persediaan online masih ada)

Workshop Menulis Anak

Workshop Menulis Anak


Workshop Menulis Anak (Fiksi)
Event Mendatang: Maret 2010 (tanggal belum ditentukan)

Nama: Asma Nadia Fun Writing Workshop
Instruktur : Asma Nadia dan Isa Alamsyah
Durasi : Jam 09.00 s.d. 17.00
Istirahat dan makan siang: 12.00 s.d. 13.00
Tea break: 15.00 - 15.30
Peserta : Anak usia ideal 7 s.d. 13 tahun
Fasilitas: Modul. sertifikat, starter kit, dan karya yang layak akan diterbitkan.

Apa itu workshop menulis anak?
Workshop menulis anak adalah workshop yang dirancang khusus untuk membekali anak mengerti menulis fiksi dengan standar yang baik.
Dalam workshop ini anak-anak akan dilatih untuk:
1. Mencari dan mengembangkan ide dan memilih tema
2. Menentukan dan mendeskripsikan karakter.
3. Memilih plot atau alur serta memikirkan peristiwa.
4. Memikirkan ending yang menarik.

Karena acara ini dikhususnya untuk anak anak, maka metode pelatihan dibuat fun tanpa meninggalkan target materi kursus.

Pra workshop:
Bagi 20 pendaftar pertama diberi fasilitas untuk mengirimkan karya maksimal 6 halaman yang akan dibaca dan dikoreksi langsung oleh Asma Nadia.

Target bagi peserta:
Dari workshop ini ditargetkan anak sudah mendapat ide, serta sudah bisa memikirkan karakter yang tepat, sudah memilih setting tempat dan waktu yang sesuai, serta sudah menyiapkan peristiwa yang terjadi dan menyimpan ending yang berkesan.

Paska workshop:
Diharapkan setelah workshop anak-anak menyelesaikan cerita yang sudah disiapkan di workshop di rumah masing-masing.
Setelah itu peserta workshop dipersilakan untuk mengirim naskahnya ke matabukurani@gmail.com, dan karya yang layak akan diterbitkan.

Investasi:
Biaya: Rp 400.000 per anak
Early Bird untuk 20 pendaftar pertama Rp 300.000 dan boleh mengirimkan karyanya untuk dibaca dan dikoreksi langsung oleh Asma Nadia
Jika mendaftarkan peserta 2 orang maka masing-masing hanya cukup membayar Rp 250.000 saja.




Kenapa masih perlu mendongeng?

Kenapa masih perlu mendongeng?


Di zaman modern ini, sudah begitu banyak fasilitas pendidikan dan hiburan yang sudah tidak terhitung banyaknya.
Lalu apakah apakah masih perlu anak-anak mendengarkan dongeng?
Apakah masih perlu anak-anak membaca cerita?

Well, jawabannya ...anak lebih butuh mendengarkan dongeng daripada menonton film. Kenapa?
Kuncinya: IMAJINASI.
Imajinasi adalah salah satu kemampuan manusia yang membuat manusia lebih unggul dari mahluk lainnya.
Imajinasi hanya akan menjadi tajam dan kreatif ketika dirangsang dan di stimulasi.
Orang yang menonton film maka imajinasinya diambil oleh sutradara. Mereka tidak berimajinasi tetapi melihat hasil imajinasi orang.
Berbeda dengan ketika seseorang membaca atau mendengarkan dongeng.
Ketika orang membaca cerita "Harry Potter" dan deskripsinya, maka setiap pembaca akan berimajinasi dengan bayangannya masing-masing. Mereka punya bayangan yang berbeda tentang wajah Harry Potter, tentang sekolahnya, tentang makhluk-makhluk aneh di sekitarnya.
Tapi ketika mereka menonton film Harry Potter maka semua imajinasi terambil oleh sutradara.
Jika sejak kecil-anak-anak tidak suka membaca dan tidak dibiasakan mendengar dongeng atau cerita, maka imajinasi mereka tidak berkembang dengan baik.
Karena itu, selalu sediakan waktu untuk mendongeng dan bercerita, serta ajak anak mencintai membaca.
Jika ingin anak mencapai imajinasi yang lebih tinggi, dekatkan anak dengan kegiatan menulis.
Anak yang menulis, imajinasinya di atas rata-rata anak lain.
Mereka tidak hanya berimanjinasi tapi imajinasinya harus di atas rata-rata.
Selain itu anak yang menulis mampu menyatukan imajinasinya dengan kemampuan bahasa yang dituangkan dalam tulisan.

Dalam workshop kepenulisan anak yang kita berikan, membangun imajinasi merupakan salah satu kemampuan yang dikembangkan.
Di dalam workshop menulis anak, kami selalu menekankan imajinasi saja tidak cukup, tapi juga harus unik.
Unik saja tidak cukup tapi juga harus menarik.
Menarik saja tidak cukup tapi juga harus diminati.
dan seterusnya, sampai anak bisa menemukan imajinasi yang terbaik.

Ketika dewasa, kemampuan imajinasi bisa menjadi kemampuan membangun impian (dream) yang akan berpengaruh terhadap masa depan seseorang.
Artinya, imajinasi tidak hanya penting buat anak-anak tapi juga untuk kita.

Dalam buku No Excuse! kita bisa melihat, imajinasi atau dream atau cita-cita adalah modal yang tidak bisa diremehkan.
Modal utama Walt Disney menjadi orang terkaya di dunia adalah IMAJINASI.
Jadi jangan remehkan kekuatan IMAJINASI.

Penulis: Isa Alamsyah
Anak Menulis Bukan Sekedar Bakat

Anak Menulis Bukan Sekedar Bakat


Isa Alamsyah

Ketiika Abdurrahman Faiz menerbitkan buku banyak yang bilang,

tentu saja Faiz bisa punya buku karena dia anaknya Helvy Tiana Rosa, penulis senior.

Ketika sepupu Faiz, Putri Salsa dan Adam Putra Frdaus menulis buku sendiri, orang juga bilang,

tentu saja Salsa bisa menulis Ibunya Asma Nadia penulis best seller.

Kalau memang mereka berdua menulis karena ibunya penulis,

lalu bagaimana Helvy dan Asma Nadia, kakak beradik bisa menulis,

padahal ayah dan bunda mereka bukan penulis.

Ternyata setelah ditelusuri bukan bakat yang membuat mereka menulis,

tapi lingkungan dan atmosfer lah yang membuat mereka menulis.

Asma Nadia mulai menulis karena terus disemangati oleh Helvy untuk menulis, bukan karena bakat.

Cerpen pertama Asma bahkan jadi lelucon bagi seniornya di teater,

dan buku pertamanya baru terbit setelah ia berusia 27 tahun.

Fakta ini cukup menunjukkan bakat menulis Asma dahulu tidak menonjol.

Helvy juga menyemangati anaknya Faiz untuk menulis.

Setelah Faiz punya buku,

Putri Salsa semangat menulis karena tertantang melihat sepupunya punya buku.

Ia panas setelah menghadiri launching buku Faiz.

Adam yang awalnya dikira cuma suka bola dan olahraga juga tidak mau ketinggalan. Ia juga menulis.

Adam makin semakin membara untuk menulis setelah menghadiri launching buku lain.

Baik Helvy atau Asma keduanya bekerja cukup keras untuk mencetak anak-anak mereka menjadi penulis,

dengan selalu melibatkan pada banyak kegiatan penulis cilik.

Artinya bukan bakat yang membuat mereka menghasilkan buku, tapi semangat dan kerja keras.

Menulis adalah keahlian, dan setiap keahlian bisa dikuasai dengan latihan.

Masih tidak percaya menjadi penulis tidak perlu bakat?

Saya perkenalkan Raihana Abida (11 tahun) penulis buku "My Lovely Roomies"

yang diterbitkan oleh AsmaNadia Publishing House di seri "Kecil-Kecil Jadi Penulis"

Ayah dan Ibu Raihana bukan penulis. Di keluarganya pun tidak ada penulis.

Lalu bagaimana bukunya bisa diterbitkan? Karena ayah ibunya memberi lingkungan yang mendukung.

Ketika kedua orangtuanya melihat tulisan anaknya bagus, mereka mencari penerbit,

salah satunya Asma Nadia Publishing.Kebetulan Asma Nadia mencari karya anak dan melihat tulisan ini bagus karena memenuhi kriteria.

Pada buku karya Raihana ada pesan moral, seru (ada konflik), dan deskripsi menarik.

Asma Nadia sangat ketat menyeleksi buku anak terbitannya,

sehingga kalau sudah memilih satu karya anak diterbitkan,

bisa dipastikan kualitasnya di atas rata-rata penulis anak-anak kebanyakan.

Maklum penerbitan kecil, lebih baik tidak menerbitkan buku daripada buku yang tidak bermutu, begitu prinsipnya.

Kini terbukti, buku Raihana yang mempunyai pesan moral kepedulian sosial ini,

bahkan ada lembaga pendidikan yang merencanakan untuk menjadikan buku ini sebagai bagian dari kurikulum.

Dalam waktu dekat AsmaNadia Publishing House juga akan menerbitkan buku pengarang cilik lain

bernama Diandra. Diandra adalah peserta workshop Menulis Asma Nadia "Fun Writting for Children".

Ayah dan bunda Diandra juga bukan penulis, tapi sangat mendukung.

Insya Allah karya Diandra juga akan segera terbit.

Jadi lingkungan dan dukungan keluarga jauh lebih penting dari sekedar bakat.

Jika ingin mengembangkan kemampuan menulis anak, ajak anak datang ke launching buku anak,

beli buku anak yang ditulis anak dan pilih yang bermutu.

Insya Allah anak jadi semnagat menulis.

Bangkitkan rasa "Kalau mereka bisa kenapa saya tidak bisa".

Masih tidak percaya menjadi penulis tidak perlu bakat?

Silahkan lihat di buku NO Excuse!

Dibuku ini terlihat jelas, banyak sekali bukti orang yang dianggap tidak berbakat di satu bidang,

ternyata setelah menggeluti bidang tersebut dengan dedikasi,

ternyata menjadi sangat unggul dibidang yang dulu dianggap tidak berbakat tersebut.

Di buku No Excuse juga akan kita temukan,

banyak sekali orang yang berbakat mereka mencapai puncak karena selalu mengasah kemampuannya,

bukan karena bakatnya.

Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah (Bagian 2)

Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah (Bagian 2)


Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah (Bagian 2)

Isa Alamsyah

Apapun pekerjaan Anda, apapun cita-cita Anda, kemampuan menulis akan membuat Anda mempunyai nilai lebih.

Di sekolah kita sering dilatih untuk membuat kerangka karangan sebagai rangka bangun rencana membuat tulisan.

Pada prakteknya, kerangka karangan justru membuat kita terpaku pada rencana monoton dan kaku dalam kepenulisan.

Ada cara lain yang lebih efektif dan lebih kreatif dalam membuat rencana tulisan.

Silakan sebut ini kerangka rencana, kerangka ide, atau kerangka pikiran, atau bahkan Anda boleh menyebutnya kerangka karangan juga gak apa, tapi yang penting daftar pertanyaan ini perlu direnungkan sebentar sebelum menulis.

Jawabannya boleh ditulis, boleh disimpan di kepala. Selama pertanyaan ini masih mengendap di kepala maka

insya Allah kita akan menghasilkan tulisan yang berbeda, mengena dan impresif.

Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan yang harus dipikirkan ketika kita mau menulis.

Coba baca pertanyaan ini sebelum menulis, maka akan muncul percikan-percikan ide di kepala kita.

Tidak perlu tunggu sampai semua terjawab, ketika satu saja sudah ada jawabannya kita bisa mulai menulis.

Anggap saja proses menjawab pertanyaan di bawah ini sebagai proses pengembangan kreativitas sebelum membuat tulisan/cerita.

PERTANYAAN SEPUTAR IDE/ TEMA (Berlaku untuk fiksi dan non fiksi):Apa yang saya akan tulis? (Biasanya ini yang memicu kita mulai menulis)

Apa yang ingin saya sampaikan?

Kenapa tema/ide ini menarik saya untuk menulis dan bagaimana membuat pembaca juga tertarik?

Terpenting: Apa yang membuat tulisan ini berbeda sekalipun banyak ide/tema mirip sudah beredar?

Apa hal baru yang kita ingin sajikan?Apa yang unik dari yang kita sampaikan?

PERTANYAAN SEPUTAR ALUR (Berlaku untuk fiksi dan non fiksi):

Bagaimana cara menyajikan tulisan ini?

Bagian mana dulu yang mau diangkat? (Apakah flashback, kronologis, klimak, anti klimak?)

Bagaimana membuka opening yang menarik dan tidak biasa?

(Opening yang baik akan membuat pembaca terpikat untuk melanjutkan bacaannya)

Apa peristiwa (konflik) yang akan dimunculkan sehingga tulisan ini mempunyai nyawa (Tidak datar)?

Informasi Apa yang harus saya sembunyikan sehingga menimbulkan penasaran? Bagaimana membuka sedikit demi sedikit informasi agar terbangun klimaks?

PERTANYAAN SEPUTAR KARAKTER (Khusus untuk fiksi):

Idealnya, berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk kisah ini?Nama yang cocok apa? Apakah perlu nama?

Apa karakter terbaik untuk tokoh yang ditampilkan dalam cerita ini?Bagaimana cara terbaik mendeskripsikan karakter ini dalam kisah hingga kuat pengkarakterannya?

PERTANYAAN SEPUTAR SETTING WAKTU DAN TEMPAT (Khusus untuk fiksi):

Dimana setting tempat terbaik untuk tulisan ini?Kapan waktu terbaik untuk tulisan ini?

PERTANYAAN SEPUTAR ENDING ATAU CLOSING (Berlaku untuk fiksi dan non fiksi):

Apa ending terbaik untuk kisah ini?

Bagaimana membuat agar endingnya menyentak atau tak terduga?

Bagaimana agar pembaca puas setelah membaca tulisan ini hingga mereka mau merekomendasikan pada orang lain untuk membacanya?

Percaya atau tidak, sekalipun banyak penulis besar tidak melakukan check list pertanyaan seperti di atas, tapi secara naluriah, terjadi proses berpikir dalam pikiran mereka dengan pertanyaan dan jawaban yang muncul di kepala mereka.Sebagian besar langsung menumpahkannya dalam tulisan dengan tetap mempertahankan ide tersebut berkembang di kepala, sebagian lainnya menumpahkannya dalam kerangka karangan agar tidak lupa (Ingat, yang pertama muncul kerangka pertanyaan dan jawaban dulu dikepala - kerangka ide - lalu dijadilkan kerangka karangan, bukan buat kerangka karangan lalu memasukkan isinya).

Jadi bagaimana kesimpulannya.

Pertama muncul ide tulisan.

Kedua, lalu baca pertanyaan di atas, lalu pikirkan jawabannya, tapi jangan terpaku langsung saja tulis.Ketiga, tulis, tulis, tulis, jangan takut salah, jagan tunggu sempurna dan selesaikan.

Keempat, selesai ditulis, lihat lagi pertanyaan di atas, apakah Anda puas dengan tulisannya?

Kelima, jika belum masuk tahap komersial upload saja di blog, facebook notes, atau kompasiana, lalu tunggu responnya.

Jika tahapan ini Anda lakukan ketika menulis, maka tulisan Anda akan istimewa, karena Anda akan menulis lebih cepat tetapi tetap mempunyai standar tinggi dalam kepenulisan.

Silakan coba resepnya semoga tulisan kita semakin bagus.

Sebenarnya banyak contoh, visual dan video yang bisa membantu Anda memahami artikel ini lebih jelas, hanya saja karena keterbatasan fasilitas online, maka untuk sementara contoh, visual dan videonya hanya bisa ditunjukkan secara langsung saat workshop atau pertemuan off air lainnya.

Semoga dengan segala keterbatasannya, tulisan ini bisa memberikan manfaat.

Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah

Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah


Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah
Isa Alamsyah

Hampir pasti semua di antara kita pernah belajar menulis atau lebih tepatnya mengarang ketika di sekolah.
Tapi kenapa sebagian besar kita, ketika remaja atau dewasa, kini tidak bisa menulis/ mengarang?

Setelah saya analisa singkat, nampaknya metode belajar menulis kita yang tidak sesuai.
Bisa dikatakan ketinggalan jaman, bahkan lebih parah metode ini malah membuat kreativitas menulis jadi terhambat.
Setiap kali kita menulis kita selalu diajarkan untuk membuat kerangka karangan.
Lalu kerangka karangan biasanya hanya dibagi tiga bagian utama; Pembuka, isi dan penutup.
Nah di sinilah letak kesalahan besarnya.
Pengajaran ini membuat kita tanpa sadar terbawa kearah berpikir kronologis dan monoton ketika menulis.
Gaya pembelajaran ini juga membebani kita untuk membuat rencana komplit dahulu sebelum menulis.
Tentu saja rencana penting dalam menulis, tapi bukan berarti harus menunggu rencana selesai baru bisa miulai menulis.
Apalagi di era komputer sekarang ini, rencana tidak menjadi begitu penting karena kalau kita mau rubah haluan, kita tinggal copy paste saja, dan melakukan penyesuaian.
Metode kerangka karangan masuk akal di zaman dahulu karena semua ditulis tangan atau diketik, kalau salah harus ulang dari awal. Tapi kini kita dengan mudah merombak tulisan jika berubah pikiran.

Dalam workshop yang kami adakan, kami selalu menekankan beberapa hal penting agar kita bisa mempunyai karya tulisan.
Kunci pertama yang terpenting adalah:
Menulis
Kedua terpenting adalah: menulis
Ketiga terpenting adalah: menulis.
Ya langsung saja menulis, jangan peduli kerangka karagan, jangan peduli bagaimana memulai, jangan peduli bagaimana mengakhirinya, yang penting tulis dulu.


Selanjutnya yang perlu dingat:
Keempat: Jangan takut salah (Jika Anda punya opini tulis saja, jangan takut salah. Penulis besar di masa lalu banyak yang terbukti salah di masa kini, toh mereka sudah berperan mengubah dunia).
John Naisbit dalam bukunya mengatakan saat ini ada ribuan buku yang mengatakan bahwa akan terjadi pencairan es yang luar biasa akibat pemanasan global akan tetapi ada juga ribuan buku yang mengatakan dunia akan kembali ke ice age (membeku).

Kelima: Jangan tunggu sempurna. Karena tidak ada yang namanya sempurna. Apa yang kita bilang bagus sekarang akan tetap bisa diedit agar lebih bagus, dan tetap bisa diedit lagi dan lagi.

Keenam: Selesaikanlah. Ini yang penting. Mulailah menulis, biarkan mengalir dan selesaikanlah.

Karena itu dalam Asma Nadia Writing Workshop, kami sangat mementingkan hal di atas.
1. Menulislah
2. Jangan takut salah, jangan tungu sempurna
3. Selesaikanlah.

Untuk pemula, setelah selesai, upload tulisannya di facebook, kompasiana, atau di media apapun.
Lihat respon pembaca, minta komentar teman, dari sana bisa kita belajar untuk kembangkan diri.

Khusus untuk pelajaran kepenulisan bagi anak-anak, kita harus juga menyajikan pengajaran menulis
dengan unsur fun atau menyenangkan.
Buat kegiatan menulis menjadi hiburan, buat tantangan menulis menjadi tantangan yang menyenangkan,
sehingga anak-anak jadi cinta menulis.
Karena itu kami juga membuat berbagai games yang membuat anak bisa cerdas dan cinta bahasa serta suka menulis.

Pada artikel lanjutan saya akan bahas pengganti kerangka karangan yaitu kerangka ide atau kerangka pikiran atau kerangka pertanyaan.
Nanti akan saya share lagi tip menulisnya.