Susahnya Jadi Polisi Jujur. Cuma Menunda Panggilan Saja, Bisa Dibayar 1,9 Miliar

Susahnya Jadi Polisi Jujur. Cuma Menunda Panggilan Saja, Bisa Dibayar 1,9 Miliar

Kita harus angkat topi buat para polisi jujur, karena di depan mereka godaan uang miliaran sangat mudah didapat. Orang jujur dan tidak korupsi karena tidak ada kesempatan itu biasa, tapi kalau ada peluang besar mereka tetap jujur, itu baru luar biasa.

Bahkan sekadar menunda panggilan saja pada tersangka, polisi bisa disogok sampai Rp 1,9 miliar rupiah. Benar-benar menggoda.

Informasi ini diangkat oleh berita Republika Kamis 19 Juni 2017.
Kutipan singkatnya,"...Harris Arthur Hedar sebagai pengacara untuk Jawa Pos Group diduga menyuap (AKBP) Brotoseno dengan nilai Rp 1,9 miliar. Uang yang diberikan secara bertahap ini dimaksudkan agar Brotoseno menunda panggilan pemeriksaan ..."

Berita lengkapnya silakan lihat di klipping ini:



Vonis Brotoseno Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa
Umar Mukhtar

JAKARTA -- Majelis hakim sidang Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta menjatuhkan vonis lebih ringan dari tuntutan jaksa terhadap terdakwa kasus suap penyidikan dugaan tindak pidana korupsi cetak sawah di Ketapang, Kalimantan Barat, yakni AKBP Raden Brotoseno.
Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut Brotoseno selaku Kepala Unit III Subdit III Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri dengan tujuh tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 6 bulan.
Namun, majelis hakim yang dipimpin Baslin Sinaga menjatuhkan vonis lima tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider pidana kurungan tiga bulan terhadap mantan penyidik KPK itu.
"Menyatakan bahwa Brotoseno telah terbukti secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama," kata Ketua Majelis Hakim Baslin Sinaga saat membacakan amar putusan di persidangan PN Tipikor Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (14/6).
Hakim Baslin dalam pembacaan amar putusannya mengatakan hal yang memberatkan terdakwa di antaranya adalah tidak mendukung program pemerintah dalam hal pemberantasan korupsi.
Sedangkan yang meringankan yaitu terdakwa bersikap baik dalam persidangan, belum pernah menjalani hukuman pidana, dan mempunyai tanggungan keluarga serta tidak menikmati uang yang dikorupsi.
Dikatakan tidak menikmati uang korupsi karena majelis hakim mempertimbangkan adanya pengembalian uang senilai Rp 1,75 miliar yang diterima Brotoseno kepada tim profesi dan pengamanan (propam) dan tim profesi dan pengamanan internal (propaminal).
Sementara sisa dari total uang suap yang diterimanya sebesar Rp 1,9 miliar, yaitu Rp 150 juta, telah diberikan kepada Dedy Setiawan Yunus selaku penyidik pada Dittipikor Bareskrim Polri.
"Majelis hakim tidak hanya mempertimbangkan apa yang timbul dalam masyarakat dari perbuatan terdakwa, tapi juga perbuatan terdakwa yang telah mengembalikan uang seluruh uang yang diterimanya sebesar Rp 1,750 miliar kepada tim propaminal dan propam," kata hakim Baslin.
Dalam dakwaan, Brotoseno disebut menerima hadiah atau janji dalam penyidikan dugaan tindak pidana korupsi cetak sawah di Ketapang, Kalimantan Barat. Pada kasus korupsi cetak sawah itu, mantan menteri BUMN sekaligus pemilik Jawa Pos Group Dahlan Iskan semestinya ikut diperiksa.
Namun, Harris Arthur Hedar sebagai pengacara untuk Jawa Pos Group diduga menyuap Brotoseno dengan nilai Rp 1,9 miliar. Uang yang diberikan secara bertahap ini dimaksudkan agar Brotoseno menunda panggilan pemeriksaan terhadap Dahlan Iskan. Selain uang tersebut, Brotoseno juga diduga menerima lima tiket pesawat Batik Air kelas bisnis yang total nilainya Rp 10 juta.
Dalam amar putusan itu, majelis hakim menggunakan dakwaan pertama yakni pasal 12 huruf a UU 31/1999 tentang pemberantasan tipikor sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 juncto pasal 64 ayat (1) KUHP juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Jaksa dari KPK dan pihak kuasa hukum Brotoseno menyatakan pikir-pikir atas putusan yang disampaikan majelis hakim. Proses ini akan berlangsung hingga sepekan mendatang.
Jaksa KPK Fauzy Marasadessy menuturkan putusan majelis hakim akan dipertimbangkan dengan melihat kerugian keuangan negara yang ditimbulkan dan aspek sosiologisnya.
"Kan ada parameter berupa tuntutan dengan kerugian yang ditemukan, kemudian secara sosiologi penerimaannya, nah itu kami pertimbangkan semuanya dalam masa pikir-pikir ini," ujarnya.
Fauzy juga mengatakan semua pertimbangan dari JPU sebetulnya sudah digunakan oleh majelis hakim dalam menentukan putusan. Namun, yang masih menjadi persoalan yaitu besaran vonis yang dijatuhkan.
"Sepertinya semua pertimbangan JPU diambil semua oleh hakim. Hanya ini menyangkut besaran tuntutan saja," katanya.
Brotoseno dijatuhi vonis hukuman bersama dengan tiga rekanan lain yang terlibat dalam kasusnya. Dedy, sama seperti Brotoseno, divonis 5 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3 bulan.
Sedangkan Harris Arthur Hedar selaku pengacara dari Jawa Pos Group, dan Lexy Mailowa Budiman, masing-masing divonis 3 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 3 bulan.

Bintang Daud Ternyata Pernah Dipakai Umat Islam (Klipping)

Bintang Daud Ternyata Pernah Dipakai Umat Islam (Klipping)




Bintang Daud (Star David) yang terdiri dari 6 sudut atau gabungan dua segitiga sama sisi kini selalu diidentikkan dengan Zionis atau Yahudi. Sedangkan sebagian umat Islam, selain bulan sabit, memilih memakai simbol bintang delapan atau gabungan dua bujur sangkar sebagai simbol.Akan tetapi ternyata di masa lalu, simbol Bintang Daud dipakai oleh beberapa kerajaan Islam. Silakan simak klipping di bawah ini dari Republika, 16 Juni 2017 tulisan dari A Syalabi Ichsan.

Bintang Daud Dalam Sejarah Islam

Jika mendengar nama bintang Daud
 atau bintang david, yang terlintas di benak kebanyakan orang saat ini mungkin adalah Yahudi atau Zionis. Faktanya, simbol bintang tersebut saat ini memang dikenal sebagai salah satu representasi Israel —yang notabene adalah negara Yahudi.

Namun, siapa sangka jika di masa lalu bintang daud ternyata juga pernah dipakai di dalam dunia Islam. Menurut catatan sejarah, simbol bintang bersegi enam (heksagram) itu pernah dicantumkan dalam bendera Dinasti Karaman yang menguasai wilayah selatan daratan Ana tolia (Asia Kecil) antara 1250–1487. Dinasti itu sendiri dikenal sebagai penganut agama Islam yang menjalankan tradisi mazhab Hanafi.

Selain itu, bintang daud juga pernah dijadikan sebagai simbol bendera Dinasti Isfendiyar yang menguasai bagian utara daratan Anatolia dari 1292–1461. Seperti halnya Dinasti Karaman, Dinasti Isfen diyar juga dikenal sebagai kerajaan Islam yang menganut paham Ahlussunah waljamaah.
Selanjutnya, Hayreddin Pasha alias Khairuddin Barbarossa yang menjabat sebagai petinggi militer Kesultanan Turki Utsmaniyah pada 1533 juga dikatakan pernah memakai logo bintang daud di bendera perangnya. Hayreddin Pasha adalah seorang Muslim berdarah Yunani yang dikenal sangat loyal kepada Sultan Suleiman (Suleyman the Magnificent) yang memerintah Utsmaniyah dari 1520–1566.

Menurut laman Flags of the World (FOTW), bendera yang dimiliki Hayred din Pasha tidak sekadar menampilkan bintang daud. Tetapi juga mencantumkan gambar pedang Dzulfaqar (pedang milik Ali ibn Abi Thalib). Sementara, di atas gambar pedang itu tertera kalimat "Nashrun minallaahi wa fathun qariibun wa bashshiril mu'miniina, yaa Muham mad" yang ditulis dalam abjad Arab. Ben dera perang Hayreddin juga membubuh kan nama empat sahabat Khulafa ar-Rasyidin yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu 'anhum.

Stephen F Dale dalam buku The Mus lim Empires of the Ottomans, Safa vids, and Mughals menyebutkan, penggunaan lambang bintang daud memang sempat populer di kalangan masyarakat Muslim pada zaman abad pertengahan. Terutama di antara penganut mazhab Hanafi. Logo tersebut juga kerap ditemu kan masjidmasjid yang dibangun pada masa Kesul tanan Turki Utsmani yah.

Terakhir, bintang heksagram itu di kata kan juga sempat dipakai dalam ben dera Maroko pada awal abad ke-19. Na mun, sejak terbentuknya negara Isra el pada 1948, logo tersebut secara global mulai diasosiasikan sebagai milik komunitas Yahudi semata.
Bodyguards and Assasins: 1 Jam yang Paling Bermakna

Bodyguards and Assasins: 1 Jam yang Paling Bermakna



Oleh Isa Alamsyah; wartawan dan penulis

Apa yang Anda bisa lakukan dalam 1 jam?

Bagaimana 1 jam Anda bisa bermakna?

Jika menonton film Hong Kong berjudul "Bodyguards and Assasins" yang dibintangi oleh Donnie Yen, Anda akan takjub melihat apa yang bisa terjadi dalam 1 jam.

Film yang diangkat dari kisah nyata ini, menggambarkan tentang 1 jam kunjungan Dr. Sun Yat Sen (pendiri Cina republik) ke Hong Kong untuk melakukan rapat kordinasi mengatur gerakan kemerdekaan Cina. Merdeka dari penjajahan Eropa dan merdeka dari sistem monarki yang menindas.

Film fantastis ini diangkat dari kisah nyata!

Selama satu jam kunjungan terpenting tersebut, ratusan tentara dan pembunuh bayaran sudah disiapkan membunuh Dr. Sun Yat Sen dan hanya belasan orang amatir yang melindungi.

Tugas utama para bodyguard hanya satu, memastikan Dr. Sun Yat Sen selamat dan rapat tersebut bisa berjalan selama 1 jam tanpa gangguan.
Hanya 1 jam saja, tetapi merupakan satu jam terpenting dalam sejarah Cina modern, dan akan berpengaruh terhadap seluruh sejarah Cina dan sejarah dunia.

Dalam satu jam tersebut,
tukang becak menjadi pahlawan,
penjual tahu menjadi pahlawan,
seorang penjudi jadi pahlawan, karena ingin dikenang sebagai orang baik oleh anak perempuannya,
pengemis menjadi pahlawan,
semua terjadi dalam satu jam.


Hasil pertemuan satu jam tersebut merupakan cikal bakal kebebasan Cina dari penjajah.
Satu jam tersebut pada akhirnya membuat 400 juta rakyat Cina bebas dari penjajahan.

Saya berani katakan, film ini terlalu berharga untuk dilewati.
Sempatkan waktu untuk menyaksikannya di bioskop
(iklan nih? Di bayar berapa? Ha ha ha, saya rela beriklan untuk sesuatu yang baik sekalipun tidak dibayar)
Pembelajaran sejarah dan kehidupan yang disajikan dalam fim epik ini sangat apik, dramatis dan menegangkan.

Kisah sukses orang-orang besar juga selalu diawali dengan satu jam, satu menit atau bahkan 1 detik terpenting dalam hidup mereka.

Satu jam terpenting untuk JK Rowling mungkin ketika ia naik kereta selama 4 jam, dan dalam perjalanan terbesit membuat cerita tentang anak yang mempunyai ilmu sihir. Lalu ia menghasilkan Harry Potter yang membuatnya menjadi lebih kaya dari ratu Inggris.

Satu jam terpenting bagi Bill Gates mungkin ketika ia berhasil membuat deal menjual software untuk IBM dalam sebuah pertemuan.

Satu jam terpenting dalam hidup Henry Ford mungkin ketika pertama kali ia melihat kereta. Setelah kejadian itu ia sangat obsesi untuk menciptakan mobil. Kendaran pribadi tanpa kuda.

Satu jam terpenting dalam hidup Isaac Newton mungkin ketika ia melihat apel jatuh dan menemukan teori gravitasi.

Sekarang kembali pertanyaan pada kita?
Adakah satu jam yang sangat berharga dalam hidup kita?
Yang bisa mengubah masa depan kita.
Jika belum ada, buat satu jam terbaik dalam hidup Anda! Temukan!
Ciptakan satu jam yang bisa mempengaruhi hidup Anda selamanya.

Semakin banyak Anda mengisi waktu dengan semakin banyak kegiatan berharga, semakin besar kemungkinan Anda menciptakan 1 jam terbaik dalam hidup Anda, keluarga, atau dalam hidup umat manusia.

Semoga, membaca artikel ini menjadi salah satu menit terbaik, dalam satu jam terbaik, yang bisa memberikan ide perubahan pada hidup Anda.
Amin.

Menguji kedewasaan bangsa Indonesia

Menguji kedewasaan bangsa Indonesia

Isa Alamsyah dan Agung Pribadi (http://on.fb.me/AgungPribadi)

Masih ingat serangan Korea Utara ke Korea Selatan beberapa hari lalu?

Bagaimana menurut Anda?

Mereka satu bangsa, berbahasa sama, di antara mereka bahkan satu keluarga,

kini terpisah dan bermusuhan, bahkan status hubungan antara mereka adalah status perang dalam keadaaan genjatan senjata.

Kenapa mereka bermusuhan?

Ternyata mereka hanya korban dari perang dingin.

Mereka korban perebutan antara pengaruh Amerika dan Komunis Uni Soviet (Rusia) di masa lalu.

Kini komunis Rusia sudah hancur dan mempunyai hubungan cukup baik dengan Amerika.

Tapi Korea Selatan dan Utara tetap bersitegang akibat sisa pertarungan masa lalu.

Tentu saja bagi Korea Selatan yang sudah moderat kembali bersatu adalah impian,

tapi dokrin di Korea Uatara nampaknya masih begitu melekat.

Korea Selatan seperti musuh bebuyutan, padahal dulu mereka satu bangsa dan satu keluarga.

Mereka korban politik di masa lalu.

Ada lagi korban politik di masa lalu.

Jerman barat dan Jerman Timur.

Negeri itu dipisah dengan tembok besar dan panjang.

Ribuan orang mati di Jerman Timur karena berusaha menyeberang ke Jerman Barat.

Bayangkan saja, orang yang dahulu tetangga berjarak 300 meter tiba tiba jadi warga negara yang berbeda

dan menjadi musuh negara karena dipisahkan tembok tersebut.

Ada nenek terpisah dari cucunya, ada sepupu yang terpisah dan berbagai peristiwa memiliukan lainnya yang semua terjadi karena mereka jadi korban kekuatan politik masa lalu.

Sebagai negara kalah perang Jerman dipecah jadi dua wilayah,

satu di timur di bawah kekuasaan komunis Sovyet dan satu di bawah pengaruh Amerika.

Mereka korban politik di masa lalu, untung sahja mereka sudah bersatu.

Tapi sadarkah, kita juga menjadi korban politik masa lalu.Lihat saja Indonesia dan Malaysia.

Jika diperhatikan bahasa, dan rumpunnya, sebenarnya kita satu keluarga besar.

Satu-satunya alasan kenapa Indonesia dan Malaysia beda negara adalah karena kita dijajah Belanda

dan Malaysia dijajah Inggris.

Di masa lalu terutama diperbatasan kalimantan, dan kepulauan riau,

banyak saudara dan kerabat yang tinggal bersebrangan.

Tetapi karena proses penjajahan ratusan tahun membuat kedua bangsa ini terpisah,

bahkan lupa akar sejarah bahwa mereka bersaudara.

Jadi kalau kita merasa Malaysia mencuri ide dan budaya Indonesia, tidak sepenuhnya benar demikian.

Karena ada akar budaya Indonesia juga di Malaysia, dan sebaliknya.

Kedua bangsa ini bisa sama-sama berhak mengklaim.

Bahkan bahasa Indonesia saja adalah akarnya bahasa Melayu atau Malay,

lalu apakah Malaysia lebih berhak mengklaim bahasa tersebut, tentu saja tidak.Kita sama-sama punya hak. Nah kalau kita punya hak atas bahasa Melayu,

dalam beberapa kasus Malaysia juga punya hak mengkalim budaya tertentu karena

ada juga generasi yang sama yang hidup di sana.

Saya yakin banyak yang tidak setuju, karena kita sudah terkotak dalam katagori musuh bebuyutan

Silakan baca catatan Des Alwi:

Perlu disadari bahwa banyak pihak berpandangan negatif terhadap Malaysia karena kurangnya informasi yang lengkap dan utuh. Berdasarkan sejarah, Indonesia-Malaysia dahulu satu kesatuan. Hanya saja, karena dijajah Inggris dan Belanda menjadi terpisah. Dalam masalah budaya tentu bisa saja muncul persamaan budaya dua negara.

Misalnya polemik tentang lagu nasional Malaysia Terang Bulan yang dikatakan sebagai lagu asli Indonesia. Lagu itu sudah ada sejak Sultan Negara Bagian Perak pergi ke Inggris pada 1912. Ketika itu saya dikirim Pemerintah RI ke Hawaii untuk mencari informasi terkait lagu tersebut. Lagu itu ternyata bukan lagu dari Indonesia atau Malaysia tetapi dari Hawaii.

Di tahun 1912, pemerintah Hindia Belanda mempersiapkan Perang Dunia I, sehingga situasi di Hindia Belanda kacau balau. Masyarakat Jawa yang dipekerjakan di perkebunan Sumatra pun melakukan pemogokan besar-besaran, akibat tidak tahan kekejaman pemerintah Belanda. Mereka ingin kembali ke Jawa

Saat itulah Sultan Johor, yang berdarah Jawa, meminta agar masyarakat Jawa tidak perlu kembali ke Jawa tetapi ke Semenanjung Melayu. Masuknya tenaga kerja asal Jawa ke Malaysia itu merupakan eksodus terbesar di Johor. Sebagai konsekuensi eksodus, berbagai macam budaya Jawa ikut terbawa. Bahkan di Jahor ada nama perkampungan Ponorogo.

Catatan singkat Des Alwi ini menunjukkan banyaknya permasalahan yang muncul karena kita tidak tahu sejarah secara lengkap.

Bahkan kalau kita kaji sejarah "Ganyang Malaysia" di masa lalu, itu juga tidak terlepas dari perseteruan politik di masa lalu, bukan murni perseteruan antar anak bangsa.

Kenapa Indonesia di masa Soekarno mendeklarasikan "Ganyang Malaysia"Karena saat itu Inggris ingin memberikan kemerdekaan pada Malaysia.

Saat itu Partai Komunis Malaysia merasa kalau Inggris memberikan kemerdekaan

maka Malaysia akan menjadi boneka Inggris.

Di satu sisi Partai Komunis Malaysia ingin tampil sebagai pahlawan pembebas Malaysia dari penjajahan.

Karena kebetulan Partai Komunis Indonesia punya lobi kuat ke pemerintahan Soekarno, maka jadilah program "Ganyang Malaysia" tersebut.

Jadi konfrontasi Indonesia Malaysia itu sama saja dengan apa yang terjadi di Korea Utara dan Selatan, Jerman Barat dan Timur, tidak lebih dari percikan pengaruh komunisme di dunia.

Intinya, tidak ada itu yang namanya musuh bebuyutan antara Indonesia dan Malaysia.

Mungkin ada yang masih protes:

Malaysia kejam terhadap TKI. Well yang jahat dengan TKI bukan cuma Malaysia (itupun oknum), di timur tengah juga ada (itupun oknum), bahkan yang paling jahat justru Bangsa Indonesia sendiri (itupun oknum).

Banyak yang mengirim TKI tanpa perlindungan, para makelar mengambil untung banyak padahal TKI dapatnya sedikit.akhirnya pihak pemakai jasa merasa sudah membayar mahal. TKI yang pulang bawa hasil kerja tahunan dibius penjahat dan uangnya diambil, dan banyak hal lain.

Kalau kita membenci Malaysia lebih dari yang lain, tidak lain karena kita korban politik masa lalu,

dan karena merasa mereka adalah musuh bebuyutan. Which is wrong.

Banyak yang lebih jahat terhadap Indonesia.

Ada bangsa yang mengeruk emas di Indonesia, bangsa yang mengeruk kekayaan alam Indonesia dengan perjanjian menekan dan membiarkan kita dalam kebodohan. Ada bangsa yang menjerat kita dalam hutang padahal mereka tahu solusi lain yang bisa menolong Indonesia dengan memberdayakan SDM dan kekayaan alam.

Saya tidak perlu sebutkan bangsa apa itu, mudah sekali mencari datanya.

Tapi sekali lagi, tidak mungkin bangsa kita bisa diperdaya tanpa ada anak bangsa yang berkhianat dengan korupsi, dengan nepotisma dan kemalasan.

Intinya apa? Tidak perlu bermusuhan dengan bangsa lain, perlu juga memperbaiki diri.

Kita harus sadar bahwa dunia ini begitu luas.

Di dunia ini ada yang namanya persaudaraaan universal antar manusia.

Ada ukuhuwah Islamiah, persaudaraan antar umat beragama.

Ada persaudaraan antar bangsa.Jadi jangan mau kita terpecah belah hanya karena masalah kecil,

hanya karena permusuhan yang sebenarnya tidak ada.

Kedewaaan kita di uji.

Tidak perlu ada perpecahan atau permusuhan.

Saat ini dunia trennya justru sedang menyatu

Eropa kini menyatu dengan Uni Eropa bahkan mata uangnya jadi satu.

Kini mata uang Uni Eropa juga menjadi mata uang di Eropa Timur.

ASEAN bahakan ke depan bisa menyatu mata uangnya menjadi mata uang ASEAN.

Jadi dunia sedang dirancang ke arah lebih baik, tapi banyak yang masih terpaku pada masa lalu.

Garuda di dadaku!

Kita harus cinta negeri ini.Kita harus bangkitkan negeri ini.

Tapi tidak perlu menciptakan musuh untuk bersatu.

Dunia yang damai tetap lebih baik

Hati yang damai tetap lebih tentram.

Kisah Seorang Pemeriksa Pajak Melawan Korupsi Sebagai Pegawai Departemen Keuangan

Dishare oleh Agung Pribadi (www.facebook.com/AgungPribadiPenulis) kontributor Komunitas Bisa! (http://on.fb.me/KomunitasBisa)

Kisah Seorang Pemeriksa Pajak Melawan Korupsi Sebagai Pegawai Departemen Keuangan

Saya tidak gelisah dan tidak kalangkabut akibat prinsip hidup korupsi. Ketika misalnya, tim Inspektorat Jenderal datang, BPKP datang, BPK datang, teman-teman di kantor gelisah dan belingsatan, kami tenang saja.

Jadi sebenarnya hidup tanpa korupsi itu menyenangkan sekali.Hidup tidak korupsi itu sebenarnya lebih menyenangkan. Meski orang melihat kita sepertinya sengsara, tapisebetulnya lebih menyenangkan. Keadaan itu paling tidak yang saya rasakan langsung.

Saya Arif Sarjono, lahir di Jawa Timur tahun 1970, sampai dengan SMA di Mojokerto, kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan selesai pada 1992. Pada 17 Oktober 1992 saya menikah dan kemudian saya ditugaskan di Medan . Saya ketika itu mungkin termasuk generasi pertama yang mencoba menghilangkan danmelawan arus korupsi yang sudah sangat lazim. Waktu itu pertentangan memang sangat keras.

Saya punya prinsip satu saja, karena takut pada Allah, jangan sampai ada rezeki haram menjadi daging dalam diri dan keturunan. Itu saja yang selalu ada dalam hati saya. Kalau ingat prinsip itu, saya selalu menegaskan lagi untuk mengambil jarak yang jelas dan tidak menikmati sedikit pun harta yang haram. Syukurlah, prinsip itu bisa didukung keluarga, karena isteri juga aktif dalam pengajian keislaman.

Sejak awal ketika menikah, saya sampaikan kepada isteri bahwa saya pegawai negeri di Departemen Keuangan, meski imej banyak orang, pegawai Departemen Keuangan kaya, tapi sebenarnya tidak begitu. Gaji saya hanya sekian, kalau mau diajak hidup sederhana dan tanpa korupsi, ayo. Kalau tidak mau, ya sudah tidak jadi. Dari awal saya sudah berusaha menanamkan komitmen kami seperti itu. Saya juga sering ingatkan kepada isteri, bahwa kalau kita konsisten dengan jalan yang kita pilih ini, pada saat kita membutuhkan maka Allah akan selesaikan kebutuhan itu. Jadi yg penting usaha dan konsistensi kita.

Saya juga suka mengulang beberapa kejadian yg kami alami selama menjalankan prinsip hidup seperti ini kepada istri. Bahwa yg penting bagi kita adalah cukup dan berkahnya, bahwa kita bisa menjalani hidup layak. Bukan berlebih seperti memiliki rumah dan mobil mewah. Menjalani prinsip seperti ini jelas banyak ujiannya. Di mata keluarga besar misalnya, orangtua saya juga sebenarnya mengikuti logika umum bahwa orang pajak pasti kaya. Sehingga mereka biasa meminta kami membantu adik-adik dan keluarga.

Tapi kami berusaha menjelaskan bahwa kondisi kami berbeda dengan imej dan anggapan orang. Proses memberi pemahaman seperti ini pada keluarga sulit dan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sampai akhirnya pernah mereka berkunjung ke rumah saya di Medan , saat itulah mereka baru mengetahui dan melihat bagaimana kondisi keluarga saya, barulah perlahan-lahan mereka bisa memahami. Jabatan saya sampai sekarang adalah petugas verifikasi lapangan atau pemeriksa pajak.

Kalau dibandingkan teman-teman seangkatan sebenarnya karir saya bisa dikatakan terhambat antara empat sampai lima tahun. Seharusnya paling tidak sudah menjabat Kepala Seksi, Eselon IV. Tapi sekarang baru Eselon V. Apalagi dahulu di masa Orde Baru, penentangan untuk tidak menerima uang korupsi sama saja dengan karir terhambat. Karena saya dianggap tidak cocok dengan atasan, maka kondite saya dimata mereka buruk. Terutama poin ketaatannya, dianggap tidak baik dan jatuh.

Banyak pelajaran yang bisa saya petik dari semua pengalaman itu. Antara lain, orang-orang yang berbuat jahat akan selalu berusaha mencari kawan apa pun caranya. Cara keras, pelan, lewat bujukan atau apa pun akan mereka lakukan agar mereka mendapat dukungan. Mereka pada dasarnya tidak ingin ada orang yang bersih. Mereka tidak ingin ada orang yang tidak seperti mereka.

Pengalaman di kantor yang paling berkesan ketika mereka menggunakan cara paling halus, pura-pura berteman dan bersahabat. Tapi belakangan, setelah sekian tahun barulahketahuan, kita sudah dikhianati. Cara seperti in seperti sudah direkayasa.

Misalnya, pegawai-pegawai baru didekati. Mereka dikenalkan dengan gaya hidup dan cara bekerja pegawai lama, bahwa seperti inilah gaya hidup pegawai Departemen Keuangan. Bila tidak berhasil, mereka akan pakai cara lain lagi, begitu seterusnya. Pola-pola apa saja dipakai, sampai mereka bisa merangkul orang itu menjadi teman.

Saya pernah punya atasan. Dari awal ketika memperkenalkan diri, dia sangat simpatik di mata saya. Dia juga satu-satunya atasan yang mau bermain ke rumah bawahan. Saya dengan atasan itu kemudian menjadi seperti sahabat, bahkan seperti keluarga sendiri. Di akhir pekan, kami biasa memancing sama-sama atau jalan-jalan bersama keluarga. Dan ketika pulang, dia biasa juga menitipkan uang dalam amplop pada anak-anak saya.

Saya sendiri menganggap pemberian itu hanya hadiah saja, berapalah hadiah yang diberikan kepada anak-anak. Tidak terlalau saya perhatikan. Apalagi dalam proses pertemanan itu kami sedikit saja berbicara tentang pekerjaan. Dan dia juga sering datang menjemput ke rumah, mangajak mancing atau ke toko buku sambil membawa anak-anak. Hingga satu saat saya mendapat surat perintah pemeriksaan sebuah perusahaan besar.

Dari hasil pemeriksaan itu saya menemukan penyimpangan sangat besar dan luar biasa jumlahnya. Pada waktu itu, atasan melakukan pendekatan pada saya dengan cara paling halus. Dia mengatakan, kalau semua penyimpangan ini kita ungkapkan, maka perusahaan itu bangkrut dan banyak pegawai yang di-PHK. Karena itu, dia menganggap efek pembuktian penyimpangan itu justru menyebabkan masyarakat rugi.

Sementara dari sisi pandang saya, betapa tidak adilnya kalau tidak mengungkap temuan itu. Karena sebelumnya ada yang melakukan penyimpangan dan kami ungkapkan. Berarti ada pembedaan. Jadwal penagihannya pun sama seperti perusahaan lain. Karena dirasasulit mempengaruhi sikap saya, kemudian dia memakai logika lain lagi.

Apakah tidak sebaiknya kalau temuan itu diturunkan dan dirundingkan dengan klien, agar bisa membayar pajak dan negara untung, karena ada uang yang masuk negara. Logika seperti ini juga tidak bisa saya terima. Waktu itu, saya satu-satunyaanggota tim yang menolak dan meminta agar temuan itu tetap diungkap apa adanya. Meski saya jugasadar, kalau saya tidak menandatangani hasil laporan itu pun, laporan itu akan tetap sah.

Tapi saya merasa teman-teman itu sangat tidak ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Mereka ingin semua sepakat dan sama seperti mereka. Paling tidak menerima. Ketika sudah mentok semuanya, saya dipanggil oleh atasan dan disidang di depankepala kantor. Dan ini yang amat berkesan sampai sekarang, bahwa upaya mereka untuk menjadikan orang lain tidak bersih memang direncanakan.

Di forum itu, secara terang-terangan atasan yang sudah lama bersahabatdan seperti keluarga sendiri dengan saya itu mengatakan, “Sudahlah, Dik Arif tidak usah munafik.” Saya katakan, “Tdak munafik bagaimana Pak? Selama ini saya insya Allah konsisten untuk tidak melakukan korupsi.” emudian ia sampaikan terus terang bahwa uang yangselama kurang lebih dua tahun ia berikan pada anak saya adalah uang dari klien.

Ketika mendengar itu, saya sangat terpukul, apalagi merasakan sahabat itu ternyata berkhianat. Karena terus terang saya belum pernah mempunyai teman sangat dekat seperti itu, kacuali yang memang sudah sama-sama punya prinsip untuk menolak uang suap. Bukan karena saya tidak mau bergaul, tapi karena kami tahu persis bahwamereka perlahan-lahan menggiring ke arah yang mereka mau. Ketika merasa terpukul dan tidak bisa membalas dengan kata-kata apa pun, saya pulang.

Saya menangis dan menceritakan masalah itu pada isteri saya di rumah. Ketika mndengar cerita saya itu, isteri langsung sujud syukur. Ia lalu mengatakan “lhamdulillah. Selama ini uang itu tidak pernah saya pakai,” katanya Ternyata di luar pengatahuan saya,alhamdulillah, amplop-amplo itu tidak digunakan sedikit pun oleh isteri saya untuk keperluan apa pun.

Jadi amplop-amplop itu disimpan di sebuah tempat, meski ia sama sekali tidak tahu apa status uang itu. Amplop-amplop itu semuanya masih utuh. Termasuk tulisannya masih utuh, tidak ada yang dibuka. Jumlahnya berapa saya juga tidak tahu. Yang jelas, bukan lagi puluhan juta.

Karena sudah masuk hitungan dua tahun dan diberikan hampir setiap pekan. Saya menjadi bersemangat kembali. Saya ambil semua amplop itu dan saya bawa ke kantor. Saya minta bertemu dengan kepala kantor dan kepala seksi. Dalam forum itu, sayalempar semua amplop itu di hadapan atasan saya hingga bertaburan di lantai. Saya katakan, “Makan uang itu satu rupiah pun saya tidak pernah gunakan uang itu. Mulai saat ini, saya tidak pernah percaya satu pun perkataan kalian.”

Mereka tidak bisa bicara apa pun karena fakta obyektif, saya tidak pernah memakai uang yang mereka tuduhkan. Tapi esok harinya, saya langsung dimutasi antar seksi. Awalnya saya diauditor, lantas saya diletakkan di arsip, meski tetap menjadi petugas lapangan pemeriksa pajak. Itu berjalan sampai sekarang.

Ketika melawan arus yang kuat, tentu saja da saat tarik-menarik dalam hati dan konflik batin. Apalagi keluarga saya hidup dalam kondisi terbatas. Tapi alhamdulillah, sampai sekarang saya tidak tergoda untuk menggunakan uang yang tidak jelas. Ada pengalaman lain yang masih saya ingat sampai sekarang. Ketika saya mengalami kondisi yang begitumendesak.

Misalnya, ketika anak kedua lahir. Saat itu persis ketika saya membayar kontrak rumah dan tabungan saya habis. Sampai detik- detik terakhir harus membayar uang rumah sakit untuk membawa istri dan bayi kami ke rumah, saya tidak punya uang serupiah pun.

Saya mau bicara dengan pihak rumah sakit dan terus terang bahwa insya Allah pekan depan akan saya bayar, tapi saya tidak bisa ngomong juga. Akhirnya saya keluar sebentar ke masjid untuk sholat dhuha. Begitu pulang dari sholat dhuha, tiba-tiba saja saya ketemu teman lama di rumah sakit itu. Sebelumnya kami lama sekali tidak pernah jumpa. Diadapat cerita dari teman bahwa isteri saya melahirkan, maka dia sempatkan datang ke rumah sakit.

Wallahu a’lam apakah dia sudah diceritakan kondisi saya atau bagaimana, tetapi ketika ingin menyampaikan kondisi saya pada pihak rumah sakit, saya malah ditunjukkan kwitansi seluruh biaya perawatan isteri yang sudah lunas.

Alhamdulillah. Ada lagi peristiwa hampir sama, ketika anak saya operasi mata karena ada lipoma yang harus diangkat. Awalnya, saya pakai jasa askes. Tapi karena pelayanan pengguna Askes tampaknya apa adanya, dan saya kasihan karena anak saya baru berumur empat tahun, saya tidak pakai Askes lagi. Saya ke Rumah Sakit yang agak bagus sehingga pelayanannya juga agak bagus. Itu saya lakukan sambil tetap berfikir, nanti uangnya pinjam dari mana?

Ketika anak harus pulang, saya belum juga punya uang. Dan saya paling susah sekali menyampaikan ingin pinjam uang. Alhamdulillah, ternyata Allah cukupkan kebutuhanitu pada detik terakhir. Ketika sedang membereskan pakaian di rumah sakit, tiba-tiba Allah pertemukan saya dengan seseorang yang sudah lama tidak bertemu. Ia bertanya bagaimana kabar dan saya ceritakan anak saya sedang dioperasi. Dia katakan, “Kenapa tidak bilang-bilang?” Saya sampaikan karena tidak sempat saja.

Setelah teman itu pulang, ketika ingin menyampaikan penundaan pembayaran, ternyata kwitansinya juga sudah dilunasi oleh teman itu. Alhamdulillah. Saya berusaha tidakterjatuh ke dalam korupsi, meski masih ada tekanan keluarga besar, di luar keluarga inti saya. Karena ada teman yang tadinya baik tidak memakan korupsi, tapi jatuh karena tekanan keluarga. Keluarganya minta bantuan, karena takut dibilang pelit, mereka terpaksa pinjam sana sini Ketika harus bayar, akhirnya mereka terjerat korupsi juga.

Karena banyak yang seperti itu, dan saya tidak mau terjebak begitu, Saya berusaha dari awal tidak demikian.Saya berusaha cari usaha lain, dengan mengajar dan sebagainya. Isteri saya juga bekerja sebagai guru. Di lingkungan kerja, pendekatan yang saya lakukan biasanya lebih banyak dengan bercanda. Sedangkan pendekatan serius, sebenarnya mereka sudah puas dengan pendekatan itu, tapi tidak berubah.

Dengan pendekatan bercanda, misalnya ketika datang tim pemeriksa dari BPK, BPKP, atau Irjen. Mereka gelisah sana-sini kumpulkan uang untuk menyuap pemeriksa. Jadi mereka dapat suap lalu menyuap lagi. Seperti rantai makanan. Siapa memakan siapa. Uang yang mereka kumpulkan juga habis untuk dipakai menyuap lagi. Mereka selalu takut ini takut itu. Paling sering saya hanya mengatakan dengan bercanda, “Uang setan ya dimakan hantu.”

Dari percakapan seperti itu ada juga yang mulai berubah, kemudian berdialog dan akhirnya berhenti sama sekali. Harta mereka jual dan diberikan kepada masyarakat. Tapi yang seperti itu tidak banyak. Sedikit sekali orang yang bisa merubah gaya hidup yangsemula mewah lalu tiba-tiba miskin. Itu sulit sekali.

Ada juga diantara teman-teman yang beranggapan, dirinya tidak pernah memerasdan tidak memakan uang korupsi secara langsung. Tapi hanya menerima uang dari atasan. Mereka beralasan toh tidak meminta dan atasan itu hanya memberi. Mereka mengatakan tidak perlu bertanya uang itu dari mana. Padahal sebenarnya, dari ukuran gaji kami tahu persis bahwa atasan kami tidak akan pernah bisa memberikan uang sebesar itu.

Atasan yang memberikan itu berlapis-lapis. Kalau atasan langsung biasanya memberi uang hari Jumat atau akhir pekan. Istilahnya kurang lebih uang Jumatan. Atasan yang berikutnya lagi pada momen berikutnya memberi juga. Kalau atasan yang lebih tinggi lagi biasanya memberi menjelang lebaran dan sebagainya.

Kalau dihitung-hitung sebenarnya lebih besar uang dari atasan dibanding gaji bulanan. Orang-orang yang menerima uang seperti ini yang sulit berubah. Mereka termasuk rajinsholat, puasa sunnah dan membaca Al-Qur?an. Tetapi mereka sulit berubah. Ternyata hidup dengan korupsi memang membuat sengsara. Di antara teman-teman yang korupsi, ada juga yang akhirnya dipecat, ada yang melarikan diri karena dikejar-kejar polisi, ada yang isterinya selingkuh dan lain-lain.

Meski secara ekonomi mereka sangat mapan, bukan hanya sekadar mapan. Yang sangat dramatis, saya ingat teman sebangku saya saat kuliah di STAN. Awalnya dia sama-sama ikut kajian keislaman di kampus. Tapi ketika keluarganya mulai sering minta bantuan, adiknya kuliah, pengobatan keluarga dan lainnya, dia tidak bisa berterus terang tidak punya uang. Akhirnya ia mencoba hutang sana- sini. Dia pun terjebak dan merasa sudah terlanjur jatuh, akhirnya dia betul-betul sama dengan teman-teman di kantor. Bahkan sampai sholat ditinggalkan.

Terakhir, dia ditangkap polisi ketika sedang mengkonsumsi narkoba. Isterinya pun selingkuh. Teman itu sekarang dipecat dan dipenjara. Saya berharap akan makin banyak orang yang melakukan jihad untuk hidup yang bersih. Kita harus bisa menjadi pelopor dan teladan di mana saja.

Kiatnya hanya satu, terus menerus menumbuhkan rasa takutmenggunakan dan memakan uang haram. Jangan sampai daging kita ini tumbuh dari hasil rejeki yang haram. Sayaberharap, mudah-mudahan Allah tetap memberikan pada kami keistiqomahan (matanya berkaca-kaca) .

Sumber: ( Majalah Tarbawi Edisi 111 Th. 7/
Sukses milik siapa saja

Sukses milik siapa saja

(Belajar dari Kasman Singodimejo)

Oleh: Agung Pribadi (www.facebook.com/AgungPribadiPenulis) kontributor Komunitas Bisa! (http://on.fb.me/KomunitasBisa)

Mungkin banyak di antara kita yang tidak kenal Kasman Singodimejo. Beliau adalah salah satu pahlawan nasional dan pernah menjabat Jaksa Agung dan Menteri Kehakiman di masa Presiden Soekarno.

Tapi yang lebih penting Anda ketahui adalah masa lalunya dan bagaimana ia bisa mencapai posisi itu sekalipun dari kalangan bawah.

Kasman Singodimejo berasal dari kelas bawah. Ibunya buta huruf dan bekerja sebagai pedagang kain kecil-kecilan. Ayahnya seorang juru tulis. Untuk menghidupi 7 anaknya penghasilan mereka sangatlah kurang. Ia dilarang ibunya bersekolah, tetapi ia tetap memilih untuk bersekolah karena ia ingin sukses dan ia haus akan ilmu pengetahuan.

Untuk bisa membiayai sekolahnya sendiri Kasman bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia rajin menyapu, membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju. Dari sana ia mendapatkan makan, pakaian bekas dan uang untuk membiayainya sekolah Di HIS (Holland Inlandsche School) yaitu Sekolah Dasar untuk Pribumi pada masa Penjajahan Belanda di Indonesia.

Setelah itu dengan tetap bekerja sebagai pembantu ia melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Sejak sekolah ia tidak puas dengan ilmu yang didapat di sekolah. Ia masuk Muhammadiyah dan banyak belajar agama Islam dan belajar berpidato di sana. Pulang sekolah ia sering berlatih pidato. Ia selalu bekerja keras dan menyadari waktu itu sangat berharga karenanya ia selalu meluangkan waktu untuk menuntut ilmu dan bekerja. Ia akhirnya menjadi guru di sekolah Muhammadiyah.

Kasman memang pembelajar sejati. Ketika Jepang datang iapun bekerja keras dengan masuk menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air). Di sana ia mengikuti latihan-latihan militer dengan disiplin yang sangat ketat ala Jepang.

Ketika di PETA ia menjadi Komandan PETA di Jakarta. Pihak Jepang menganggap kedudukannya sebagai guru Muhammadiyah mempunyai nilai kepemimpinan. Di sana komandan sering berpidato. Kasman menyelipkan ajaran-ajaran agama ketika berpidato.Kasman sadar menjadi anggota PETA bukan berarti menjadi budak Jepang, tapi ia mau mencuri ilmunya.

Perjuangan Kasman cukup terdengar. Ketika Indonesia merdeka ia menjabat sebagai Jaksa Agung dan kemudian Menteri Muda Kehakiman. Tahun 1955-1959 ia menjadi anggota Konstituante (Badan Pembuat Undang-Undang Dasar).

Selain berkiprah dunia politik, ia masuk dunia bisnis. Sekali lagi ia menunjukkan keuletan seorang pekerja keras. Pada tahun 1955 Kasman ia menjadi Presiden direktur Gloria Trading Company di Glodok. Tahun itu juga ia mendirikan pabrik Rajut PT Gloria Knitting di Ancol, Jakarta Utara. Kedua perusahaan inipun sukses pada masa kepemimpinannya.

Kasman kini sudah meninggal, dan diangkat sebagai pahlawan nasional tahun 1995.

Kasman mengajarkan pada kita siapa saja bisa sukses asalkan mau bekerja keras dan tidak mau waktu terbuang sia-sia.

Jangan pernah menjadikan latar belakang kita dari kelas bawah sebagai EXCUSE untuk tidak sukses.

Sukses milik siapa saja yang ingin mencapainya.

No Excuse!

Bagaimana dengan anda?

Secara rutin kami mengirim pesan inspiratif ke member group bisa (bisa!1 s.d. bisa!7)

Jadikan diri Anda sebagai salah satu pintu ilmu dan inspirasi bagi rekan-rekan Anda.

Ajak rekan-rekan bergabung di group bisa!7 No Excuse!

CARAnya:

1. Masuk ke group http://bit.ly/Bisa7NoExcuse

2.Klik "Kirim Undangan - invite" lalu klik foto teman-teman

3. Klik "Bagikan+ (Share)" agar Grup ini muncul di Dinding Anda

4.Dengan mengajak semua orang yang anda kenal dan mengenal anda maka anda telah menjadi pintu ilmu dan inspirasi

Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Ramadhan

Peristiwa Sejarah Penting di Bulan Ramadhan

Agung Pribadi (Historivator)


Di Indonesia, Bulan Ramdhan seringkali diidentikkan dengan bulan tidak produktif.

Bulan Ramadhan identik dengan bulan liburan panjang dan tidur panjang.


Di Indonesia, masih terjadi salah kaprah.

Karena ada sebuah hadits Nabi yang mengatakan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, maka pada bulan ramadhan justru banyak orang yang ketika siang hari tidur-tiduran atau bermalas-malasan.

Kalau tidak percaya datang saja ke Masjid Istiqlal ketika bulan puasa, ramai sekali orang yang tidur.

Ramai di sini bukan berarti berisik melainkan banyak.


Padahal Nabi Muhammad tidak memberi contoh seperti itu.

Sejarah Islam dan sejarah Indonesia justru menunjukkan Ramadhan adalah bulan produktif, bulan prestasi.


Nabi Muhammad pada bulan Ramadhan justru melakukan perang Badar.

Perang itu menunjukkan kerja yang sangat keras dan berat.

Apalagi jumlah pejuang muslim sepertiga dari tentara kafir.

Belum lagi pejuang muslim sebagian besar hanya penduduk biasa, berlatar pedagang, budak, dll

sedangkan kelompok kafir sebagian besar memang petempur dan dipersenjatai lengkap.

Dalam keadaan berpuasa, tanpa berbuka, muslim memenangkan pertempuran di Badr.

Pada bulan Ramadhan (hari terakhir) justru terjadi pembebasan kota Makkah oleh Nabi Muhammad.

Pada bulan Ramadhan ini pula terjadi perjanjian Hudaibiyah.

Itulah contoh-contoh produktivitas Ramadhan yang diberikan oleh Nabi Muhammad.

Banyak juga contoh yang diberikan oleh para ulama masa yang lebih belakangan

Misalnya, di Mesir. Sukarelawan Ikhwanul Muslimin dan tentara reguler Mesir merebut Jazirah Sinai justru pada bulan Ramadhan 1973. Oleh karena itu operasi ini disebut Operasi Perang Badar Baru. Orang Israel dan Orang Barat menyebutnya Perang Yom Kippur karena terjadinya pada saat hari besar Yahudi yaitu Yom Kippur.

Fatahillah merebut Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527 M atau bertepatan dengan tanggal 22 Ramadhan 933 H. Kemenangan ini dianggap mirip dengan Pembebasan Kota Mekkah (Fathul Mekkah) yang diabadikan dalam Al Qur-an Surat 48 ayat 1 dengan sebutan Fathan Mubiina (kemenangan yang gilang gemilang). Kata-kata ini dalam bahasa Sansekerta disebut Jayakarta. Oleh karena itu sejak saat itu Sunda Kelapa diganti namanya oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau Jakarta.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga terjadi pada bulan Ramadhan. 17 Agustus 1945 itu bertepatan dengan 9 Ramadhan …. Karena ini adalah 10 hari pertama bulan Ramadhan atau disebut juga bulan Rahmat hal ini diabadikan dalam Pembukaan UUD 1945 dalam kalimat “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa….”.


Pada tahun 1945 bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Tahun 2011 ini juga bulan Ramadhan terjadi pada bulan Agustus. Jadi tidak ada salahnya Ramadhan tahun ini juga kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia dan membangkitkan bangsa ini untuk merdeka dari kemiskinan, korupsi dan keterbelakangan.

Jadi pelurusan sejarah kali ini menunjukkan bahwa walaupun tidurnya orang puasa itu ibadah tetapi justru para pendahulu kita member contoh bahwa bulan puasa adalah bulanya kerja keras.

Karena kerja keras dan berjuang nilai ibadahnya lebih tinggi dari ibadahnya tidur.

Wallahu A’lam bish Shawab


_____

Tentang Penulis

Agung Pribadi adalah Sarjana Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah.

Selama menjadi mahasiswa Agung dikenal sebagai aktivis mahasiswa dan sering menulis di media nasional maupun media mahasiswa.

Saat ini Agung Pribadi dikenal sebagai Historivator, penulis dan pembicara motivasi dengan pendekatan sejarah.

Prinsipnya, dari sejarah kita bisa membentuk masa depan.

Jadi teman Agung Pribadi di facebook, add friend di http://www.facebook.com/AgungPribadiPenulis