Teruslah Menulis! (

Teruslah Menulis! (Oleh-Oleh Silaturahmi dengan Mba Asma Nadia)

oleh Kang Dzanoer Yadie (http://on.fb.me/Kang_Dzanoer_Yadie)

Peserta pelatihan Minat Baca di Goethe-Institut, Jakarta dari Rumah Baca Asma Nadia

Apa kabar semuanya?

Moga teman-teman di Komunitas Bisa! ini selalu sehat dan tetap semangat.

Berikut adalah catatan kecil saya, saat saya bertandang ke rumahnya mba Asma Nadia.

Beberapa waktu lalu, 4-7 Oktober 2010, saya mengikuti work shop Peningkatan Minat Baca di Goethe-Institut, Jakarta. Kebetulan saya diamanahi, oleh mba Asma sendiri, jadi peserta mewakili Rumah Baca AsmaNadia (RBA) Ciranjang, Cianjur. Transport, uang makan selama di Jakarta, pihak RBA yang nanggung, hihihi...Sebagai konsekuensinya, selain tentunya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada mba Asma yang telah memberikan kesempatan kepada saya, juga saya menyempatkan diri silaturahmi ke rumah Mba Asma. Setor wajah ceritanya.:)

Walaupun waktu itu gerimis hujan, tapi tak menyurutkan niat saya untuk silaturami. Selain baru pertama kali, mungkin akan ada banyak hal, yang tak terduga, yang akan saya dapatkan. Entah itu spirit, kesempatan atau hal lain yang tentunya tidak harus materi. Apalagi ini kesempatan langka.Betul, hampir 3 jam lebih, saya, Mba Asma dan Ragil (dari RBA Tegal) ngobrol. Yang diobrolkan tentu banyak. Jarang-jarang, saya bisa ngobrol selama itu dengan penulis hebat sekelas Mba Asma.

Dan satu hal, oleh-oleh yang terus terngiang di telinga saya adalah “Teruslah menulis, Yadi. Jangan berhenti. Insya Allah kesempatan itu pasti ada.” Begitu kira-kira ucapan dari sekian ucapan yang keluar dari Mba Asma. Hehe...walaupun susunan ucapannya saya modif sendiri alias tidak sama persis, tapi maknanya sama. Hehe...lupa lagi soalnya.Sebenarnya kata-kata itu, sering saya dengar, bahkan sering saya ucapkan juga untuk memotivasi teman-teman di FLP, tapi malam itu saya mendengarnya serasa beda. Entah, karena yang mengucapkannya seorang penulis hebat, atau suasana saya yang waktu itu memang sedang butuh spirit, penyemangat atas keloyoan saya dalam menulis.

Memang saya sempat gamang dengan keputusan saya dalam menekuni dunia menulis. Bahkan saya sempat bertanya pada diri sendiri: mau sampai kapan saya menulis? Sampai di sini atau akan terus menulis sampai ajal menjemput?Saya juga sempat bosan dengan aktvitas yang satu ini (menulis). Apalagi, ketika dalam rentang satu tahun ini tak ada karya yang terbit (sebagian besar, ngendap di penerbit). Saya gamang, saya down.

Haruskah saya mencari pekerjaan lain selain menulis? Haruskah saya berhenti menulis?

Berhari-hari bahkan berminggu-minggu saya sering merasakan hal demikian. Bahkan, di tahun 2010 ini, komitmen saya dengan dunia menulis seolah diuji. Saya goyah, digoncang prahara. (Halah...!). “Berhenti saja saya menulis!” Begitu kira-kira emosi sesaat yang sempat timbul.Namun, kayaknya Tuhan tidak rela kalau saya harus berhenti menulis (hehe..pede!). Sampai akhirnya saya dipertemukan dan ngobrol dengan Mba Asma juga Mas Isa. Walaupun cuma sebentar saya ngobrol dengan Mas Isa, tapi banyak pelajaran dan manfaat yang saya dapatkan. Di antaranya spirit untuk terus menulis, menulis dan menulis. Jangan berhenti, sampai kesempatan baik itu menghampiri kita.

Semangat itulah yang akhirnya saya bawa dan terus patrikan di dalam dada. Sampai tulisan ini dibuat pun, tentu atas dasar semangat itu.

Dan di tahun 2011 mendatang, sudah menanti 2 buku saya yang akan terbit. Semoga. Tunggu saja!

Nah, bagaimana dengan Anda? Berhenti atau terus menulis? Monggo direnungkan!

Salam KaryaKang ‘Dzanoer’ Yadie

(Penulis buku Doa2 Patah Hati dan Nggak Takut Dosa?)

Buku bisa menyelamatkan kehidupan

Buku bisa menyelamatkan kehidupan

Isa Alamsyah

"Mba Asma, saya sudah hampir bunuh diri. Tetapi buku mba menyelamatkan saya," kata seorang remaja yang sudah sempat meneguk Baygon akibat putus Cinta. Buku "La Tahzan for Jomblo" membangkitkan semangat hidupnya.

"Mba Asma, saya sudah begitu dekat dengan perceraian, tapi akhirnya saya dan suami memutuskan untuk menata kembali rumah tangga kami setelah membaca buku Mba," ungkap seorang istri setelah membaca buku "Catatan Hati Seorang Istri."

"Mba Asma, saya sudah memutuskan bunuh diri. Saya sudah ngebut naik motor tidak peduli keselamatan saya. Entah kenapa saya akhirnya berhenti di mall dan mampir ke Gramedia. Lalu tanpa sengaja membaca buku 'Catatan Hati di Setiap Sujudku' dan semangat hidup saya bagkit kembali." tulis seorang pembaca di Surabaya.

Ungkapan di atas seringkali diungkapkan para pembaca buku Asma Nadia dalam berbagai kesempatan.

Ada yang bercerita bagaimana karya Asma Nadia mengubah hidupnya lewat email, ada yang menyampaikannya secara langsung dalam pertemuan, ada juga yang menyempaikannya lewat surat, dll.

Ungkapan cinta para pembaca, bisa jadi merupakan kepuasan tertinggi bagi seorang penulis.

Itu pula yang dirasakan Asma Nadia.

Bukankah itu juga merupakan kebahagiaan buat Anda jika bisa membuat orang lebih bahagia, membantu orang keluar dari kesulitan, menjadi sumber inspirasi?

Ada jalan yang mudah untuk melakukannya.

Menulislah. Buatkah karya tulis, buatlah buku.

Membuat buku jauh lebih mudah daripada Anda harus masuk politik untuk mengubah dunia, jauh lebih mudah dari pada Anda harus kaya raya dulu untuk menjadi donatur, jauh lebih mudah dari pada selalu aktif dalam berbagai kegiatan sosial yang terkadang harus meninggalkan tugas rumah tangga.

Jangan khawatir jika Anda sudah terlalu tua untuk menulis buku, atau merasa terlalu muda.Asma Nadia saja baru menulis buku di usia 27 tahun.

Jauh lebih tua daripada penulis KKPK yang sudah menulis di usia 8 - 9 tahun.

Saat ini Asma Nadia berusia 38 tahun dan sudah menulis 41 buku, puluhan antalogi dan mengsupervisi ratusan buku.

Beberapa karyanya sudah difilmkan di layar lebar, FTV, sinetron dan fragmen.

Jika bisa menulis satu kata, maka Anda bisa menulis satu kalimat.

Jika bisa menulis satu kalimat, Anda bisa menulis satu halaman.

Jika bisa menulis satu halaman, maka Anda bisa menulis satu buku.

Artinya, jka Anda belum mempunyai karya buku, bukan karena tidak bisa.

Tapi karena Anda tidak meyakini betapa buku bisa mengubah hidup Anda dan orang lain.

Percayalah hal itu, Anda pasti bisa punya buku.

Satu buku sebelum mati!

Anak Menulis Bukan Sekedar Bakat

Anak Menulis Bukan Sekedar Bakat

Isa Alamsyah

Ketiika Abdurrahman Faiz menerbitkan buku banyak yang bilang,

tentu saja Faiz bisa punya buku karena dia anaknya Helvy Tiana Rosa, penulis senior.

Ketika sepupu Faiz, Putri Salsa dan Adam Putra Frdaus menulis buku sendiri, orang juga bilang,

tentu saja Salsa bisa menulis Ibunya Asma Nadia penulis best seller.

Kalau memang mereka berdua menulis karena ibunya penulis,

lalu bagaimana Helvy dan Asma Nadia, kakak beradik bisa menulis,

padahal ayah dan bunda mereka bukan penulis.

Ternyata setelah ditelusuri bukan bakat yang membuat mereka menulis,

tapi lingkungan dan atmosfer lah yang membuat mereka menulis.

Asma Nadia mulai menulis karena terus disemangati oleh Helvy untuk menulis, bukan karena bakat.

Cerpen pertama Asma bahkan jadi lelucon bagi seniornya di teater,

dan buku pertamanya baru terbit setelah ia berusia 27 tahun.

Fakta ini cukup menunjukkan bakat menulis Asma dahulu tidak menonjol.

Helvy juga menyemangati anaknya Faiz untuk menulis.Setelah Faiz punya buku,

Putri Salsa semangat menulis karena tertantang melihat sepupunya punya buku. Ia panas setelah menghadiri launching buku Faiz.

Adam yang awalnya dikira cuma suka bola dan olahraga juga tidak mau ketinggalan. Ia juga menulis.Adam makin semakin membara untuk menulis setelah menghadiri launching buku lain.

Baik Helvy atau Asma keduanya bekerja cukup keras untuk mencetak anak-anak mereka menjadi penulis,

dengan selalu melibatkan pada banyak kegiatan penulis cilik.

Artinya bukan bakat yang membuat mereka menghasilkan buku, tapi semangat dan kerja keras.

Menulis adalah keahlian, dan setiap keahlian bisa dikuasai dengan latihan.

Masih tidak percaya menjadi penulis tidak perlu bakat?

Saya perkenalkan Raihana Abida (11 tahun) penulis buku "My Lovely Roomies"

yang diterbitkan oleh AsmaNadia Publishing House di seri "Kecil-Kecil Jadi Penulis"

Ayah dan Ibu Raihana bukan penulis. Di keluarganya pun tidak ada penulis.

Lalu bagaimana bukunya bisa diterbitkan?Karena ayah ibunya memberi lingkungan yang mendukung.

Ketika kedua orangtuanya melihat tulisan anaknya bagus, mereka mencari penerbit,

salah satunya Asma Nadia Publishing.Kebetulan Asma Nadia mencari karya anak dan melihat tulisan ini bagus karena memenuhi kriteria.

Pada buku karya Raihana ada pesan moral, seru (ada konflik), dan deskripsi menarik.

Asma Nadia sangat ketat menyeleksi buku anak terbitannya,

sehingga kalau sudah memilih satu karya anak diterbitkan,

bisa dipastikan kualitasnya di atas rata-rata penulis anak-anak kebanyakan.

Maklum penerbitan kecil, lebih baik tidak menerbitkan buku daripada buku yang tidak bermutu, begitu prinsipnya.

Kini terbukti, buku Raihana yang mempunyai pesan moral kepedulian sosial ini,

bahkan ada lembaga pendidikan yang merencanakan untuk menjadikan buku ini sebagai bagian dari kurikulum.

Dalam waktu dekat AsmaNadia Publishing Houuse juga akan menerbitkan buku pengarang cilik lain

bernama Diandra. Diandra adalah peserta workshop Menulis Asma Nadia "Fun Writting for Children".Ayah dan bunda Diandrajuga bukan penulis, tapi sangat mendukung.

Insya Allah karya Diandra juga akan segera terbit.

Jadi lingkungan dan dukungan keluarga jauh lebih penting dari sekedar bakat.

Jika ingin mengembangkan kemampuan menulis anak, ajak anak datang ke launching buku anak,

beli buku anak yang ditulis anak dan pilih yang bermutu.

Insya Allah anak jadi semnagat menulis.

Bangkitkan rasa "Kalau mereka bisa kenapa saya tidak bisa".

Masih tidak percaya menjadi penulis tidak perlu bakat?

Silahkan lihat di buku NO Excuse!

Dibuku ini terlihat jelas, banyak sekali bukti orang yang dianggap tidak berbakat di satu bidang,

ternyata setelah menggeluti bidang tersebut dengan dedikasi,

ternyata menjadi sangat unggul dibidang yang dulu dianggap tidak berbakat tersebut.

Di buku No Excuse juga akan kita temukan,

banyak sekali orang yang berbakat mereka mencapai puncak karena selalu mengasah kemampuannya,

bukan karena bakatnya.

"The Prince" Buku yang tak sempat diterbitkan semasa hidup

"The Prince" Buku yang tak sempat diterbitkan semasa hidup

oleh Isa Alamsyah

Buat yang belum tahu buku ini, membaca judulnya "The Prince" atau "Sang Paengeran", mungkin membuat Anda membayangkan sebuah kisah romantis antara sang pengeran dan calon permaisuri.Tapi kenyataannya buku ini sama sekali bukan buku tentang cinta sang pangeran.

Secara singkat bisa dikatakan bahwa buku ini mengajarkan pada para pemimpin untuk menggunakan KEKERASAN atau PERANG untuk mempertahankan kekuasaannya.Untuk berkuasa penuh, jangan terlalu peduli berapa darah yang harus dikorbankan, jika itu harganya untuk mempertahankan kekuasaan. Kurang lebih begitulah.

Buku ini dikarang oleh Niccolò di Bernardo dei Machiavelli (3 May 1469 – 21 June 1527) atau yang lebih sering disingkat Machiavelli

Buku yang tebalnya tidak lebih dari 100 halaman ini diterbitkan tahun 1532, padahal ditulis sejak 1513. Artinya butuh 19 tahun untuk membuat penerbit memutuskan bahwa tulisan ini layak terbit. Sayangnya tahun 1527 sang penulis sudah wafat, artinya ia tidak pernah tahu bahwa bukunya akhirnya diterbitkan.

Lalu bagaimana buku yang aslinya berjudul Il Principe ini tersebar?

Semasa hidupnya karya Machiaveli ini disebar diantara teman, yang beberapa di antaranya adalah orang berpengaruh, karena Machiaveli sendiri adalah seorang diplomat. Machiaveli sendiri menyerahkan buku ini sebagai upeti untuk raja.

Apa yang Anda pelajari?

Jangan pedulikan apa yang Anda tulis akan diterbitkan atau tidak.Tulis saja dulu apa yang Anda pikir perlu disampaikan. Itu saja dulu. Bahkan Machiaveli harus menunggu 14 tahun sampai meninggal, bukunya tidak diterbitkan. Lima tahun setelah wafat baru bukunya terbit.

Apakah ini saja hikmahnya? Well artikel ini belum selesai.

Ada pelajaran yang lebih penting lagi dari buku ini.

Kira kira dua setengah abad kemudian, buku ini dibaca oleh Napoleon Bonaparte (15 Agustus 1769 – 5 Mei 1821). Salah satunya karena terilhami dari buku ini, Napoleon melancarkan serangan ke berbagai negeri yang membuat Perancis menjadi salah satu negara paling ditakuti. Untung saja Napoleon lebih bijak dan selektif dalam penerapannya sehingga ia tidak menjadi pemimpin yang brutal.

Sayangnya empat Abad kemudian, buku ini menjadi pegangan Hitler, Musolini, Mao Tse-Tung dan Stalin. Kita sudah tahu akibatnya.

Selain The Prince, keempat diktator itu juga terilhami oleh buku Karl Mark dan Charles Darwin, dan baik Marx maupun Darwin juga pembaca The prince.

Stalin membunuh jutaan rakyatnya, Hitler mempelopori PD II yang membuat puluhan juta orang meninggal. Musolini berkoalisi dengan Hitler. Mao Tze Tung

Sekarang apa pelajaran lain yang bisa kita ambil?

Sebuah ide yang dibukukan bisa mempunyai pengaruh sampai berabad-abad lamanya?

Hanya saja ide Machiveli buruk sekali, sehingga menghasilkan pemimpin yang merusak.

Orang yang membacanya punya jalan pikiran yang rusak, dan jika ia berkuasa maka kekuasaannya juga merusak seperti Hitler, Musolini dan Stalin.

Bayangkan, jika begitu banyak orang dengan ide buruk dengan pikiran merusak menuliskan idenya dalam buku maka akan semakin banyak kerusakan di muka bumi.

Bagaimana mengantisipasinya?

Jadikan diri Anda sebagai orang baik yang menulis buku.J

adikan diri Anda sebagai orang baik yang menulis di media apa saja.

Semakin banyak buku bagus, semakin karya bagus maka kebaikan akan semakin tersebar.

Jika semangat menulis dimiliki orang yang mempunyai ide merusak, maka dunia akan semakin buruk.

Menulislah dari sekarang. menulislah yang mencerahkan.

No Excuse! Karena Anda pasti bisa!

Tip Menulis: Memilih Setting
Tip Menulis: Memilih Setting
Isa Alamsyah

Setting adalah tempat atau waktu sebuah cerita berlangsung.
Sekalipun pada cerita tertentu setting tidak terlalu penting (setting netral)
tapi dalam banyak cerita, setting justru menjadi kekuatan.
Setting yang tepat akan membuat cerita kuat,
setting yang menarik akan membuat magnet sebuah cerita.

Coba kita lihat film Titanic yang memecahkan rekor penjualan film sepanjang sejarah
dan baru terpecahkan belasan tahun kemudian.
Film Titanic tidak lain adalah kisah cinta.
Kisah ini bisa saja terjadi pada kapal apapun pada tahun kapan pun.
Tapi jika settingnya adalah kapal tidak jelas,
di waktu tidak jelas maka daya tarik film ini menjadi tidak luar biasa.
Tapi karena film ini mengambil setting karamnya kapal Titanic,
dan set filmnya memakan biaya yang super mahal,
film itu mempunyai daya tarik yang tinggi.
Didukung cerita yang kuat, film ini merajai perolehan Oscar.

Contoh lain mini seri Ramadhan Pintu Surga di Trans TV yang skenarionya ditulis Asma Nadia.
Film tersebut mengambil set tahun 1997.
Kenapa tahun tersebut.

Ketika tim perintis Pintu Surga datang ke rumah Asma Nadia untuk kerja sama skenario,
mereka menyampaikan alasan kenapa mengangkat setting tahun 1997-98.
Beberapa alasan di antaranya:
Mereka ingin mengangkat isu jilbab di larang di masa lalu.
Jadi settingnya memang harus sebelum reformasi.
Kedua, mereka juga ingin mengangkat cikal bakal isu reformasi, karena itu dipilih setting 1997-1998 bukan misalnya 90-an awal.
Selain itu, film yang diproduksi oleh tim News Trans TV ini ini memberi warna yang berbeda.
Dengan kata lain, pemilihan setting memang ada kepentingannya dengan cerita bukan sekedar asal comot.

Akhirnya terbukti, sajian Pintu Surga memang beda dari sinetron kebanyakan.
Karena settingnya beda, penggarapan beda.
Silahan saksikan dan buktikan sendiri; setiap hari sejak awal Ramadhan selama 30 hari, pukul 16.30 17.30, film ini ditayangkan.

Memilih setting yang ideal bukan tanpa resiko.
Lihatlah Titanic. karena settingnya kapal termewah maka biaya pembuatannya pun mahal.
Begitu juga Pintu surga. Karena memilih setting 1998 maka tim Trans TV harus mengumpulkan uang cetakan lama, mencari lagu-lagu lama dan riset lagu yang tren tahun tersebut.
Yang lebih parah adegan di jalan raya sering kali di cut karena banyak mobil mondar mandir dan semua mobil tahun 2000-an ke atas seperti
"Cut ada alphard lewat,..cut livina lewat...cut inova lewat...dst..."
Begitu juga baju anak-anak.
"Cut..itu anak pakai baju ben 10 dulu belum ada".
"Cut itu anak pakai sandal croc dulu belum ada."

Itu memang resiko pemilihan setting.
Di film, setting khusus berarti biaya lebih besar butuh waktu lebih lama.
Di cerita fiksi, cerpen atau novel, setting khusus butuh waktu khusus untuk riset.
Tapi bagaimana pekerjaan yang lebih berat biasanya hasilnya lebih memuaskan.

Intinya pilih setting karena alasan, karena kebutuhan
Bukan asal comot karena kita suka
Karena memilih setting khusus berarti ada kerja tambahan.


Adam, penulis cilik yang dulu tidak suka buku
Adam, penulis cilik yang dulu tidak suka buku
Isa Alamsyah

Sejak kecil Adam berbeda dengan Salsa.
Jauh sekali perbedaaannya, apalagi jika dihubungkan dengan dunia membaca dan menulis.
Salsa dengan mudah diajar membaca, sedangkan Adam sulit sekali.
Salsa sangat suka membaca, Adam sangat tidak tertarik buku.
Di kelas 2 SD Salsa bisa melahap buku Harry Potter yang tebalnya 300-an halaman hanya dalam hitungan beberapa hari, sedangkan Adam sibuk dengan mobil-mobilan.
Setiap kali kita, orang tua, beli buku Salsa tertarik membacanya, Adam hanya tertarik dengan gambar mobil yang ada di buku.
Ketika Salsa mulai suka baca koran, Adam hanya tertarik dengan gambar mobil yang ada di koran.
Jadi kalau orang bilang anak kecil bisa jadi penulis cilik karena bakat dan minat menulis dan membaca, itu salah. Karena Adam pada awalnya sama sekali tidak terlihat sebagai anak yang punya bakat membaca atau menulis.
Lalu bagaimana akhirnya Adam bisa menyukai membaca?
Begini ceritanya.
Minat anak sebenarnya adalah hasil dari pendidikan.
Minat bisa dibentuk dan dipancing.
Ini yang terjadi pada Adam.
Adam tidak suka membaca tapi ia suka mobil.
Maka bunda Asma Nadia membelikan sebuah buku berbentuk mobil, dan ada rodanya.
Adam kecil senang sekali, dan bermain main dengan buku mobil barunya.
Lama kelamaan Adam jadi ingin tahu apa yang tertulis di buku itu.
Lama kelamaan tanpa sadar Adam jadi senang membaca.
Kini Adam tidak begitu suka mobil-mobilan, tapi masih suka buku.
Itu awalnya Adam suka membaca.

Lalu kapan mulai menulisnya?
Setelah suka membaca, kami mulai mencoba membangkitkan minat Adam menulis.
Di usia 5 tahun Adam mulai dilibatkan untuk menulis.
Ia menulis untuk "Klik Man" dalam buku antologi.
Setelah itu selama 4 tahunan ia tidak pernah menulis lagi.
Adam sibuk main bola, main bulu tangkis, berenang dan berbagai kegiatan olah raga lainnya.
Saat itu kami melihat di situlah minat dan bakat Adam.
Hampir setiap olah raga yang didalaminya, ia menguasai dengan baik.
Karena itu akhirnya kegiatan Adam tidak jauh dari olah raga.
Kami pun tanpa sadar melupakan keterampilan menulis Adam.

Selanjutnya Adam mulai suka musik, ia belajar piano, gitar dan drum. Dan amazingly ia bisa bermain ketiga alat musik itu dengan kemampuan di atas rata-rata.
Begitulah Adam sibuk dengan dunia olah raga dan musik, dan kita hanya mensupportnya saja.
Kami semakin lupa mengasah keterampilan menulisnya.

Di sudut lain di rumah yang sama, kakaknya Putri Salsa, menerbitkan buku demi buku setiap tahun dan mencetak banyak Best Seller. Cool Skool, Best Friend Forever karya Salsa sempat menjadi no-2 terlaris dalam distribusi Mizan setelah Laskar Pelangi.

Ayahnya Adam, Isa Alamsyah dan Bundanya Asma Nadia juga terus menerbitkan buku.
Adam sesekali di ajak ikut kegiatan kepenulisan, tapi kesehariannya tetap sibuk dalam dunia olahraga dan musik.

Suatu hari, di usia 9 tahunan Adam datang ke bunda dan berkata,
"Bunda aku mau dong jadi penulis. Aku satu-satunya di keluarga yang bukan penulis. Ayah bunda penulis, Kak Salsa Penulis. "
Pertanyaan ini justru jadi titik balik Adam jadi penulis. Rupanya kegiatan orang tua dan kakaknya jadi perhatian Adam juga.

Selama ini kami berpikir Adam suka olah raga suka musik jadi kurang menggarap potensinya dibidang kepenulisan.
Rupanya ia juga punya minat di bidang kepenulisan.
Lalu mulailah kami berdiskusi dan Adam mulai menulis.
Beberapa bulan kemudian Adam mempunyai buku pertamaya "Mostly Ghostly" yang kocak dan edukatif. Tentang tiga anak yang tidak mudah percaya isu hantu dan membuktikan isu-isu yang didengarnya.
Setahun kemudian Adam menerbitkan buku keduanya "Mostly Spooky" yang merupakan seri dari Mostly Ghostly.
Buku Adam sangat menghibur dan banyak anak menyukainya.
Nilai pesannya juga kuat.
"Anak Indonesia tidak perlu takut hantu lagi!".

Adam jadi penulis karena memutuskan untuk jadi penulis.
Adam punya buku baru karena dibimbing dan dilatih untuk jadi penulis.
Bukan bakat yang membuat Adam jadi penulis tapi latihan dan pendidikan di rumah.
Bukan juga karena ayah bundanya penulis, karena kalau Adam tidak ditelateni mungkin tidak ada buku yang terbit seperti 4 tahun sebelumnya.
Belajar dari Adam, semua anak bisa jadi penulis.
Sebaliknya, anak penulis pun bisa tidak menulis kalau tidak di kader.
Adam punya niat, di usia 25 tahun punya 100 buku. WOW

Mau dengar lebih banyak kisah Adam dan Salsa menulis, dan bagaimana gaya pengkaderannya di rumah?
Hadiri Temu keluarga penulis. Full Team.
Adam Putra Firdaus, Putri Salsa, Asma Nadia dan Isa Alamsyah,
Jumat 22 Juli 2011 di TM Book Store Detos Depok Townsquare,
Jam 16.00 -18.00
Gratis Berhadiah

Jangan lewatkan workshop Sakinah Family
Workshop 3 in one for Powerful Family.
Minggu, 24 Juli 2011 Jam 09.00 - 17.00
Rumah Baca Asma Nadia Pusat,
Jalan Merapi Raya No. 42 Depok timur

No Excuse for Family by Isa Alamsyah 09-00 - 12.00
Think Dinar for Family by Endi J. Kurniawan 13.00 - 15.00
Sakinah Family by Asma Nadia 15.30 - 17.00





Motivasi setiap hari
Undang teman dan kerabat untuk masuk ke fanpage komunitas bisa (www.facebook.com/komunitasbisaindonesia atau group "bisa!" sebagai bentuk kepedulian, kasih sayang, dan amal jariyah.

Majalah Meeting and Conventions edisi Mei mengungkap : motivasi yang dikonsumsi secara teratur akan meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, serta pencapaian yang lebih baik.

Dalam buku berjudul Selling 101 alias 1001 Kiat Menjual karya Zig Ziglar, tertulis hasil pemikiran pakar biokimia Forrest Tenant, MD, Ph.D, bahwa tingkat hormon endorfin dan kortisol dalam darah akan meningkat sekitar 300 persen setelah mengikuti seminar motivasi. Ini mengakibatkan timbulnya semangat menggebu yang dirasakan para peserta seusai seminar. Penelitian ini dibuktikan melalui tes darah terhadap lima sukarelawan sebelum dan sesudah mengikuti seminar empat jam yang diselenggarakan Zig Ziglar suatu waktu di Anaheim, California, AS.

Tapi menurut Forrest Tennant, pengaruh ini memang tidak bertahan dalam jangka waktu lama. Itulah mengapa motivasi perlu dipertahankan dan dipelihara secara rutin.

Supaya kita BISA! terus termotivasi, kita harus selalu berkumpul dengan komunitas yang saling memberi Motivasi. Bisa!
Revolusi Pendidikan: Mendidik anak menulis sejak dini
Dari segi manfaat untuk kehidupan, di sekolah ada 3 jenis pelajaran.
Pertama, pelajaran/pendidikan yang pasti terpakai dalam kehidupan.
Kedua, pelajaran/pendidikan yang mungkin terpakai dalam kehidupan.
Ketiga, pelajaran/pendidikan yang pasti tidak terpakai dalam kehidupan (Kalaupun terpakai prosentasenya sangat sedikit)

Idealnya, kriteria pertama, pelajaran yang pasti terpakai dalam kehidupan, adalah inti dari pelajaran di sekolah. Bobotnya harus paling tinggi.
Sayangnya bobotnya dipukul rata.
Lebih buruk lagi tak jarang justru kriteria kedua dan ketiga yang paling banyak mendapatkan porsi sedangkan kreteria yang sangat penting yaitu yang pertama, banyak dilupakan.


Salah satu pendidikan yang pasti terpakai dalam kehidupan yang banyak terlupakan adalah kemampuan "MENULIS".

MENULIS adalah kemampuan yang pasti bermanfaat untuk kehidupan.
Menulis yang dimaksud dalam artikel ini bukan sekedar bisa menulis melainkan kemampuan menuangkan gagasan, ide atau imajinasi dalam bentuk tulisan.

Saat ini kemampuan menulis anak dikebiri dalam sistem pendidikan nasional.
Soal dibuat pilihan ganda tanpa esai, yang tidak lain adalah menulis.
Alasannya kepraktisan.
Alasan lain keragaman jawaban. Anak dilarang mempunyai beda pendapat, guru juga dilarang punya beda penilaian. Jadi harus seragam. (Kemampuan menulis dan berpikir diabaikan).

Padahal menulis atau kemampuan mengungkap ide dalam bahasa tulisan adalah kemampuan yang pasti bermanfaat dalam kehidupan.
Dunia berkembang seperti sekarang karena orang di masa lalu menulis.
Kita tahu apa yang terjadi di masa lalu juga dari tulisan.
Bahkan batas antara sejarah dan pra sejarah adalah peninggalan berupa tulisan.

Menulis adalah kemampuan yang pasti bermanfaat apapun pekerjaan kita.
Menulis akan membuat kita mempunyai nilai lebih dalam pekerjaan.
Dokter yang menulis, guru yang menulis, manajer yang menulis akan mendapat respek dari teman se-profesi yang tidak menulis.

Menulis akan membuat kita menjadi referensi. Di dunia ini jutaan orang menjadi ayah tapi hanya ayah yang menulis yang menjadi referensi. Demikian juga profesi lainnya.
Endi Junaedi, penulis buku Think Dinar, sejak bukunya diterbitkan di undang ke berbagai seminar tentang Dinar di berbagai wilayah Indonesia, dalam dan luar negeri.
Semua terjadi setelah bukunya diterbitkan.
Demikian juga saya dengan buku No Excuse, atau penulis Asma Nadia Publishing lainnya.

Lebih dari itu, menulis membuat kita abadi.
Badan kita boleh masuk ke liang kubur, tapi kalau menulis maka ide kita akan abadi.

Karena itu kami di BIsa Academy dan Asma Nadia Workshop selalu mencanangkan
Motto:
"SATU BUKU SEBELUM MATI"...BISA
dan mengadakan workshop kepenulisan untuk fiksi dan non fiksi buat dewasa yang ingin meningkatkan kemampuan menulis.
Juga untuk anak-anak untuk menjadi penulis cilik.
Semua dalam rangka membuat hidup lebih berarti.

Buat kita yang sudah terlambat dewasa belum bisa menulis (menuangkan gagasan lewat tulisan) tidak ada kata terlambat untuk memulai belajar.
Buat anak-anak yang masih dalam tahap pembelajaran.
Mulailah belajar menulis sekarang karena pasti bermanfaat di masa depan.


Menyusun Kalimat yang Kuat Dalam Sebuah Tulisan
Memilih kata dan kalimat yang kuat dalam sebuah tulisan (Tip menulis)
Isa Alamsyah

Salah satu kunci sebuah karya tulis yang kuat, baik itu fiksi atau non fiksi, adalah:
memilih kata yang tepat serta menyusun kalimat yang kuat, berisi, atau berbobot dalam dialog atau narasinya.
Makanya kalau kita nonton sinetron kita tidak merasakan apa-apa dari dialognya, karena sangat lemah, bahasanya aneh, dan sangat tidak membumi.
Tapi kalau kita menonton film yang berkelas, akan ada dialog yang kuat.

Shakespare sangat melegenda dengan kalimatnya "Apalah arti sebuah nama?"
Itu tidak lain diambil dari dialog antara Romeo dan Juliet
Juliet:
"What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet."
"Apa arti sebuah nama, sebuah mawar kita sebut apapun namanya tetap harum wanginya."
Sekalipun sekarang dalam teori ekonomi "sebuah nama" bisa bernilai triliunan rupiah,
tetap saja kata-kata tersebut melegenda.

Ciri-ciri kalimat yang kuat adalah, ketika ia berdiri sendiri pun
(tanpa terikat konteks cerita atau artikel),
ia tetap punya kekuatan magis, inspiring, dan menggerakkan.

Jendral Douglas Mc Arthur dari pidatonya yang panjang terkenal dengan slogannya
"I shall return!"

Jika ditelaah, buku Harry Potter pun banyak menulis kalimat yang kuat misalnya:
"If you want to know what a man's like, take a good look at how he treats his inferiors,
not his equals."
Kalau mau tahu kualitas manusia, lihat bagaimana ia memperlakukan orang di bawahnya,
bukan ketika memperlakukan orang yang setara dengannya.
J.K. Rowling (Harry Potter and the Goblet of Fire)

"It matters not what someone is born, but what they grow to be."
"Tidak masalah bagaimana seseorang dilahirkan, tapi yang penting bagaimana mereka tumbuh!"
J.K. Rowling

Saat ini salah satu buku Indonesia yang paling banyak di quote di Indonesia saat ini
adalah buku Sakinah Bersamamu karya Asma Nadia.
Kita bisa lihat di twitter, facebook, bahkan jadi slogan di beberapa status.

Beberapa kutipan yang sering muncul dari buku yang kini menjadi bacaan pasangan suami -istri
dan bahkan mereka yang belum menikah ini di antaranya:


Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan kita dengan sempurna #sakinahbersamamu


Keseimbangan bukan didapat dengan kekuasaan. Keseimbangan didapat dengan kesadaran untuk saling berbagi dan menerima #sakinahbersamamu


Tidak ada pernikahan sempurna, seperti juga tidak ada pasangan yang sempurna. Menikah adalah proses saling menyempurnakan #sakinahbersamamu


Perkawinan adalah tempat kita menyimpan amarah dan duka

Juga tempat kita mengekspresikan cinta dan kesetiaan #sakinahbersamamu


"Jika kau tanya kenapa aku memilihmu, itu karena Allah memberiku cinta yang ditujukan kepadamu." #sakinahbersamamu


Seringkali kita mencarinya terlalu jauh kemana-mana, padahal bahagia itu dekat. Ada pada setiap hati yang bersyukur. Kalbu yg bs melihat dg jelas deretan karunia Allah limpahkan kepadanya, dan bukan sibuk menghitung apa yg tidak dia miliki (Sakinah Bersamamu, page 78)


Jangan bahayakan cinta untuk hal-hal yang tak pasti dan hanya melahirkan penderitaan tak berujung (#sakinahbersamamu, page 80)


Jika cinta enyah dari matamu camkanlah, itu tak menghapus bayangmu sedikitpun

dari mimpi yang kupunya. #Sakinah Bersamamu


Keseimbangan bukan didapat dengan kekuasaan.
Keseimbangan didapat dengan kesadaran untuk saling berbagi dan menerima.

#SakinahBersamamu.


Bagai sebuah buku matamu adalah sekumpulan kisah dan bagai angin di pantai
matamu diam-diam menyeretku dari kegamangan #Sakinah Bersamamu


Asma Nadia sendiri memang mempunyai kelebihan
dalam menemukan kalimat yang kuat dalam narasi dan dialognya.
Tapi ingat, ini dicapai Asma Nadia berkat latihan dan kerja keras selama belasan tahun,
bukan sekedar bakat, jadi semua bisa juga melakukannya jika mau belajar dan berlatih keras.

Dalam novel terbarunya Rumah Tanpa Jendela , Asma juag banyak menulis kalimat yang kuat
seperti di antaranya:

Rara hanya ingin jendela. Bukan boneka barbie, tivi atau play station. Jendela, satu saja.

Dan hati ayah mana yg tdk terusik dan merasa bertanggung jawab utk melunasi mimpi anaknya? (Novel #rumahtanpajendela)


Al Fatihah itu jembatan rindu yg mengantar cinta dan kerinduan kpd orang2 terkasih di alam sana... (Novel #rumahtanpajendela)-

Apa yang dilakukan seorang ayah untuk mewujudkan impian anaknya, selain memahat impian ananda dalam di hatinya?
(Novel #rumahtanpajendela)


Nah sekarang kalau Anda membuat tulisan coba perhatikan di setiap halaman, apakah ada kata atau kalimat yang kalau dicomot sendirian bisa menjadi kalimat yang kuat.
Semakin banyak kalimat yang kuat dan inspiring, maka semakin lama karya Anda akan dikenang.

NoExcuse! Karena Anda bisa!


Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah (Bagian 2)

Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah (Bagian 2)


Evaluasi Ulang Metode Belajar Menulis di Sekolah (Bagian 2)

Isa Alamsyah

Apapun pekerjaan Anda, apapun cita-cita Anda, kemampuan menulis akan membuat Anda mempunyai nilai lebih.

Di sekolah kita sering dilatih untuk membuat kerangka karangan sebagai rangka bangun rencana membuat tulisan.

Pada prakteknya, kerangka karangan justru membuat kita terpaku pada rencana monoton dan kaku dalam kepenulisan.

Ada cara lain yang lebih efektif dan lebih kreatif dalam membuat rencana tulisan.

Silakan sebut ini kerangka rencana, kerangka ide, atau kerangka pikiran, atau bahkan Anda boleh menyebutnya kerangka karangan juga gak apa, tapi yang penting daftar pertanyaan ini perlu direnungkan sebentar sebelum menulis.

Jawabannya boleh ditulis, boleh disimpan di kepala. Selama pertanyaan ini masih mengendap di kepala maka

insya Allah kita akan menghasilkan tulisan yang berbeda, mengena dan impresif.

Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan yang harus dipikirkan ketika kita mau menulis.

Coba baca pertanyaan ini sebelum menulis, maka akan muncul percikan-percikan ide di kepala kita.

Tidak perlu tunggu sampai semua terjawab, ketika satu saja sudah ada jawabannya kita bisa mulai menulis.

Anggap saja proses menjawab pertanyaan di bawah ini sebagai proses pengembangan kreativitas sebelum membuat tulisan/cerita.

PERTANYAAN SEPUTAR IDE/ TEMA (Berlaku untuk fiksi dan non fiksi):Apa yang saya akan tulis? (Biasanya ini yang memicu kita mulai menulis)

Apa yang ingin saya sampaikan?

Kenapa tema/ide ini menarik saya untuk menulis dan bagaimana membuat pembaca juga tertarik?

Terpenting: Apa yang membuat tulisan ini berbeda sekalipun banyak ide/tema mirip sudah beredar?

Apa hal baru yang kita ingin sajikan?Apa yang unik dari yang kita sampaikan?

PERTANYAAN SEPUTAR ALUR (Berlaku untuk fiksi dan non fiksi):

Bagaimana cara menyajikan tulisan ini?

Bagian mana dulu yang mau diangkat? (Apakah flashback, kronologis, klimak, anti klimak?)

Bagaimana membuka opening yang menarik dan tidak biasa?

(Opening yang baik akan membuat pembaca terpikat untuk melanjutkan bacaannya)

Apa peristiwa (konflik) yang akan dimunculkan sehingga tulisan ini mempunyai nyawa (Tidak datar)?

Informasi Apa yang harus saya sembunyikan sehingga menimbulkan penasaran? Bagaimana membuka sedikit demi sedikit informasi agar terbangun klimaks?

PERTANYAAN SEPUTAR KARAKTER (Khusus untuk fiksi):

Idealnya, berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk kisah ini?Nama yang cocok apa? Apakah perlu nama?

Apa karakter terbaik untuk tokoh yang ditampilkan dalam cerita ini?Bagaimana cara terbaik mendeskripsikan karakter ini dalam kisah hingga kuat pengkarakterannya?

PERTANYAAN SEPUTAR SETTING WAKTU DAN TEMPAT (Khusus untuk fiksi):

Dimana setting tempat terbaik untuk tulisan ini?Kapan waktu terbaik untuk tulisan ini?

PERTANYAAN SEPUTAR ENDING ATAU CLOSING (Berlaku untuk fiksi dan non fiksi):

Apa ending terbaik untuk kisah ini?

Bagaimana membuat agar endingnya menyentak atau tak terduga?

Bagaimana agar pembaca puas setelah membaca tulisan ini hingga mereka mau merekomendasikan pada orang lain untuk membacanya?

Percaya atau tidak, sekalipun banyak penulis besar tidak melakukan check list pertanyaan seperti di atas, tapi secara naluriah, terjadi proses berpikir dalam pikiran mereka dengan pertanyaan dan jawaban yang muncul di kepala mereka.Sebagian besar langsung menumpahkannya dalam tulisan dengan tetap mempertahankan ide tersebut berkembang di kepala, sebagian lainnya menumpahkannya dalam kerangka karangan agar tidak lupa (Ingat, yang pertama muncul kerangka pertanyaan dan jawaban dulu dikepala - kerangka ide - lalu dijadilkan kerangka karangan, bukan buat kerangka karangan lalu memasukkan isinya).

Jadi bagaimana kesimpulannya.

Pertama muncul ide tulisan.

Kedua, lalu baca pertanyaan di atas, lalu pikirkan jawabannya, tapi jangan terpaku langsung saja tulis.Ketiga, tulis, tulis, tulis, jangan takut salah, jagan tunggu sempurna dan selesaikan.

Keempat, selesai ditulis, lihat lagi pertanyaan di atas, apakah Anda puas dengan tulisannya?

Kelima, jika belum masuk tahap komersial upload saja di blog, facebook notes, atau kompasiana, lalu tunggu responnya.

Jika tahapan ini Anda lakukan ketika menulis, maka tulisan Anda akan istimewa, karena Anda akan menulis lebih cepat tetapi tetap mempunyai standar tinggi dalam kepenulisan.

Silakan coba resepnya semoga tulisan kita semakin bagus.

Sebenarnya banyak contoh, visual dan video yang bisa membantu Anda memahami artikel ini lebih jelas, hanya saja karena keterbatasan fasilitas online, maka untuk sementara contoh, visual dan videonya hanya bisa ditunjukkan secara langsung saat workshop atau pertemuan off air lainnya.

Semoga dengan segala keterbatasannya, tulisan ini bisa memberikan manfaat.