Parenting: "Kalau Ada Waktu" buat anak-anak

Parenting: "Kalau Ada Waktu" buat anak-anak

Isa Alamsyah

Malam ini nampaknya akan jadi salah satu malam tersibuk,

karena saya harus menyelesaikan finishing 4 buku di satu malam di rumah.

Segala rencana sudah disiapkan, jam berapa sampai jam berapa mengerjakan yang mana dan seterusnya

sehingga sebelum tengah malam bisa selesai. Begitu rencananya.

Tiba tiba si bungsu Adam datang dan minta ditemani untuk melatih speed lari menggunakan treadmill.

Karena memang pelatih bola menganjurkan Adam berlatih speed, saya menemani Adam latihan, meninggalkan kerja.

Saya tidak mau menunda, mumpung ia sedang semangat dan untuk jaga momentum.

Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih cukup.

Setelah selesai dan sama-sama kelelahan, saya mulai duduk depan komputer dan siap bekerja mengejar target.

Belum lama berselang, setelah mengganti bajunya yang basah kuyup, Adam datang lagi ke kamar kerja,

kali ini minta diajarkan matematika, pecahan, desimal, persen, dll.

Sekali lagi saya tunda kerja, dan coba menerangkan sebaik mungkin cara mudah agar Adam bisa mengerti.

Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih bisa dikejar.

Belum selesai menemani Adam belajar, kali ini si sulung Salsa datang.

Ia mengajak diskusi tentang proyek presentasinya atau proyek workshop dari sekolah.

Kami berdiskusi cukup lama, apakah sebaiknya menggunakan power point atau movie maker,

bagaimana menentukan tema dan angle menarik dari workshopnya.

Selama diskusi, Adam sesekali menyelak untuk bertanya soal-soal matematika yang tidak dimengertinya.

Tanpa terasa (sebenarnya terasa sih), waktu sudah menjelang tengah malam, dan anak-anak harus tidur,

dan tidak satupun pekerjaan yang harus saya kerjakan sempat terpegang.

Nampaknya semua rencana tidak berjalan.

Dan saya mengantarkan anak-anak tidur.

Maklumlah, ibunya anak-anak sedang di luar kota, jadi malam ini saya urus anak-anak.

Selepas mereka tidur, saya baru bisa mulai bekerja dan tidak tidur sampai subuh.

Ada saat rasanya ingin mengatakan, "Please I'm busy" atau " Saya sedang sibuk, jangan diganggu!" dsb

Tapi saya memilih untuk membiarkan anak-anak mengganggu saya bekerja.

Seringkali orang tua berkata "Saya sibuk" ketika diganggu anak-anaknya.

Bahkan ada yang marah ketika diganggu saat bekerja di rumah.

Daripada menolak keinginan anak yang membutuhkan waktu saya,

saya memilih untuk menunda waktu kerja untuk anak-anak dan mengorbankan waktu tidur sebagai gantinya.

Kenapa? Karena rasanya tidak fair, waktu siang kita bekerja anak-anak sudah tidak bisa bertemu,

dan ketika malam pun pekerjaan mengambil waktu anak-anak kita.

Saya selalu ingat "Why"

Salah satu alasan kenapa saya harus bekerja, harus lembur mengejar target kerja adalah

agar anak-anak lebih sejahtera dan bahagia.

Agar ketika sejahtera, saya punya waktu bebas bersama anak-anak.

Jadi tidak fair rasanya kalau saya harus korbankan anak-anak karena sesuatu yang saya lakukan untuk MEREKA juga.

Karena anak-anak adalah "WHY" atau salah satu alasan saya bekerja,

jadi saya tidak mau membalik mengorbankan mereka karena pekerjaaan.

Tapi ini bukan berarti Anda tidak bekerja profesional.

Saya tetap mengejar target, hanya saja saya korbankan waktu tidur, bukan waktu bersama anak-anak.

Kadang-kadang memang harus demikian.

Salah satu yang paling dibutuhkan anak dari orang tua adalah "WAKTU"

Paling ideal adalah memberikan KWANTITAS dan KUALITAS WAKTU.

Kalaupun belum sanggup minimal KUALITAS WAKTU.

Waktu berkualitas adalah PERHATIAN.

Di antara kebutuhan waktu tersebut ada yang disebut MOMENTUM.

Hadiah waktu terbaik adalah MOMENTUM yang TEPAT.

Dan MOMENTUM yang tepat adalah saat mereka MEMBUTUHKAN.

Kapan saat anak-anak membutuhkan ORANG TUA, ya saat mereka meminta dan datang kepada kita.

Karena itulah saya sering meninggalkan kesibukan jika MOMENTUM kebutuhan anak datang.

Karena HADIAH terbaik adalah hadiah yang diberikan saat dibutuhkan.

Seringkali dalam seminar dan workshop motivasi saya tekankan:

"Segeralah kaya ketika muda. Segeralah sejahtera ketika anak-anak masih kecil"

Kenapa? Karena mereka butuh waktu kita ya saat mereka masih kecil.

Jangan tunggu punya kebebasan waktu ketika pensiun, atau makmur ketika tua.

Karena ketika tua mereka sudah punya teman, sudah punya organisasi dan sudah sibuk dengan dirinya sendiri.

Jangan disaat mereka sudah matang dan sibuk kita malah mengganggu mereka.

Apalagi kalau menunggu tua baru punya waktu, mungkin kesehatan kita juga sudah parah.

Karena itu, BUAT WAKTU untuk anak anak. Jangan KALAU ADA WAKTU.

Kalau kesejahteraan finansial belum cukup maka berikan WAKTU.

Waktu yang Anda miliki, dengan waktu yang dimiliki orang terkaya di dunia jumlahnya sama, 24 jam sehari.

Gunakan kekuatan WAKTU untuk membahagiakan anak.

Jangan katakan KALAU ADA waktu, karena SELALU SAJA ADA KESIBUKAN.

Waktu HARUS DISEDIAKAN, dan DISIAPKAN dan DIJATAHKAN untuk anak-anak kita.

Parenting Plan (Merencanakan Langkah Parenting) yang terlupakan
Parenting Plan (Merencanakan Program Parenting)
Isa Alamsyah

Coba ketik frase 'business plan' di google maka kita akan menemukan banyak artikel tentang rencana bisnis. Lalu ketik 'site plan', 'study plan', 'shopping plan' maka kita akan menemukan berbagai artikel yang berkaitan dengan rencana belajar, rencana belanja atau rencana pembangunan.

Sekarang coba ketik 'parenting plan' di google.
Tebak artikel apa yang muncul. Sudah coba?
Dulu, saya kira ketika melakukan itu yang muncul adalah berbagai konsep rencana dalam membuat program parenting, ternyata tidak.
Jika kita mengetik frase 'parenting plan' pada google, sebagian besar artikel yang keluar adalah tentang rencana pengasuhan anak ketika ayah dan ibu bercerai.
Isinya rata-rata tentang siapa yang mengasuh, rencana biaya pendidikan, rencana pengadilan, dsb. Artikel parenting plan yang muncul bukan tentang bagaimana rencana mendidik anak, metode pendidikan anak, membangun hubungan dengan orang tua, dsb.
Kalaupun ada parenting plan yang tidak terkait perceraian, biasanya terkait pada parenting plan bagi orang tua dari anak dengan kebutuhan khusus.

Artinya apa?
Artinya, saat ini banyak yang menjalankan parenting tanpa plan. Atau parenting tidak identik dengan rencana.
Kalaupun ada, rencana tidak hitam di atas putih, tidak tersistematisasi dan berjalan mengalir saja.
Sampai akhirnya kini istilah 'parenting plan' identik dibuat hanya ketika ada kasus perceraian atau anak dengan kebutuhan khusus.

Apakah benar parenting tidak perlu rencana?
Apakah hanya yang bercerai atau mempunyai anak dengan kebutuhan khusus yang perlu parenting plan?

Saya termasuk yang percaya dengan konsep profesional parenting.
Dans alah satu tugas orang tua adalah membuat rencana parenting.
Menjadi orang tua, kita harus punya rencana untuk masa depan anak.
Dengan program jelas untuk anak-anak, kita bisa menentukan berbagai kebijakan secara tepat.
Rencana mencakup, di anataranya?
Anak seperti apa yang kita harapkan?
Ilmu apa dan keterampilan apa yang harus dikuasai?
Bagaimana mengembangkan bakat dan minat secara maksimal?
Bagaimana mengembangkan sosial skillnya, life skillnya, dll?
Mana yang sudah tercapoai mana yang belum?
Dan berbagai plan lainnya.

Jika orang tua mempunyai rencana jelas untuk anak-anak mereka, maka anak anak tidak menjadi korban try and error dari orang tua.

Maukah Anda menyewa kontaktor rumah yang membangun rumah Anda tanpa rencana?
Mungkin lebih murah, tapi rumah tersebut bisa hancur kapan saja.
Kalaupun rumah tersebut kuat, mungkin Anda tidak suka bentuknya setelah jadi,
karena berbeda dengan yang dibayangkan sebelumnya.
Dengan rencana, kemungkinan buruk bisa diantisipasi.

Sudahkan Anda, para orang tua punya clear plan (rencana yamng jelas) untuk masa depan anak-anak mereka?

Artikel di sini tidak memungkinkan untuk menjabarkan utuh parenting plan yang bisa kita buat, karena itu kami akan berikan contoh parenting plan lengkap pada modul Workshop Smart and Fun Parenting Minggu 10 Juli 2011 ini.
Semoga kita bisa membuat rencana lebih jelas untuk anak-anak kita.
Amin...

*******

Ikuti Fun & Smart Parenting.
Workshop yang tepat untuk siapa pun yang ingin mendapat amunisi hebat untuk mendekati dan melejitkan potensi anak-anak.

Waktu 10 Juli 2011
Pukul 09.00 - 17.00.
di Rumah Baca Asma Nadia Lantai 2
Jalan Merapi raya No. 42 Depok Timur (depan)
Biaya Investasi Rp 300.000/ orang.

Suami - istri Rp 500.000 (berdua)
Manfaatkan juga paket disc untuk suami-istri perorang Rp. 250.000, agar pasangan punya visi yang sama dalam mengarahkan anak-anak.

Khadimat/baby sitter/ pembantu (Rp 200.000 sebagai peserta ke-3)
Paket ini juga bisa dimanfaatkanuntuk metraining baby sitter/khadimat/ mungkin ajak ibu mertua jika sering berbeda kebijakan terhadap anak-anak yang kadang dititipi ke mereka (pasangan plus khadimat/baby sitter(bertiga) orang ketiga hanya 200 ribu.

Tertarik? Hub Rifa Aulia 085218683858

***********
Parentivasi: The Power of Games and Play
Parentivasi: The Power of Games and Play
Isa Alamsyah

Bermain (Play) dan permainan (Games) adalah salah satu alat penting dalam parenting.
Apa sih bedanya bermain dan permainan? Keduanya mirip tapi sebenarnya berbeda.
Bermain menjadi permainan ketika sudah ada peraturan, ada menang ada kalah, ada kompetisi, ada target, dsb.
Misalnya kita main bola sendirian, oper kanan kiri, berlari having fun, itu namanya bermain.
Lalu kemudian teman kita datang, kita main oper-operan. Itu masih bermain.
Tapi ketika kita ajak teman kita adu akurat, adu banyak goal, itu sudah masuk ke games.
Games tidak harus bersama orang lain.
Sendirian pun kita bisa main games misalnya dengan main games komputer, dsb.

Nah artikel ini akan membahas lebih ke arah bagaimana sebuah play atau games sangat penting buat parenting.

Manfaat games untuk parenting.
1. Games dan play adalah proses pembelajaran dan pendidikan
Bagi orang dewasa, permainan terlihat seperti kegiatan tidak produktif.
Tapi bagi anak-anak, terutama anak balita, permainan itulah pelajaran dan produktivitas.
Ketika berlari, duduk, berjalan, merangkak, mereka sedang dalam proses pelatihan fungsi tubuh.
Ketika memegang, melempar, mereka sedang memperkenalkan otak pada dunia baru.
Tapi kalau kita mengira permainan adalah pembelajaran hanya untuk balita, itu juga salah besar,
karena sampai dewasa pun kita bisa belajar banyak dari permainan.

2. Games dan play adalah alat pemicu kebahagiaan dan kesenangan sekaligus alat pelatihan mental
Semua tahu kalau bermain akan memberikan kebahagiaan.
Begitu juga games. Ikut atau main games bisa memberi kebahagiaan.
Kalau tidak bahagia, ngapain juga bermain. Betul tidak?
Kebahagiaan dan kesenanagan jiwa berarti pertumbuhan yang baik bagi anak.
Tapi beda dengan bermain yang sebagian besar full happiness, games tidak demikian.
Karena dalam games ada menang dan kalah, dan tidak selamanya kita menang, maka games jadi pelatihan mental.
Dari games kita bisa belajar bagaimana kita bisa menerima kekalahan.
Bagaimana tetap berbahagia ketika kalah (tidak stres), dsb.
Sering kita melihat orang tua marah pada anak-anak:
"Udah gak usah main, bukannya senang-senang malah ribut (sama kakak, adik, dsb)!"
Ini adalah normal dan proses pembelajaran kehidupan yang penting.
3. Games dan Play adalah alat deteksi perkembangan fisik, psikologis, mental dan kecerdasan sosial anak
Dari permainaan, orang tua dengan mudah bisa mendeteksi perkembangan anak baik secara fisik, mental, psikologis, sosial, dsb.
Misalnya anak kita main lari-larian dengan teman-temannya. Dari situ kita bisa melihat seberapa cekatan anak kita, seberapa kuat fisiknya.
Jika anak kita tidak suka main games dengan anak-anak lain, kita bisa mendeteksi beberapa hal.
Mungkin anak kita tipe penyendiri. Mungkin anti sosial (gak suka kumpul).
Atau mungkin sebenarnya suka kumpul tapi dilecehkan jadi malu (berarti leadershipnya rendah saat itu). Maka dari berbagai indikasi ini kita bisa melakukan langkah antisipasi.
Misalnya anak-anak main bola.
Ada yang kena tangan tapi gak ngaku (dari situ kita bisa mendeteksi bagaimana anak menghargai atau tidak kejujuran dan sportivitas).
Ada anak yang kalah main bola tapi pasrah berarti kurang punya mental pemenang.
Ada yang kalah tapi emosi, berarti punya mental pemenang tapi rentan stres.
Ada yang kalah, marah, tapi dijadikan dendam positif (wah bagus tuh berarti sudah baca buku Dendam positif, he he...).
Ada yang menang lalu melecehkan yang kalah (berarti bisa superior tapi tidak simpatik),
dan ada berbagai perilaku yang muncul sehingga bisa kita jadikan alat deteksi sifat anak sehingga kita bisa melakukan antisipasi.

Beberapa sifat di bawah ini bisa dideteksi melalui games
Mental pemenang atau pecundang atau pasrah
Tipe pemimpin atau tipe pengikut.
Sportif atau tidak sportif
Mau menang sendiri (egois) atau tatat aturan.
Orientasi hasil dengan menghalalkan segala cara atau jujur.
Dari berbagai deteksi ini, kita bisa mengantisipasinya sejak dini.
Karakter lebih mudah dibentuk jika kita mendeteksinya sejak dini.


4. Games dan Play adalah alat untuk membuka pintu ilmu pengetahuan dan keahlian.
Karena games atau play bisa menumbuhkan rasa senang, maka kegiatan ini disukai oleh siapapun.
Itu sebabnya games dan play bisa digunakan sebagai pintu untuk kegiatan yang dianggap tidak fun atau membosankan.
Belajar mungkin bisa membosankan, tapi kalau diberikan dengan pendekatan permainan yang menarik maka akan menyenangkan.
Dan suasana senang akan membuat otak bisa menerima lebih baik ketimbang suasana stres.
Bukan hanya untuk anak-anak tapi konsep ini juga untuk orang dewasa.
Dalam setiap workshop yang kami adakan, baik workshop menulis dewasa atau apalagi anak-anak, workshop parenting, workshop no excuse, workshop sakinah bersamamu, workshop think dinar, dll, kami selalu memasukkan unsur games dalam materi, karena disitu otak lebih terbuka dan terpicu untuk menerima pengetahuan.
Bahkan ada instruktur pelatihan marketing dan manajemen yang minta kami membuatkan games untuk pelatijhan mereka. Kenapa? Karena games membuat suasana belajar jadi lebih menyenangkan.

5. Games dan Play adalah alat untuk mendekatkan orang tua dengan anak, kakak dengan adik, anak dengan teman-teman
Sekalipun ini tidak ditulis di awal, tapi ini merupakan salah satu fungsi yang terpenting.
Games adalah alat untuk mendekatkan orang tua dengan anak.
Untuk yang satu ini biasanya ayah atau para bapak lebih terampil dari bundanya.
Dari sebagian besar orang tua yang saya amati, saya melihat sebagian besar anak, terutama dalam kaitannya game komputer, sebagian besar anak lebih enjoy bermain dengan ayahnya.
Atau mungkin bisa dikatakan, sebagian besar ayah (pria) lebih bisa menikmati permainan anak-anak.
Kenapa?
Ada beberapa teori.
Pertama memang ada istilah 'guys don't grow up' atau 'pria memang tidak pernah dewasa' maksudnya dari kecil sampai dewasa, laki-laki suka bermain.
Kedua, mungkin wanita menganggap bermain bukan kegiatan produktif sehingga bermain bagi para ibu dianggap cuma hiburan dan yang produktif adalah belajar.
Terlepas dari itu semua, saya cuma ingin mengatakan, bagaimanapun bermain dengan anak sangat bermanfaat untuk membangun kedekatan ayah bunda dengan anak.
Anak sangat senang sharing pengalaman bermain dengan ayah bundanya.
Games membuat bahasa ayah dan bunda jadi sama dengan anak-anak.
Anak akan sangat senang berkompetisi dengan ayah bundanya, apalagi kalau bisa mengalahkan ayah-bundanya dalam permainan, mereka akan tumbuh lebih percaya diri.
Games akan menempatkan ayah dan bunda tidak selamanya sebagai superior.
Ada saatnya anak-anak punya momen superior di atas ayah bundanya, tidak selalu inferior, dan games memungkinkan itu secara alamiah.
Jadi sempatkan bermain dengan anak sampai anak dewasa sekalipun.

Sebenarnya masih banyak manfaat lain seperti:
6. Games dan Play adalah alat pemicu kreativitas (baik bagi anak maupun orang tua)
7. Games dan Play adalah alat penghapus kebosanan (Ketika menunggu, bete, dsb)
8. Games adalah alat pelatihan leadership anak kebosanan
9. Games sebagai sumber penghasilan
10. Games sebagai alat pembangun kepercayaan diri.
11. Games sebagai pintu pergaulan internasional, dsb.

Karena halaman notes ini tidak memungkinakan kami membahas semuanya, kami akan bahas lengkap dalam Workshop Smart and Fun Parenting yang kami adakan, atau pada artikel selanjutnya.

Parentivasi: Professional advice from my children!
"Salsa, I need your professional opinion! " kataku pada Salsa yang sekarang sekarang sudah kelas II SMP.
Sekalipun terbilang masih anak-anak Putri Salsa sudah membuat 5 buku yang termasuk Best Seller di toko buku.
"Coba Salsa lihat, bagusan gaya penulisan ini (deskriptif kronologis) atau yang ini (gaya trivia)?" tanyaku sambil menunjukkan 2 lembar tulisan yang sedang aku buat. Kisah inspirasi yang sama dengan gaya penceritaan yang berbeda.
Setelah membaca sejenak Salsa bilang, "Bagus yang ini Ayah, lebih berkesan!" saran Salsa mantap.
Adam (kelas 4 SD) yang ada di sekitar lalu datang. Nampaknya dia juga ingin memberi tanggapan. Rasanya salah kalau dia yang minta duluan, seolah aku under estimate pendapatnya.
Maka langsung aku bilang juga ke Adam.
"Adam, I need your pressional opinion! Bagus mana, ini atau itu!
Adam, yang cerpennya sempat masuk dalam antologi cerpen, lalu membaca, sedikit agak lama. Lalu bilang "Yang ini bagusan!" sambil menyodorkan lembaran yang sama pilihannya dengan Salsa.
Keesokannya saya tanya lagi kepada mereka. Kali ini aku tanya ke Adam duluan agar ia tidak merasa ditanya belakangan terus.
"Adam I need your professional opinion, ini letaknya bagus di sini atau di sana?"
kali ini aku bertanya tentang lay out visual.
Adam memberi opininya, Salsa Juga. Kali ini opininya berbeda. Kebetulan saya sepakat dengan Adam.
Ini bukan pertanyaan basa-basi, opini mereka sangat membantu saya menentukan gaya penulisan pada buku yang sedang saya susun. Apalagi Bundanya sekarang sedang ada di Jepang, jadi hanya mereka 'professional' writer terdekat yang ada.

Itu sekilas kisah proses saya membuat buku.
Saya melibatkan mereka, dan saya katakan "secara professional" supaya mereka tahu, pertanyaan ini bukan pertanyaan kepada anak-anak tapi kepada manusia utuh yang punya opini yang harus dihargai.

Bunda 'Asma Nadia' juga sering bertanya pada anak-anak tentang tulisannya. Bahkan ketika masih sangat kecil. Tapi karena karya Asma non fiksi kadang Caca, panggilan Salsa ketika kecil, memprotes endingnya, terutama kalau sad ending.
"Pokoknya Caca nggak mau dia mati! " kata Salsa suatu hari mengomentari cerpen Bundanya yang membuat tokoh utama mati".

Seberapa banyak orang tua melibatkan anak dalam pekerjaan mereka?
Ini bukan saja meringankan pekerjaan tapi juga membangun kepercayaan dirinya lo.
Bagaimana dengan Anda?
Tips Asma Nadia: Membangun Minat Baca dan Menulis Bagi Ananda

Tips Asma Nadia: Membangun Minat Baca dan Menulis Bagi Ananda

(Catatan Hati Bunda dari dua penulis cilik)


Asma Nadia

Bagaimana membangun minat baca anak?Bagaimana mengajak anak-anak tak hanya membaca tetapi juga menulis?

Apa yang mbak Asma lakukan hingga Putri Salsa dan adiknya Adam Putra Firdaus menulis?

Apakah menulis merupakan bakat dan faktor keturunan?

Pertanyaan-pertanyaan di atas sering sekali saya temui dalam berbagai acara talkshow, seminar dan roadshow terkait launching buku.

Secara lebih panjang lebar, poin2 di atas pernah saya kupas di buku Catatan Hati Bunda (Lingkar Pena Publishing House).

Baik Putri Salsa yang saat ini sudah berusia 14 thn dengan 8 buku (terakhir Little Miss Perfect, 2011),

maupun Adam Putra Firdaus (Mostly Ghostly, Mostly Spooky dan antologi Tangan-Tangan Mungil Melukis Langit) lancar membaca bisa dibilang tanpa melalui Taman kanak-kanak, saat mereka berusia 4 tahun.

Ayah bunda, kakak dan adik penulis

bersama si Ayah (Isa Alamsyah penulis buku No Excuse, Dendam Positif dan Cara Lebih Mudah Menemukan Titik Accupoint) kami mengajari anak-anak membaca secara bertahap, dengan menyediakan buku-buku sesuai usia mereka (sejak bayi beberapa bulan), juga membuat sendiri program power point di CD untuk mempercepat mereka membaca. Oh, ya sejak mereka ada kamar dan ruangan-ruangan di rumah didekor dengan aneka huruf, sampai pengaman di box pun demikian.

Setelah mengenal suku-suku kata dan mulai bisa membaca, saya menemani Salsa maupun Adam membaca setiap hari. Dimulai dengan buku-buku anak yang setiap halaman hanya berisi satu baris kalimat. Lalu bertambah kalimat baru masuk ke buku2 dengan satu paragraf setiap halamannya.

Tetapi bisa membaca tidak membuat anak-anak lantas suka membaca. Untuk Adam, tantangan menumbuhkan minat bacanya lebih besar. Dia tidak terlalu suka permainan huruf di komputer. Juga tidak tampak tertarik dengan buku seperti kakaknya. Belakangan saya mencari buku2 yang sesuai dengan minat Adam (saat itu dia suka segala hal tentang mobil). Alhamdulillah setelah itu Adam mau membaca dan dengan bangga mengoleksi setiap buku yang memiliki gambar mobil.

Saya bahkan berlangganan satu tabloid otomotif karena kegemaran adam ini dan agar dia mau membaca lebih banyak.

Setelah itu buku menjadi bagian penting dalam pertumbuhan anak-anak. Saya suka sekali hunting buku2 anak, di mana pun berada. Memberikan voucher boleh membeli buku senilai tertentu setiap mereka ulang tahun, misalnya. Tidak hanya waktu ultah, dalam berbagai kesempatan toko buku memang menjadi salah satu tempat favorit kami.

Bagi saya waktu untuk menumbuhkan kesenangan membaca bagi anak-anak tidak banyak. Saya harus bersegera karena akan susah menyalakan semangat membaca jika budaya menonton tivi lebih dulu tumbuh.

Membaca penggalan buku sebelum tidur, adl rutinitas pengganti dongeng ketika mereka kecil. Cara membacakannya pun sambil bermain. Kadang beberapa kata disembunyikan, mereka harus melanjutkan keterusan dari kalimat yang dibacakan. Berbagai kelucuan bisa muncul dari aktivitas ini.

Lalu, kapan anak-anak mulai menulis?

Little Miss Perfect, terbaru dari Putri Salsa

Bagi Putri Salsa, motivasi awal menulis ada bukan karena melihat si bunda menulis, tetapi justru setelah sepupunya, Abdurahman Faiz meluncurkan buku pertamanya. Saat itu seorang editor: Ali Muakhir justru yang pertama mengusik putri sulung kami dengan tantangan menulis.

Yang saya garisbawahi di sini: suasana launching penulis cilik, melihat teman sebaya yang menulis bisa menumbuhkan semangat anak-anak untuk mencoba ikut menulis.

Cool skool best seller Putri Salsa

Buku pertama Salsa: Dunia Caca ditulis saat Salsa berusia 7 th, dan terbit ktk dia berusia 8 thn. Berturut2 setelah itu lahir The cute little ghost, My Candy, Cool Skool, Best Friends Forever, selain beberapa antologi seperti di Maryam mah Kapok (saya menantangnya menulis cerita lucu bersaing dengan penulis2 dewasa yang piawai mengocok perut seperti Boim Lebon, Beby Haryanti Dewi, Fahri Asiza, Birulaut dll)

Maryam mah Kapok, Putri Salsa menerima tantangan menulis bareng penulis dewasa

Bagian paling berat adalah menyalakan semangatnya setiap waktu untuk tidak meninggalkan aktivitas menulis. Bagi Salsa sekarang menulis selain hobi adl proposalnya untuk mendapatkan keinginan, seperti izin ngumpul di rumah teman-temannya, ke mall, atau saat hpnya rusak dan membutuhkan ponsel baru.

Bagaimana dengan Adam?

Bungsu kami sempat menulis satu cerpen dalam antologi bersama, judulnya The Click Man (waktu itu Adam sedang gandrung dengan semua berbau super hero, minat bacanya dari otomotif berpindah ke superhero).

Tetapi setelah itu Adam tidak menulis apa pun.

Bagi kami ini bukti, memiliki Bunda atau ayah penulis, tidak lantas membuat anak-anak jadi penulis.

Adam tertarik dengan berbagai kegiatan olahraga: main bola (dia masuk sekolah bola SSI Arsenal dan beberapa kali sempat menjadi best player), badminton, tenis dan sekarang catur. Adam juga akrab dengan musik. Dia cukup bisa main piano, jago main drum dan belajar sendiri bermain gitar (via internet selain dipandu Om Eron-nya).

Dengan berbagai hobinya, kami mengira Adam tidak suka menulis.

Ternyata perkiraan ini salah.

Satu hari menjelang usia 9th, Adam mendatangi saya dengan wajah sedih... dan mengutarakan satu permintaan:

"Bunda, aku pengin jadi penulis."

Saya tercengang mendengarnya. Adam yang suka olahraga dan musik itu ingin jadi penulis?

"Adam pengin punya buku sendiri. Aku sedih di keluarga ini cuma aku yang bukan penulis. Aku sedih karena nggak kompak."

Ah...

Benar bahwa kami biasa mengajak Adam ke acara launching2 buku.

Benar Adam kecil bahkan biasa nempel di samping si kakak saat kakaknya dan penulis2 cilik lain talkshow tentang buku.

Benar bahwa dalam launching buku saya, si ayah dan kakaknya, adam selalu kami ajak duduk bersama di depan.

Tetapi Adam ternyata mengerti... kecuali dia ikut menulis, dia tidak sama dengan ayah, bunda, dan kakaknya yang duduk di depan audience dalam acara-acara buku.

Ternyata Adam memaknai arti kompak dalam keluarga kami dengan salah satunya ikut menjadi penulis.

Inilah momen di mana saya akhirnya benar-benar kemudian membimbing Adam menulis.

Dan satu persatu momen saat saya membimbing kakaknya menulis (awalnya dipangku, lalu didampingi di kamar, sampai akhirnya Salsa bisa menulis tanpa harus ada si bunda di dekatnya) berulang...

Mula-mula kami berdua ngobrol... buku seperti apa yang ingin Adam tulis. Temanya apa... siapa yang akan menjadi tokoh-tokohnya. Mengenali karakter anak, hal-hal yang menarik perhatiannya akan memudahkan bagi bunda mana saja (tanpa perlu bunda penulis) untuk menemukan tema-tema yang dekat dan karenanya jadi lebih mudah bagi ananda untuk dituliskan.

Setelah itu saya mendengarkan Adam bercerita... bagaimana kisah akan mengalir. Kadang untuk awal, lebih mudah bagi anak2 bercerita dengan lisan, ketimbang mengetikkannya di komputer.

Tetapi mengetahui kemana arah cerita, akan menghindarkan anak dari kebuntuan menulis.

Setelah Adam tahu kemana cerita akan bergerak... dia pun mulai mengetik sendiri cerita-ceritanya.

Ternyata Adam memiliki ketekunan luar biasa. Dalam sehari dia bisa menghabiskan waktu 3 jam di depan komputer untuk menyelesaikan satu cerita.

Mostly Ghostly: memburu gosip hantu-hantu, karya pertama Adam

Cerita-cerita yang ditulisnya awalnya tanpa tanda baca. Slonong boy... tanpa titik koma:) Tapi saya biarkan karena tidak ingin membuat learning shut down bagi dia yang baru mulai memproses diri.

Secara bertahap saya berikan aturan-aturan menulis.

Dan di sinilah saya berada. Memandang dua ananda yang telah berbagi cerita mereka ke anak-anak di tanah air.

Buku-buku Putri Salsa meraih best seller... buku terakhirnya malah memadukan fiksi dan nonfiksi, dengan memberikan semacam pojok ngobrol yang fun tapi menuntun tentang berbagai tema: mulai dari chatting, kesal sama adik, idola, naksir-naksiran, dengan ortu dsbnya...

Sampai saat ini sedikitnya ada 6 folder calon buku di komputer Salsa.

Bagaimana dengan Adam Putra firdaus?

Alhamdulillah hari ini buku keduanya berjudul Mostly Spooky: Hari Gini Masih takut Hantu? tiba.

Bersampul biru (ternyata pilihan bunda sama dengan pilihan sebagian besar rekan-rekan yang sudah memilih di link http://www.facebook.com/media/set/?set=a.10150610634620422.679191.121230480421 terima kasih untuk semua yang berpartisipasi).

Dua bukunya merupakan serial... yang seru dan lucu serta mengajak anak-anak tidak takut hantu. Ini lahir dari sebelnya si bungsu terhadap film2 horor nggak jelas yang marak di tanah air dan mengumbar poster-poster seram).

Mostly Spooky, buku kedua Adam agar anak-anak muslim tak takut hantu

Melihat Adam putra firdaus... binar di matanya, pelukan di bahu saya saat melihat buku keduanya ini, sungguh membayar habis jerih payah menelateninya menulis.

Bungsu kami ini dulu pernah kritis di rumah sakit selama 10 hari karena pendarahan otak, akibat kekurangan protombin (salah satu komponen pembeku darah) saat dia berusia 2 bulan.

Sungguh kebahagiaan melihat sosoknya kini...

Mohon doa rekan semua yang membaca tulisan ini

Semoga Allah menjaga Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus, kakak adik penulis ini agar tetap di jalan surga.

Menjaga semangat mereka agar tetap bisa menulis... syukur-syukur terus memiliki semangat dakwah meski dikemas menghibur bagi teman-teman sebaya mereka lewat buku-buku yang ditulis.

Menulis dan membantu menumbuhkan semangat kebaikan di hati pembacanya. Insya allah.

Anyway,

hal-hal di atas bisa dilakukan ayah dan bunda mana saja.

Kuncinya sabar dan kreatif... menilai tulisan mereka dengan sudut pandang anak-anak lain, bukan orang dewasa. Kedekatan dengan ananda akan sangat menjadi modal.

Melibatkan mereka dalam berbagai forum temu penulis cilik atau workshop yang tepat, bisa membantu. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana ayah bunda menjaga nyala semangat mereka untuk terus berkarya, yang jika tidak dijaga akan dengan mudah tenggelam oleh rutinitas dan kesibukan-kesibukan lain.

Sama-sama kita ajak anak-anak kita semangat membaca dan menulis!

Salam

Asma Nadia

INFO FUN WRITING FOR KIDS:

IKUTI FUN WRITING FOR KIDS 25 JUNI 2011

DI MERAPI RAYA NO 42 DEPOK TIMUR 16417

PENDAFTARAN HUB AULIA 085218683858 Email: aulia@tokoasmanadia.com

INFO WORKSHOP MENULIS DEWASA

19 JUNI 2011

DI MERAPI RAYA NO 42 DEPOK TIMUR

PUKUL 09-17.00

EKSLUSIF HANYA MAKSIMAL 50 PESERTA! 20 PENDAFTAR PERTAMA NASKAH CERPEN AKAN DIKOREKSI LANGSUNG OLEH ASMA NADIA DAN HELVY TIANA ROSA (PEMATERI)

PENDAFTARAN HUB AULIA 085218683858 Email: aulia@tokoasmanadia.com

NASKAH TERBAIK AKAN DITERBITKAN (BUKU ANAK ATAU DEWASA)!

Kata Pembaca:)

Dik Adam tahu nggak, adikku sekarang gak takut hantu lagi habis aku ceritain mostly ghostly, buku pertama adam. Kalau aku bilang; awas ada hantu, dia malah nanya: hantunya kayak gimana? Bisa nggak dimasukan ke botol hehehe.Aku jadi gak sabar bacain cerita mostly spooky sama adikku (Inayah Faradis)

adam adl penulis idola anakku (usia 9th), ketika melihat gambar ini, anakku langsung ingin sekali memiliki buku ini setelah buku adam y pertama 'mostly ghostly' ia miliki. Mostly ghostly adl bingkisan ultah dr kami buat hasna tahun kemarin. Semenjak punya mostly ghostly, anakku jd suka membaca. terimakasih yah Adam dah menginspirasi anakku...makanya, tahun ini aku akan menghadiahkan buku 'mostly spooky' buat kado ultahnya di usianya y ke 10 thn ini ^_^ (Irzi Gunawan Azzahra)

wahh,, sudah terbit ya?,, HORREY!!, adik saya menantinya mba! (Fath Qanitah)

PROMO:

ps: buku-buku Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus bisa diperoleh di berbagai toko buku di tanah air. Atau pesan online via (hubungi salah satu saja) Lemon: 087885273530 Email: lemon@tokoasmanadia.com Agung Pribadi: 085711946854 Email: agungpribadi@tokoasmanadia atau Aulia 085218683858 Email: aulia@tokoasmanadia.com

khusus Beli Online dua buku Adam Putra Firdaus, seri berani untuk ananda dengan paket diskon special!

Mostly Ghostly dan Mostly Spooky; dari harga normal total keduanya 39 ribu, cukup dibeli dengan Rp. 27.300 saja!

Hanya selama persediaan masih ada! Plus Tanda tangan penulis ciliknya:) Yuk ajak anak-anak membaca dan sekaligus menjadi berani karenanya! (selama persediaan online masih ada)

Workshop Parenting

Workshop yang tepat untuk siapa pun yang ingin mendapat amunisi hebat untuk mendekati dan melejitkan potensi anak-anak.

Pemateri adalah Pasangan Kompak Majalah Ayah Bunda (th
2000): Isa Alamsyah dan Asma Nadia.

Tidak perlu “ANAK BERBAKAT” untuk mencetak “ANAK HEBAT”
Kuncinya ada di rumah, ada di orang tua..
Dapatkan jawabannya di workshop "Ramadhan Smart
Parenting" bersama Asma Nadia dan Isa Alamsyah pada 14 Agustus 2010 di JDC
pukul 10.00 s.d. 18.00 (Sekaligus buka bersama).
Asma Nadia dan Isa Alamsyah duanya tercatat sebagai Pasangan
kompak versi majalah Ayah Bunda 2005 dan penulis buku parenting “Rumah Cinta Penuh Warna” dan “Catatan Hati Bunda”.

Delapan jam yang Anda berikan akan berarti dalam mengubah masa depan anak selamanya.
Sadarkah?
Orang harus punya SIM untuk nyetir mobil, tapi tidak ada
surat izin menjadi orang tua.
Orang harus ikut pelatihan, sekolah dan kuliah untuk bekerja,
tapi tidak ada pelatihan atau sekolah untuk jadi orang tua.
Padahal mendidik anak jauh lebih penting dan lebih rumit dari pekerjaan apapun.

Tahukah bahwa 2 tahun pertama adalah masa terpenting?
50% persen otak terbentuk, tapi hanya fisiknya bukan fungsinya.
Bagaimana agar otak berkembang secara maksimal fungsinya.
Bagaimana jika anak sudah lebih dari 2 tahun?
Tetap saja perlu dirangsang otaknya karena masih ada 50%
lagi otak yang bisa dikembangkan.

Tahukah Anda rata-rata kita hanya mengaktifkan 10% otak
kita? Terbayangkah betapa hebatnya anak kita kelak, kalau bisa
memaksimalkan otaknya dari sekarang.

Di workshop ini orang tua atau calon orang tua, pengasuh
anak, akan mendapat tips praktis yang tidak akan didapat dari workshop manapun
serta dilatih untuk menjadi orang tua yang cekatan, optimal dan menyenangkan.

Apa saja materi yang akan didapatkan:
@ Bagaimana membuat anak bisa membaca di usia sebelum TK tanpa
merasa tahu pernah belajar membaca.
@ Bagaimana anak bisa lancar bahasa Inggris tanpa kursus.
@ Bagaimana melatih pembantu, pengasuh, atau baby sitter yang bahkan
hanya lulusan SD bisa menjadi guru yang optimal bagi balita Anda.
@ Bagaimana membuat pembantu atau pengasuh dari desa menjadi tenaga
profesional untuk mendidik anak.
@ Bagaimana tehnik membuat anak bayi yang belum bisa baca, gemar membuka buku setiap hari dan tertarik membaca, tanpa terbebani.

@ Bagaimana membuat potensi anak bisa berkembang luas di berbagai
bidang.

@ Bagaimana membuat anak bisa banyak hapal ayat Quran diusia
dini padahal tidak pernah merasa dilatih mengaji.

@ Bagaimana anak merasa santai saja dan tidak gugup ketika berbicara di depan umum tanpa beban, tanpa malu.

@ Bagaimana membuat anak punya kepercayaan diri yang tinggi
dan lancar berkomunikasi.

@ Bagaimana membuat anak ketika lulus SMA atau bahkan lulus SMP sudah bisa qualified melamar kerja di lebih dari 10 profesi padahal tidak pernah merasa dibebani belajar.

@ Apa saja ancaman atau bahaya serius buat anak-anak yang tidak Anda
sadari bisa terjadi setiap hari di rumah?

@ Kalimat apa yang tidak boleh keluar dari mulut orang tua,
yang kalau keluar akan menghambat kecerdasan anak?

@ Bagaimana melibatkan anak dalam pekerjaan orang tua tanpa
mengurangi optimalitas kerja kita.

@ Bagaimana mengembangkan kinestetik anak dengan kegiatan
sehari-hari?

@ Bagaimana menjadi orang tua yang ekspresif dan kenapa kenapa
ekpresif itu penting?

@ Bagaimana menjadi orang tua menyenangkan?

@ Permainan apa yang bisa Anda buat di mobil, sambil ngantri, di jalan, sehingga
kreativitas anak selalu terpancing? Dan kenapa games penting buat anak-anak?

Isa Alamsyah dan Asma Nadia pemenang Pasangan Kompak Majalah Ayah Bunda (th 2000) selain merupakan pasangan yang memiliki keluarga penulis. Keduanya adalah orang tua dari Putri Salsa (14 th. Penulis 5 buku Best Seller, juara pidato bahasa Inggris, pemenang menulis surat buat presiden, pembicara seminar, juara kelas, dll) dan
ayah dari Adam Putra Firdaus (9 th. Penulis buku Mostly Ghostly, juara pidato (pildacil di sekolah), beberapa kali Best Player di Arsenal Soccer School, gamer jempolan, serta cukup terampil bermain drum, gitar dan piano)

Tertarik?
Biaya investasi hanya 300 rb
Early Bird s.d. 6 Agustus Rp 250.000
Manfaatkan juga paket disc untuk suami-istri, agar pasangan punya visi
yang sama dalam mengarahkan anak-anak. Rp 500.000 (berdua)
Paket ini juga bisa dimanfaatkan untuk metraining baby sitter/khadimat/ mungkin ajak ibu mertua jika sering berbeda kebijakan terhadap anak-anak yang mungkin kadang dititipi
ke mereka (pasangan plus khadimat/baby sitter(bertiga) hanya 700 rb.

Tertarik?
Hub Roonie 081282210742
Kenapa masih perlu mendongeng?

Kenapa masih perlu mendongeng?


Di zaman modern ini, sudah begitu banyak fasilitas pendidikan dan hiburan yang sudah tidak terhitung banyaknya.
Lalu apakah apakah masih perlu anak-anak mendengarkan dongeng?
Apakah masih perlu anak-anak membaca cerita?

Well, jawabannya ...anak lebih butuh mendengarkan dongeng daripada menonton film. Kenapa?
Kuncinya: IMAJINASI.
Imajinasi adalah salah satu kemampuan manusia yang membuat manusia lebih unggul dari mahluk lainnya.
Imajinasi hanya akan menjadi tajam dan kreatif ketika dirangsang dan di stimulasi.
Orang yang menonton film maka imajinasinya diambil oleh sutradara. Mereka tidak berimajinasi tetapi melihat hasil imajinasi orang.
Berbeda dengan ketika seseorang membaca atau mendengarkan dongeng.
Ketika orang membaca cerita "Harry Potter" dan deskripsinya, maka setiap pembaca akan berimajinasi dengan bayangannya masing-masing. Mereka punya bayangan yang berbeda tentang wajah Harry Potter, tentang sekolahnya, tentang makhluk-makhluk aneh di sekitarnya.
Tapi ketika mereka menonton film Harry Potter maka semua imajinasi terambil oleh sutradara.
Jika sejak kecil-anak-anak tidak suka membaca dan tidak dibiasakan mendengar dongeng atau cerita, maka imajinasi mereka tidak berkembang dengan baik.
Karena itu, selalu sediakan waktu untuk mendongeng dan bercerita, serta ajak anak mencintai membaca.
Jika ingin anak mencapai imajinasi yang lebih tinggi, dekatkan anak dengan kegiatan menulis.
Anak yang menulis, imajinasinya di atas rata-rata anak lain.
Mereka tidak hanya berimanjinasi tapi imajinasinya harus di atas rata-rata.
Selain itu anak yang menulis mampu menyatukan imajinasinya dengan kemampuan bahasa yang dituangkan dalam tulisan.

Dalam workshop kepenulisan anak yang kita berikan, membangun imajinasi merupakan salah satu kemampuan yang dikembangkan.
Di dalam workshop menulis anak, kami selalu menekankan imajinasi saja tidak cukup, tapi juga harus unik.
Unik saja tidak cukup tapi juga harus menarik.
Menarik saja tidak cukup tapi juga harus diminati.
dan seterusnya, sampai anak bisa menemukan imajinasi yang terbaik.

Ketika dewasa, kemampuan imajinasi bisa menjadi kemampuan membangun impian (dream) yang akan berpengaruh terhadap masa depan seseorang.
Artinya, imajinasi tidak hanya penting buat anak-anak tapi juga untuk kita.

Dalam buku No Excuse! kita bisa melihat, imajinasi atau dream atau cita-cita adalah modal yang tidak bisa diremehkan.
Modal utama Walt Disney menjadi orang terkaya di dunia adalah IMAJINASI.
Jadi jangan remehkan kekuatan IMAJINASI.

Penulis: Isa Alamsyah